​Apa itu Rais Aam di NU? Inilah penjelasannya

Jumat, 27 November 2020 | 10:39 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Apa itu Rais Aam di NU? Inilah penjelasannya


SEJARAH - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mendapat amanat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 menggantikan Prof KH Ma’ruf Amin.

Dikutip dari pemberitaan Kompas TV, Jumat (27/11), penetapan tersebut dihasilkan secara mufakat tim formatur Musyawarah Nasional (Munas) X MUI yang berlangsung pada 25-26 November 2020 di Jakarta.

Di jajaran Dewan Pertimbangan, Prof. Dr. KH Ma'ruf Amin terpilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI dengan Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Prof. Dr. Dadang Kahmad. 

Terpilihnya Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar pun mencetuskan pertanyaan di publik, sebenarnya apa arti dari Rais Aam? 

Baca Juga: Sinergi antara komunitas agama dan Ormas penting dalam penanganan Covid-19

Mengenal Rais Aam 

PBNU memiliki dua 'Ketua Umum' dengan adanya posisi Rais 'Aam dan Ketua Umum itu sendiri.

Dikutip dari situs resmi milik NU, Rais Aam adalah Ketua Umum yang diambil dari bahasa Arab. Istilah ini juga terkadang ditulis Rais Am. 

Namun, dalam tradisi NU, Rais Aam lebih kepada syuriyah yang beranggotakan para Kiai besar NU. Sementara itu Ketua Umum lebih kepada tanfidziyah (pelaksana) yang beranggotakan pengurus seperti organisasi lainnya.

Saat pertama Nahdlatul Ulama lahir pada 16 Rajab 1344 bertepatan pada 31 Januari 1926, kedudukan Rais Akbar diberikan kepada KH Hasyim Asy’ari.  

Namun, setelah Kiai Hasyim Asy’ari meninggal dunia, kedudukan tersebut secara istilah tidak digunakan lagi. KH Wahab Chasbullah yang menggantikan Kiai Hasyim Asy’ari lebih memilih istilah Rais Aam.

Nah, sejak itulah istilah Rais Aam digunakan di PBNU. 

Selanjutnya: ​Profil Miftachul Akhyar, Ketua MUI periode 2020-2025

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru