Apa Itu Cancel Culture di Media Sosial? Ini Arti, Sejarah, dan Dampaknya

Selasa, 27 Agustus 2024 | 14:02 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Apa Itu Cancel Culture di Media Sosial? Ini Arti, Sejarah, dan Dampaknya

ILUSTRASI. Cancel Culture di Media Sosial: Arti, Sejarah, dan Dampaknya


CARI TAHU - JAKARTA. Kenali arti cancel culture yang muncul di media sosial. Kata yang biasanya muncul saat seorang aktor, aktris, dan tokoh terkena masalah yang perlu dipahami oleh penggemar maupun masyarakat.

Ada beberapa negara yang kerap menerapkan cancel culture yakni Korea Selatan dan Amerika Serikat. 

Cancel culture merupakan fenomena sosial di mana individu atau kelompok dihakimi dan diboikot secara publik. Sering kali aktivitas ini di media sosial, karena dianggap telah melakukan sesuatu yang salah atau kontroversial.

Nah, ini bisa berupa tindakan, pernyataan, atau perilaku yang dinilai melanggar norma atau nilai-nilai tertentu.

Dalam cancel culture, orang atau entitas yang "di-cancel" sering kali kehilangan dukungan, pekerjaan, atau pengaruh, karena masyarakat atau komunitas memutuskan untuk tidak lagi mendukung atau mengikuti orang tersebut. 

Baca Juga: Apa Arti Kata Effort dalam Bahasa Gaul dan Percintaan, Pahami Penggunaannya

Sejarah cancel culture

Cancel Culture

Sejarah cancel culture sebenarnya telah ada jauh sebelum media sosial seperti Facebook dan Twitter populer. Menurut The New York Times, pada tahun 1991 di China muncul frasa baru dalam bahasa gaul yaitu "renrou sousuo," yang secara harfiah berarti "pencarian daging manusia."

Istilah ini merujuk pada upaya kolektif pengguna internet di China untuk menjawab pertanyaan atau mencari informasi tentang orang tertentu. Mereka menggabungkan pencarian online dengan informasi yang diperoleh secara offline dan kemudian mempublikasikan hasilnya.

Tujuan utamanya sering kali adalah untuk mengidentifikasi orang yang diduga terlibat dalam korupsi atau perilaku tidak bermoral. Setelah informasi tentang individu tersebut dipublikasikan, mereka akan menghadapi kecaman verbal dan diisolasi dari komunitas.

Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal cancel culture, yang mulai berkembang sejak 2017 dan terus populer hingga saat ini.

Baca Juga: Mengenal Majas dalam Bahasa Indonesia, Jenis-Jenisnya, dan Contohnya

Penerapan cancel culture

Saat ini, salah satu negara yang seringkali melakukan cancel culture adalah Korea Selatan. Cancel culture di Korea Selatan biasanya dilakukan terhadap tokoh publik atau selebriti Korea yang tersandung skandal. 

Bentuk cancel culture di Korea pun bermacam-macam seperti pembatalan sejumlah kontrak kerja sama, pengurangan scene dalam sebuah drama, penghapusan peran, boikot dan jumlah fans berkurang. 

Cancel culture memiliki dampak yang luas dan kompleks, baik bagi individu maupun masyarakat. Berikut adalah beberapa dampaknya:

1. Dampak Terhadap Individu

Saat cancel culture dilakukan ke individu, ada beberapa dampak yang terjadi.

  • Kerugian Reputasi: Individu yang menjadi target cancel culture sering kali mengalami kerugian reputasi yang serius. Mereka dapat kehilangan pekerjaan, kesempatan karier, dan dukungan sosial.
  • Tekanan Psikologis: Dikecam secara publik dapat menyebabkan tekanan emosional yang signifikan, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.
  • Kehilangan Privasi: Proses cancel culture sering melibatkan penyebaran informasi pribadi, yang dapat mengakibatkan hilangnya privasi bagi individu yang terkena dampaknya.

2. Dampak Terhadap Masyarakat

Saat cancel culture diterapkan untuk lapisan masyarakat tertenu bisa menimbulkan masalah ini.

  • Polarisasi Sosial: Cancel culture dapat memperdalam polarisasi dalam masyarakat, karena orang-orang cenderung berkelompok berdasarkan pandangan dan nilai-nilai tertentu, sehingga memperuncing perbedaan dan konflik.
  • Pembatasan Kebebasan Berekspresi: Karena takut akan pembalasan, orang mungkin menjadi enggan untuk mengungkapkan pandangan atau opini yang kontroversial, yang dapat membatasi kebebasan berekspresi dan dialog yang sehat dalam masyarakat.
  • Penghakiman Sosial: Cancel culture bisa mendorong penghakiman sosial yang cepat dan tidak selalu adil, di mana individu atau kelompok dihukum tanpa proses yang jelas atau kesempatan untuk membela diri.

3. Dampak Terhadap Perusahaan dan Organisasi

Terakhir, ada beberapa dampak saat cancel culture dilakukan ke Perusahaan dan Organisasi.

  • Kehilangan Konsumen: Perusahaan yang terlibat dalam kontroversi dapat kehilangan konsumen yang memboikot produk atau layanan mereka.
  • Kerugian Finansial: Selain kehilangan konsumen, perusahaan dapat menghadapi kerugian finansial akibat penurunan penjualan atau kerusakan reputasi.
  • Tekanan untuk Bertindak: Perusahaan sering kali berada di bawah tekanan untuk mengambil tindakan cepat, seperti memecat karyawan atau menarik produk, yang dapat berdampak pada operasi dan citra perusahaan.

Demikian beberapa penjelasan terkait cancel culture yang muncul di media sosial yang wajib diketahui dampaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti

Terbaru