HARI PENTING - Hari Jamu Nasional 2024 diperingati pada Senin, 27 Mei 2024. Sejarah Hari Jamu Nasional diresmikan di Istana Negara Pada 27 Mei 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Tujuan Hari Jamu Nasional untuk memberikan penghargaan pada Indonesia yang masih memiliki banyak rempah-rempah berkhasiat. Adanya Hari Jamu Nasional 2024 juga sebagai penanda bahwa jamu bisa mendunia dan sebagai warisan asli budaya Indonesia.
Lantas, apa itu Hari Jamu Nasional 27 Mei dan seperti apa sejarah Hari Jamu Nasional?
Baca Juga: 30 Twibbon Hari Jamu Nasional 2024, Yuk Bangga Minuman Tradisional Indonesia!
Apa itu Hari Jamu Nasional 27 Mei?
Hari Jamu Nasional adalah peringatan dan penghargaan kepada Indonesia yang memiliki banyak rempah-rempah berkhasiat dan kearifan lokal. Jamu atau djamoe merupakan singkatan dari djampi yang berarti doa atau obat dan oesodo (husada) yang berarti kesehatan.
Sehingga, djamoe adalah doa atau obat untuk meningkatkan kesehatan. Dikutip dari laman Perpustakaan Universitas Brawijaya, jamu adalah minuman herbal tradisional asli Indonesia yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti akar, daun, buah, biji-bijian, atau rempah-rempah yang dicampur dengan air dan bahan pengemulsi seperti gula atau madu.
Baca Juga: 27 Ucapan Hari Jamu Nasional 27 Mei 2024 yang Bisa Dijadikan Caption di Media Sosial!
Jamu memiliki manfaat kesehatan dan juga merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia, karena telah digunakan oleh masyarakat Indonesia selama berabad-abad sebagai obat alami untuk mengobati berbagai macam penyakit dan menjaga kesehatan.
Berbagai jenis jamu yang ada di Indonesia memiliki manfaatnya masing-masing. Misalnya, jamu kunyit asam untuk meringankan rasa sakit haid, menyegarkan tubuh, dan mencegah sariawan.
Ada pun jamu temulawak merupakan salah satu jamu yang paling populer untuk menyembuhkan penyakit hepatitis karena memiliki fungsi untuk mencegah penyakit hati dan dapat menurunkan kolesterol.
Baca Juga: Kumpulan Ucapan Hari Jamu Nasional 2024, Cocok Jadi Ide Caption media Sosial
Sejarah jamu di Indonesia
Jamu sudah ada sejak sebelum masa penjajahan Belanda. Namun, sejak zaman penjajahan Belanda pada awal abad ke-17, para dokter berkebangsaan Belanda, Inggris ataupun Jerman tertarik mempelajari jamu.
Dirangkum dari laman KMTPHP UGM, beberapa di antaranya menuliskannya ke dalam buku seperti “Practical Observations on a Number of Javanese Medications” oleh dr. Carl Waitz pada tahun 1829.
Isi buku antara lain menjelaskan bahwa obat yang lazim digunakan di Eropa dapat digantikan oleh herbal/tanaman (jamu) Indonesia, misalnya rebusan sirih (Piper bettle) untuk batuk, rebusan kulit kayu manis (Cinnamomum) untuk demam.
Baca Juga: Ini 13 Minuman Herbal untuk Asam Lambung yang Bisa Anda Coba, Catat ya
Seiring berjalannya waktu penemuan-penemuan mengenai khasiat jamu makin banyak bermunculan.
Penggunaan jamu meningkat tajam saat penjajahan Jepang. Dalam kurun waktu tersebut, terdapat tiga pabrik jamu besar yang berjaya yaitu PT Jamoe Iboe Jaya (1910), PT Nyonya Meneer (1919) dan PT Sido Muncul (1940).
Hingga akhir abad ke-20, berbagai penelitian bahan alam Indonesia (tanaman, hewan dan mineral) dikembangkan secara individu oleh institusi pendidikan atau lembaga penelitian pemerintah.
Baca Juga: Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) Bagikan Dividen Rp 540 Miliar
Tetapi, kurangnya perhatian pemerintah dalam perlindungan hak kekayaan intelektual dan/atau hak paten kepada peneliti-peneliti Indonesia menyebabkan banyak tanaman asli Indonesia dipatenkan di luar negeri.
Diantaranya xanthorrizol dari Curcuma xanthorriza dan buah merah (Pandanus conoideus)
Berlatarbelakang semakin pudarnya eksistensi jamu di negeri sendiri, pada 27 Mei 2008 Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudoyono secara resmi menetapkan tanggal 27 Mei sebagai hari kebangkitan Jamu Indonesia sekaligus meresmikan jamu sebagai kearifan lokal milik Indonesia.
Demikian penjelasan mengenai apa itu Hari Jamu Nasional dan sejarah Hari Jamu Nasional 27 Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News