Social Climbing - Social climbing atau panjat sosial adalah salah satu istilah yang sering digunakan di media sosial. Panjat sosial atau pansos seringkali memiliki konotasi negatif.
Pasalnya, sebutan pansos seringkali diberikan kepada seseorang yang gemar memamerkan semua yang dimiliki demi menaikkan status sosial dirinya.
Social climbing atau panjat sosial juga sering disematkan ke masyarakat yang mendadak kaya atau kadang dikenal dengan istilah "orang kaya baru" (OKB).
Lalu, apa itu fenomena social climbing atau panjat sosial dan contoh social climbing?
Baca Juga: 7 Kegiatan Seru untuk Mengisi Waktu Luang!
Apa itu social climbing?
Social climbing atau panjat sosial adalah perpindahan anggota masyarakat dari kelas sosial yang lebih rendah ke kelas sosial yang lebih tinggi.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, panjat sosial adalah usaha yang dilakukan untuk mencitrakan diri sebagai orang yang mempunyai status sosial tinggi, dilakukan dengan cara mengunggah foto, tulisan, dan sebagainya di media sosial.
Sehingga, panjat sosial adalah seseorang yang ingin memiliki status sosial lebih tinggi dari status sosial sebenarnya melalui dunia maya atau media sosial.
Biasanya pemanjat sosial ini melakukan berbagai cara agar dapat diterima dan dihargai oleh lingkungan luas maupun kelompok tertentu.
Baca Juga: Menimbang potensi sport-tourism Indonesia
Apa saja contoh social climbing atau panjat sosial?
Beberapa contoh social climbing atau panjat sosial (pansos) antara lain:
- Mengunggah foto sedang berkumpul dengan kalangan tertentu yang dianggap memiliki status sosial tinggi di masyarakat
- Mengunggah foto dan memamerkan dirinya menggunakan barang bermerek
- Mengunggah mirror selfie dengan memperlihatkan seri iPhone terbaru
- Mengunggah foto sedang makan siang atau malam di rumah makan mewah
- Mengunggah foto sedang berlibur ke tempat mewah bahkan luar negeri
Baca Juga: 4 Film Terbaru Netflix Tayang Minggu Ini, Simak Jadwal Tayang Extraction 2
Penyebab social climbing atau panjat sosial
Penyebab perilaku panjat sosial atau social climbing adalah rasa kurang percaya diri dan tendensi ekstrem untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Meski dari luar seorang social climbing tampak atraktif dan mudah bersosialisasi dengan orang lain, sebenarnya mereka cenderung tidak percaya diri dan merasa dirinya kurang apabila dibandingkan dengan orang lain.
Dikutip dari Kompas.com (10/6/2020), orang yang pansos akan selalu melihat orang lain lebih baik dari diri mereka dalam hal karir, penampilan, serta karakter diri.
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Georgia State University, fenomena seseorang menjadi social climber merupakan bentuk perubahan cara bekerja otak seseorang.
Meski demikian, studi mengenai kasus ini masih terbatas pada hewan, dan bukan pada manusia.
Hasil penelitian membuktikan bahwa sel saraf menjadi lebih responsif terhadap serotonin pada hewan yang terbiasa menjadi “pemenang” di kalangannya dibandingkan dengan hewan yang biasa-biasa saja.
Baca Juga: Cari Tahu yuk, Ini 5 Manfaat Olahraga Panjat Tebing untuk Kesehatan
Ciri-ciri orang panjat sosial atau social climbing
Sementara itu, beberapa ciri-ciri orang panjat sosial atau social climbing antara lain:
1. Berteman karena status sosial
Seorang pansos biasanya akan berteman dengan orang lain hanya berdasarkan status sosial. Mereka akan menyaring teman berdasarkan apa yang orang tersebut gunakan, lakukan, atau miliki.
Misalnya, orang itu menggunakan barang-barang mewah, atau orang tersebut memiliki jabatan, aset, harta, fisik, sehingga ia akan mendekatinya guna memperoleh status sosial lebih tinggi.
Baca Juga: Telkomsel Siaga Optimalkan 233 Ribu BTS, Promo &Layanan Pelanggan Sambut Nataru 2023
2. Berteman dengan orang-orang ‘penting’
Orang panjat sosial atau pansos umumnya tidak tahan untuk memberi tahu mengenai orang-orang penting yang mereka kenal atau orang penting yang diketahui oleh temannya.
Selain itu, mereka juga akan mencari tahu apakah kits juga punya kenalan terhadap orang-orang penting lainnya yang dapat didekati atau tidak.
3. Peduli terhadap penampilan
Ciri-ciri orang pansos lainnya adalah peduli terhadap penampilan. Mereka biasanya akan berusaha sangat keras agar penampilannya dilihat seperti orang dari kalangan status sosial yang tinggi.
Mereka juga memastikan bahwa teman-teman lainnya juga memiliki penampilan yang sama mewahnya dengannya. Misalnya, mereka akan dengan bangga memamerkan pakaian mahal dari desainer ternama dan aksesori yang menarik perhatian orang banyak.
Penampilan atau pencitraan tersebut akan dibentuk sedemikian rupa agar status sosialnya dinilai orang lain setara, atau bahkan lebih tinggi.
Baca Juga: 7 Kegiatan Seru untuk Mengisi Waktu Luang!
4. Selektif dalam memilih teman
Orang yang pansos juga berusaha untuk ikut masuk ke dalam lingkaran pertemanan yang mereka inginkan untuk mendapatkan pengakuan sosial.
Mereka akan selektif dalam memilih teman dan tidak ingin berbasa-basi atau menghabiskan waktu dengan orang lain yang mereka anggap berstatus sosial lebih rendah.
5. Senang memanfaatkan teman
Salah satu ciri orang pansos adalah senang memanfaatkan teman. Biasanya mereka mencoba menggunakan prestasi, ketenaran, dan koneksi orang lain untuk keuntungan dirinya sendiri.
Bahkan, tak jarang cara dan intensitas mereka dalam mendekatimu, atau sebaliknya, sangat berlebihan dan cenderung kurang sopan.
6. Kurang empati
Orang panjat sosial biasanya memiliki teman yang sangat banyak. Akan tetapi, sangat sedikit yang benar-benar dekat atau mereka kenal secara intim.
Secara umum, orang panjat sosial cenderung narsis dan egois sehingga tidak terlalu peduli untuk mengenal orang lain lebih dekat. Hal ini karena hubungan pertemanan yang mereka jalin hanya demi keuntungan dirinya sendiri.
Baca Juga: BCA bantu pembangunan Taman Bermain Ngadiprono
7. Tidak dapat dipercaya
Orang pansos juga sering membatalkan janji di detik-detik terakhir apabila mendapatkan tawaran lain yang lebih menjanjikan.
8. Memegang kendali dalam kelompok pertemanan
Orang pansos biasanya juga cenderung mengendalikan lingkaran sosial dan tidak ragu membuang, mengganti, dan mengecualikan teman dari kelompok.
Terutama apabila ada teman yang dianggap merugikan atau tidak dapat membantu meningkatkan status sosialnya.
Demikian penjelasan mengenai social climbing atau panjat sosial, contoh social climbing, dan ciri-ciri social climbing.
Selanjutnya: Cari Template Instagram Reel? Simak Cara Menemukannya dengan Mudah dan Praktis
Menarik Dibaca: Cari Template Instagram Reel? Simak Cara Menemukannya dengan Mudah dan Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News