TAHUN BARU - Simak kapan malam 1 Suro 2025 yang jatuh di bulan Juni ini. Hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Islam atau kalender Hijriah. Lalu, kapan malam 1 Suro 2025?
Satu Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah Magrib. Sementara pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam satu suro. Hal ini lantaran pergantian hari sesuai kepercayaan Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.
Sebenarnya, belum ada pengumuman mengenai tanggal pasti kapan 1 Muharram 1447 H dari Kementerian Agama (Kemenag). Namun, apabila merujuk pada SKB 3 Menteri, maka 1 Muharram 1447 H jatuh pada Sabtu, 25 Juni 2025.
Apabila demikian, maka malam 1 Suro 2025 akan jatuh pada Sabtu, 25 Juni 2025 malam.
Baca Juga: Catat! Jadwal Libur BEI Juni 2025: 3 Hari Tutup, Idul Adha & Tahun Baru Islam
Sejarah malam 1 Suro dan kalender Jawa
Menurut informasi dari laman resmi Rumah Belajar Kemendikbud, sistem penanggalan Jawa merupakan hasil perpaduan dari tiga sistem kalender: kalender Islam (lunar), kalender Masehi (solar), dan kalender Hindu.
Kalender Jawa pertama kali dirumuskan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja Mataram, sekitar tahun 1633 Masehi, yang mengadopsi sistem penanggalan Hijriyah sebagai dasarnya.
Sultan Agung memperkenalkan kalender ini sebagai bagian dari upayanya mempersatukan rakyat Jawa dalam menghadapi penjajahan Belanda di Batavia. Ia ingin merangkul semua golongan masyarakat, baik kaum santri maupun abangan, agar tidak terpecah hanya karena perbedaan latar keagamaan.
Baca Juga: 2 Tahun Bangkit, Lokananta Jadi Motor Baru Ekonomi Kreatif Nasional
Pada hari Jumat Legi, masyarakat dan para penghulu kabupaten biasa mengadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian, laporan administrasi pemerintahan, serta ziarah ke makam tokoh-tokoh penting seperti Sunan Ampel dan Sunan Giri.
Karena 1 Muharram (yang dikenal juga sebagai 1 Suro dalam penanggalan Jawa) pernah jatuh pada hari Jumat Legi, hari ini kemudian dianggap sakral dan bahkan ada anggapan bahwa tidak pantas memanfaatkan hari tersebut untuk hal-hal di luar ibadah, doa, dan kegiatan spiritual lainnya.
Sebagian masyarakat Jawa memegang teguh tradisi ini, salah satunya dengan menghindari bepergian di malam satu Suro, kecuali untuk tujuan ibadah atau kegiatan yang bersifat spiritual.
Baca Juga: Jadwal Libur Sekolah SMA/SMK Sesuai Kalender Pendidikan Wilayah Sulawesi Selatan 2025
Perayaan dan Ritual Malam Satu Suro
Hingga kini, beberapa wilayah di Jawa masih melestarikan tradisi malam satu Suro, terutama Keraton Surakarta (Solo) dan Keraton Yogyakarta.
Di Solo, perayaan malam satu Suro dikenal dengan kirab Kebo Bule Kyai Slamet, yaitu kerbau berwarna putih yang diyakini sebagai hewan kesayangan Paku Buwono II sejak masa istana Kartasura.
Sementara itu, di Yogyakarta, perayaan malam satu Suro identik dengan kirab pusaka dan iring-iringan para abdi dalem yang membawa keris serta benda-benda pusaka lain. Gunungan tumpeng dan hasil bumi juga turut menyemarakkan kirab tersebut, mencerminkan syukur dan harapan akan kesejahteraan.
Inti dari peringatan malam satu Suro adalah ketenangan jiwa dan keselamatan lahir batin. Oleh karena itu, malam ini diisi dengan doa bersama sebagai bentuk permohonan berkah dan perlindungan dari mara bahaya.
Masyarakat Jawa umumnya menjadikan bulan Suro sebagai momen untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan perbuatan baik.
Salah satu tradisi khas adalah Tapa Bisu, yakni ritual membungkam mulut selama prosesi berlangsung sebagai bentuk introspeksi dan refleksi diri atas perjalanan hidup selama setahun, serta menyambut tahun baru dengan kesiapan batin.
Itulah informasi seputar mengenai sejarah malam 1 Suro 2025, waktu terjadinya, dan tradisi yang dilakukan.
Tonton: RI Siap Bayar US$ 443 juta, Tetap Ikut Proyek Pesawat Tempur Korea KF-21
Selanjutnya: Jangan Abaikan, 6 Penyebab Kesemutan Ini Tanda Penyakit Serius
Menarik Dibaca: 5 Cara Mendapatkan Tambahan Modal Usaha yang Aman dan Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News