EDUKASI - Organisasi terbesar di dunia dengan keanggotaan hampir seluruh negara di dunia adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB.
Keanggotaan PBB mencapai lebih dari 190 negara yang salah satunya adalah Indonesia. Sebagai organisasi terbesar di dunia, PBB mengemban peran penting untuk menjaga perdamaian internasional.
Bersumber dari situs Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, PBB didirikan pada 24 Oktober 1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Sidang pertama Majelis Umum PBB diadakan pada 10 Januari 1946 di Church House, London, dihadiri oleh wakil-wakil dari 51 negara.
Baca Juga: 14 Kampus Swasta Terbaik di Indonesia Versi QS AUR 2024, Referensi PMB Tahun Depan
Pada saat ini, terdapat 192 negara yang menjadi anggota PBB, dan semua negara anggota menyatakan independensinya.
Sejak pendiriannya, PBB berkomitmen untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, mengembangkan hubungan persahabatan antar negara, serta mempromosikan pembangunan sosial dan peningkatan standar kehidupan yang layak.
PBB memiliki berbagai lembaga, termasuk Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Hak Asasi Manusia, serta berbagai badan dan komite lainnya.
Bergabungnya Indonesia ke PBB
Indonesia bergabung dengan PBB pada tahun 1950, 5 tahun setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tanggal 28 September 1950.
Indonesia menjadi anggota ke-60 yang bergabung dengan PBB kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar.
Indonesia dan PBB memiliki sejarah keterikatan yang kuat, seiring dengan kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan.
PBB secara konsisten mendukung Indonesia dalam upaya untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri.
Sebagai anggota PBB, Indonesia terlibat aktif dalam menyelesaikan berbagai konflik internasional. Salah satu kasus terpenting adalah penyelesaian sengketa mengenai Irian Jaya (Papua) dengan Belanda.
Pada tahun 1962, dikeluarkan Resolusi No. 1752 yang mengadopsi “The New York Agreement”, yang menandai transfer kekuasaan Irian Jaya dari Belanda kepada Indonesia.
Indonesia sempat keluar dari PBB pada tahun 1965. Indonesia mengumumkan pengunduran diri dari keanggotaan PBB sebagai respons terhadap keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan Malaysia.
Namun, setelah pergantian kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru, Indonesia memutuskan untuk kembali menjadi anggota PBB pada 1966.
Baca Juga: Jenis-Jenis Gangguan Sendi dan Otot yang Sering Dialami serta Penyebabnya
Peran penting Indonesia di PBB
Selama menjadi anggita, Indonesia selalu berperan aktif dalam misi perdamaian PBB dengan mengirimkan Pasukan Garuda untuk berpartisipasi dalam berbagai operasi perdamaian di negara-negara yang mengalami konflik.
Dalam konteks Dewan Keamanan PBB, Indonesia pertama kali terpilih sebagai anggota tidak tetap untuk periode 1974-1975. Pencapaian ini terulang lagi pada periode 1995-1996, dan kembali untuk ketiga kalinya pada masa bakti 2007-2009.
Wakil Tetap RI Nugroho Wisnumurti bahkan memegang posisi Presiden Dewan Keamanan PBB selama dua kali masa bakti Indonesia di dewan tersebut.
Pada tingkat komisi, Indonesia juga memiliki kontribusi penting. Mantan Menteri Luar Negeri Mochtar Kusuma Atmadja terpilih sebagai anggota Komisi Hukum Internasional PBB untuk periode 1992-2001, sementara Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih untuk periode 2007-2011.
Indonesia juga merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM bersama 47 negara lainnya pada tahun 2006. Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM untuk periode 2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.
Indonesia terus berkomitmen untuk memainkan peran aktif dalam PBB, baik dalam penjagaan perdamaian, penanganan konflik internasional, maupun dalam memajukan isu-isu global seperti pembangunan berkelanjutan, hak asasi manusia, dan perdamaian dunia.
Melalui partisipasinya dalam PBB, Indonesia berusaha untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan adil bagi generasi mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News