Gempa Bantul (30/6), Ini Proses dan Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Gempa Bumi

Sabtu, 01 Juli 2023 | 07:39 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Gempa Bantul (30/6), Ini Proses dan Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Gempa Bumi

ILUSTRASI. Gempa Bantul (30/6), Ini Proses dan Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Gempa Bumi.


EDUKASI -  Salah satu wilayah di Indonesia kembali dilanda gempa bumi. Pada hari Jumat (30/6) malam pukul 19.57 WIB, gempa bumi melanda Bantul, Yogyakarta berskala 6,0 magnitudo di kedalaman 25 Km.

Indonesia memang merupakan salah satu negara yang cukup sering dilanda bencana alam gempa bumi dari yang skala kecil hingga besar. 

Letak geografis Indonesia yang berada di jalur Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire, membuat negara kita rawan terjadi bencana alam seperti gempa Bumi.

Jika gempa yang terjadi berskala kecil, biasanya tidak menimbulkan kerusakan parah atau bahkan tidak terasa sama sekali. 

Baca Juga: Cek, 6 Manfaat Buah Semangka untuk Ibu Hamil yang Sebaiknya Jangan Dilewatkan

Namun jika gempa muncul dengan skala yang cukup besar, bisa menimbulkan kerusakan parah bahkan korban jiwa. 

Agar lebih siap saat jika sewaktu-waktu terjadi gempa, ada baiknya jika kita mengetahui bagaimana proses terjadinya bencana alam ini. 

Merangkum dari situs Direktorat SMP Kemendikbud Ristek, berikut ini proses terjadinya gempa bumi. 

Proses terjadinya gempa bumi

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya gempa bumi, salah satunya pergerakan lempeng bumi yang memberikan efek getaran pada permukaan Bumi. 

Ketika terdapat gaya yang cukup besar yang berasal dari pergerakan lempeng, maka batuan di lempeng akan menegang. Akibatnya lempeng Bumi dapat berubah bentuk. 

Bahkan ketika gaya tersebut hilang lempeng dapat patah atau kembali ke bentuk semula sebelum munculnya gaya tersebut.

Batuan pada lempeng mengalami perubahan bentuk atau deformasi secara perlahan dalam jangka waktu tertentu. Ketika batuan tersebut mengeras/menegang maka energi potensialnya terus bertambah. 

Ketika lempeng bergerak atau patah, maka energi tersebut dilepaskan. Energi tersebut mengakibatkan terjadinya getaran yang merambat melalui material di dalam bumi lainnya. 

Semakin besar energi yang dilepaskan, maka getarannya akan semakin terasa.

Baca Juga: 8 Tanda-Tanda Penyakit Liver Tahap Awal Sampai Lanjut

Ketika lempeng patah menjadi dua bagian, maka masing-masing bagian akan bergerak menjauh. Daerah lempeng yang patah tersebut dinamakan (patahan/sesar). 

Sedangkan gelombang yang merambat sepanjang permukaan Bumi dan gelombang gempa Bumi disebut gelombang seismik. 

Sebuah titik pada kedalaman Bumi yang menjadi pusat gempa disebut hiposentrum. Permukaan Bumi yang berada di atas hiposentrum disebut episentrum.

Kekuatan gempa (magnitude) pada sebuah daerah dinyatakan dengan Skala Richter. Pengukuran kekuatan gempa didasarkan pada amplitudo atau grafik gelombang seismik di seismogram

Skala Richter menunjukkan besarnya energi gempa yang dilepaskan. Berdasarkan gempa yang terjadi sampai saat ini, rentang Skala Richter antara 1,0 – 10,0. 

Setiap kenaikan 1,0 skala, energi gempa yang dihasilkan 32 kali lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana
Terbaru