Kapan Malam 1 Suro 2024? Ini Arti, Larangan, dan Tradisi Malam Satu Suro

Rabu, 19 Juni 2024 | 16:45 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Kapan Malam 1 Suro 2024? Ini Arti, Larangan, dan Tradisi Malam Satu Suro

ILUSTRASI. Kapan Malam 1 Suro 2024


HARI PENTING - Malam satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di bulan Sura atau Suro bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Islam atau kalender Hijriah. Lalu, kapan malam 1 Suro 2024? 

Satu Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah Magrib. Sementara pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam satu suro. 

Hal ini lantaran pergantian hari sesuai kepercayaan Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.  

Sebenarnya, belum ada pengumuman mengenai tanggal pasti kapan 1 Muharram 1446 H dari Kementerian Agama (Kemenag). Namun, apabila merujuk pada SKB 3 Menteri, maka 1 Muharram 1446 H jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. 

Jika demikian, maka malam 1 Suro 2024 akan jatuh pada Sabtu, 6 Juli 2024 malam. Lantas, seperti apa sejarah malam 1 Suro? 

Baca Juga: 5 Film Baru yang Bakal Tayang Perdana di Bioskop Pekan Ini (18-23 Juni)

Sejarah malam 1 Suro dan kalender Jawa 


Kapan Malam 1 Suro 2024

Dikutip dari laman Rumah Belajar Kemdikbud, penanggalan Jawa dihitung berdasarkan penggabungan kalender lunar (Islam), kalender matahari (masehi) dan Hindu. 

Kalender Jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram Sultan Agung Hanyokrokusumo 1940 tahun yang lalu, mengacu penanggalan Hijriyah (Islam).

Sejarah malam satu Suro dimulai pada saat Sultan Agung menginginkan persatuan rakyatnya untuk menggempur Belanda di Batavia, termasuk ingin menyatukan Pulau Jawa. 

Oleh karena itu, Sultan Agung ingin rakyatnya tidak terbelah, apalagi disebabkan keyakinan agama. Sultan Agung Hanyokrokusumo ingin menyatukan kelompok santri dan abangan.  

Baca Juga: Tema dan Logo Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023, Klik Link Unduhnya di Sini

Pada setiap hari Jumat legi, dilakukan laporan pemerintahan setempat sambil dilakukan pengajian yang dilakukan oleh para penghulu kabupaten. Sekaligus dilakukan ziarah kubur dan haul ke makam Ngampel dan Giri.  

Akibatnya, 1 Muharram (1 Suro Jawa) yang dimulai pada hari Jumat legi ikut-ikut dikeramatkan pula, bahkan dianggap sial kalau ada orang yang memanfaatkan hari tersebut diluar kepentingan mengaji, ziarah, dan haul.  

Sedangkan untuk sebagian masyarakat larangan malam satu suro yakni dilarang berpergian kecuali untuk berdoa ataupun melakukan ibadah lain. 

Baca Juga: Aktor Dorman Borisman Meninggal, Tampil di Puluhan Judul Film dan Sinetron

Tradisi peringatan malam satu Suro

Beberapa daerah di Jawa masih memegang tradisi perayaan malam satu Suro. Di antaranya adalah Keraton Solo dan Keraton Yogya.  

Di Solo, perayaan malam satu Suro terdapat hewan khas yang disebut kebo (kerbau) bule atau disebut Kebo Bule Kyai Slamet dan keturunannya. 

Leluhur kebo bule adalah hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II, sejak istananya masih di Kartasura, sekitar 10 kilometer arah barat keraton yang sekarang. 

Berbeda dengan perayaan di Solo, di Yogyakarta perayaan malam satu Suro biasanya selalu identik dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan kirab.  

Baca Juga: 22 Oktober Hari Santri, Bakal Ada Apel Serentak dengan Peci dan Sarung

Para abdi dalem keraton, beberapa hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka menjadi sajian khas dalam iring-iringan kirab yang biasa dilakukan dalam tradisi Malam Satu Suro. 

Perayaan tradisi peringatan malam satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Sehingga, pada malam satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya. 

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya. Selain itu, masyarakat Jawa pada umumnya selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melakukan hal kebaikan sepanjang bulan satu Suro.  

Baca Juga: Daftar Google Year in Search 2023 di Indonesia, dari Coldplay hingga Gradis Kretek

Tradisi saat malam satu suro bermacam-macam tergantung dari daerah mana memandang hal ini, sebagai contoh Tapa Bisu, atau mengunci mulut yaitu tidak mengeluarkan kata-kata selama ritual ini.  

Hal ini dapat dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri, berkaca pada diri atas apa yang dilakoninya selama setahun penuh, menghadapi tahun baru di esok paginya.

Demikian informasi mengenai kapan malam 1 Suro 2024, sejarah malam 1 Suro, dan tradisi malam 1 Suro. 

Selanjutnya: Modern Market Menyumbang 25% Pendapatan Paperocks Indonesia (PPRI)

Menarik Dibaca: 10 Pengaruh Diabetes Pada Tubuh Anda, Simak Ulasannya di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru