Mata Uang Brunei Darussalam: Sejarah dari Kedudukan Inggris dan Keistimewaan Dolar

Selasa, 16 Januari 2024 | 13:51 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Mata Uang Brunei Darussalam: Sejarah dari Kedudukan Inggris dan Keistimewaan Dolar

ILUSTRASI. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin berada di Bandar Deri Begawan, Brunei Darussalam. Foto: funpop.com


Mata Uang Brunei Darussalam - JAKARTA. Kenali sejarah mata uang Brunei Darussalam yang memakai Dolar dan istilah Ringgit. Alat pembayaran dari salah satu negara ASEAN ini tentu dapat menjadi informasi tambahan.

Brunei Darussalam merupakan negara yang terletak di Pulau Borneo berbatasan langsung dengan Malaysia Timur. Nah, Negara ini memiliki sistem pemerintahan monarki absoulit yang sekarang dipimpin oleh Sultan Hassanal Bolkiah. 

Tak hanya itu, Mata uang Brunei tentu juga memiliki sejarah panjang terkait dengan adanya pengaruh penjajahan Inggris di tanah Malaysia.

Simak rangkaian sejarah mata uang Brunei Darussalam yang kini menggunakan Brunei Dollar (BND) dalam bahasa internasional.

Baca Juga: Bertemu Para Pengusaha Brunei, Jokowi Paparkan Potensi Investasi di IKN

Sejarah Mata uang Brunei Darussalam

Mata uang brunei

Melansir dari BD Central Bank, di awal tahun 60an sebelum adanya Dewan Mata Uang Brunei, mata uang yang beredar di Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura adalah dolar Malaya dan British Borneo.

Hal ini karena pada tahun tersebut tanah masih di bawah dari kedudukan Britania atau Inggris Raya.

Pada tanggal 12 Juni 1967, Dewan Komisaris Mata Uang Malaya dan Borneo Britania menyerahkan kekuasaannya untuk menerbitkan mata uang.

Sehingga, ketiga wilayah ini mulai menerbitkan mata uang mereka sendiri, yaitu dolar Brunei (BND), dolar Singapura (SGD), dan dolar Malaysia (MYR) melalui Brunei Dewan Mata Uang (BCB), Dewan Komisaris Mata Uang, Singapura (BCCS), dan Bank Negara Malaysia (BNM).

Penerbitan mata uang Brunei Darussalam pada tahun 1967 mencakup uang kertas dalam lima pecahan (BND 1, BND 5, BND 10, BND 50, dan BND 100) dan koin dalam lima pecahan (1¢, 5¢, 10¢, 20¢, dan 50¢).

Keduanya menampilkan potret Al-Marhum Sultan Haji Omar Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien ibni Sultan Muhammad Jamalul Alam II, Sultan Brunei Darussalam ke-28.

Baca Juga: Lawatan Jokowi ke 3 Negara ASEAN, Ekonom Nilai Bisa Kerek Investasi Masuk

Sementara uang kertas tahun 1967 menampilkan gambar Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien di sisi belakangnya, seri koin menampilkan desain lokal yang mencakup simbol-simbol seperti bunga, pohon, dan lambang Brunei Darussalam.

Perjanjian Penukaran Mata Uang ditandatangani pada 12 Juni 1967, memungkinkan pertukaran mata uang setara antara Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia.

Meskipun saat ini hanya Brunei Darussalam dan Singapura yang tetap mempertahankan perjanjian ini. Berdasarkan perjanjian tersebut, mata uang individual (BND dan SGD) dapat diterima sebagai alat pembayaran biasa di negara lain tanpa biaya tambahan.

Seiring dengan aksesi Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah sebagai Sultan Brunei Darussalam ke-29, potretnya ditampilkan pada seri koin kedua pada tahun 1970 dan seri uang kertas pada tahun 1972.

Baca Juga: Mengenal Karakteristik Benua Asia, dari Batas Wilayah hingga Kondisi Penduduknya

Pasca Kemerdekaan Brunei

Bendera Brunei Darussalam

Brunei memperoleh sepenuhnya kemerdekaan dari Inggris pada Februari 1984. Setelah kemerdekaan, negara ini memutuskan untuk mencetak mata uang sendiri, yang kemudian dikenal sebagai dolar Brunei. Dolar Brunei menjadi mata uang resmi dan sah di Brunei Darussalam.

Uang kertas seri ketiga diperkenalkan pada tahun 1989 dengan delapan denominasi, termasuk BND 10.000 sebagai denominasi tertinggi. Pada tahun 1992, edisi terbatas uang kertas BND 25 dikeluarkan untuk memperingati Perayaan Perak Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah.

Tahun 1993 melihat peluncuran satu set koin baru dengan desain potret Sultan yang menghadap ke depan, menggantikan desain sebelumnya yang menampilkan profil sampingnya. Gelar Sultan Haji Hassanal Bolkiah juga mengalami perubahan pada seri tahun 1993.

Mata uang Brunei (BND) memiliki kestabilan yang baik dan nilai tukarnya dipegang terhadap dolar Singapura, menciptakan stabilitas ekonomi dan perdagangan. Dolar Brunei terbagi menjadi sen.

Mata uang Brunei memiliki desain yang bervariasi dengan gambar Sultan Hassanal Bolkiah, yang telah menjadi Sultan Brunei sejak tahun 1967. Materi yang digunakan untuk mencetak uang kertasnya melibatkan keamanan tinggi untuk mencegah pemalsuan.

Kini Dollar Brunei dikenal secara internasional, sementara satuan dari uang Brunei dalam bahasa lokal masih menggunakan istilah Ringgit.

Keistimewaan Mata Uang Brunei Dolar

Tercatat, per 16 Januari 2024, 1 Dolar Brunei atau BND sama dengan Rp11.676 atau IDR. Sementara itu, 1 Dolar Brunei atau BND setara dengan 0,75 Dolar US.

Mata uang Dolar Brunei telah menjadi unsur penting dalam ekonomi dan kehidupan sehari-hari di Brunei Darussalam, mencerminkan perjalanan panjang negara ini menuju kemerdekaan dan stabilitas ekonomi.

Dolar Brunei Darussalam atau Ringgit Brunei Darussalam kini masih dipatok terhadap dolar Singapura pada rasio 1:1. Hal ini karena Singapura menjadi salah satu mitra dagang terbesar bagi Brunei Darussalam dalam sejarah panjang kemerdekaan dari Inggris.

Itulah beberapa informasi terkait sejarah mata uang mata uang Brunei Darussalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti

Terbaru