KONTAN.CO.ID - Perceraian atau perpisahan memang bukan hal mudah, apalagi bila sudah memiliki anak. Namun, berakhirnya hubungan tidak berarti berakhirnya peran sebagai orang tua.
Konsep co-parenting atau berbagi pengasuhan memungkinkan kedua orang tua tetap hadir aktif dalam tumbuh kembang anak, meskipun tidak lagi tinggal bersama.
Melansir dari situs lembaga penyiaran Inggris, BBC, berikut delapan tips penting yang bisa membantu orang tua menjalani co-parenting dengan lebih sehat dan positif.
Baca Juga: Penerbitan Tiga SBN Ritel Hingga Akhir Tahun Diproyeksi Tetap Menarik Minat Investor
Utamakan Kepentingan Anak
Meskipun hubungan pribadi dengan pasangan sudah berakhir, anak tidak seharusnya menjadi korban. Usahakan untuk menjauhkan mereka dari pertengkaran.
Bahkan saat komunikasi dengan mantan pasangan sulit, tetaplah berusaha hadir bagi anak agar mereka merasa aman dan dicintai.
Bersikap Fleksibel
Jadwal pengasuhan sering kali perlu diubah karena kesibukan masing-masing.
Dengan bersikap fleksibel dan mau berkompromi, anak akan merasakan bahwa kebutuhan mereka tetap diutamakan, bukan sekadar mengikuti ego orang tua.
Komunikasi yang Efektif
Temukan cara berkomunikasi yang nyaman, baik melalui telepon, email, atau aplikasi pesan.
Hindari kesalahpahaman akibat teks singkat dengan mengutamakan komunikasi yang lebih jelas, sehingga keputusan untuk anak dapat diambil bersama tanpa konflik.
Terorganisir dalam Jadwal Anak
Anak membutuhkan kepastian yang jelas dari orangtua.
Gunakan kalender bersama, baik aplikasi digital atau catatan manual, untuk memastikan semua kegiatan sekolah, liburan, dan acara keluarga terkoordinasi dengan baik, sehingga anak tidak merasa bingung dengan jadwalnya.
Baca Juga: AS Batalkan Perudingan Dagang dengan India yang Dijadwalkan Akhir Agustus 2025
Libatkan Keluarga atau Teman
Jika komunikasi secara langsung sulit, mintalah bantuan pihak ketiga yang netral, seperti keluarga atau teman dekat.
Dukungan sosial ini tidak hanya membantu menjaga komunikasi tetap sehat, tetapi juga meringankan beban emosional masing-masing orang tua.
Siap dengan Perubahan
Pengasuhan akan berubah seiring bertambahnya usia anak. Apa yang berhasil saat mereka balita mungkin tidak relevan ketika sudah sekolah.
Oleh karena itu, penting untuk terbuka dan menyesuaikan pola co-parenting sesuai perkembangan kebutuhan anak.
Bijak Menghadapi Kehadiran Pasangan Baru
Kehadiran pasangan baru bisa memicu rasa cemburu atau tidak nyaman. Namun, yang terpenting adalah mempertimbangkan kepentingan anak.
Belajarlah menerima bahwa anak juga akan menjadi bagian dari kehidupan keluarga mantan pasangan Anda.
Tonton: Trump Pastikan Xi Jinping Tak Akan Invasi Taiwan Selama Dirinya Menjabat
Bersikap Baik Satu Sama Lain
Meski perpisahan menyakitkan, mencoba untuk tetap ramah dan saling membantu akan membuat situasi lebih baik bagi anak.
Dengan menjaga hubungan yang sehat, anak akan melihat teladan tentang bagaimana menghadapi perbedaan dengan dewasa.
Co-parenting bukan berarti menghapus luka dari perpisahan, tetapi lebih kepada menata ulang hubungan dengan mantan pasangan demi anak.
Dengan komunikasi terbuka, fleksibilitas, serta sikap saling menghargai, orang tua bisa menciptakan lingkungan yang stabil, aman, dan penuh kasih untuk buah hati meskipun sudah berccerai.
Selanjutnya: OJK Siapkan Deregulasi Izin Usaha Pergadaian, Ini Respons Indonesia Gadai Oke
Menarik Dibaca: Cara Buka Blokir Facebook dengan Bantuan Pusat Dukungan,Cepat & Mudah Dilakukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News