KONTAN.CO.ID - Simak sejarah botol tumbler, penemu, dan perkembangan masa kini. Di tengah ramainya pemberitaan kasus hilangnya botol tumbler di KRL Jabodetabek perhatian publik kembali tertuju pada benda sederhana yang sebenarnya memiliki perjalanan sejarah cukup panjang.
Tumbler, yang kini menjadi simbol gaya hidup praktis dan ramah lingkungan, berawal dari kebutuhan manusia untuk membawa air minum secara aman dan portabel sejak awal abad ke-20.
Evolusi tumbler dari sekadar wadah minum menjadi bagian dari budaya sehari-hari membuat insiden seperti kasus tumbler semakin menarik perhatian publik.
Lalu, seperti apa sejarah perkembangan Asal-usul botol Tumbler dari abad ke-19? Cek perkembangan hingga kini.
Baca Juga: Mengenal Keraton Kasunan Surakarta, Sejarah, dan Perkembangan
Asal-Usul Tumbler pada Abad ke-19
Melansir dari laman Retail Dive, sejarah tumbler bisa ditarik ke abad ke-19 ketika ilmuwan Skotlandia, Sir James Dewar, menemukan vacuum flask pada tahun 1892.
Wadah berlapis ganda dengan ruang hampa ini menjadi cikal bakal teknologi insulasi yang memungkinkan minuman tetap panas atau dingin dalam waktu lama.
Meski bentuknya belum menyerupai tumbler modern, temuan inilah yang menjadi fondasi dasar bagi pengembangan botol berinsulasi di masa mendatang.
1. Kontribusi William Stanley Jr. dan Lahirnya Botol Insulasi Modern (1913)
Pada tahun 1913, William Stanley Jr. mengembangkan botol baja tahan karat dengan teknologi insulasi yang lebih kuat dan praktis untuk pekerja lapangan. Desain botol Stanley inilah yang kemudian dianggap sebagai nenek moyang tumbler modern.
Material stainless steel dan bentuk botol silindris yang kokoh menginspirasi berbagai produk insulated drinkware setelahnya.
Baca Juga: Apa Itu Halloween? Ini Arti, Sejarah, dan Perkembangan Perayaan Setiap 31 Oktober
2. Perkembangan Tumbler di Era Plastik dan Gaya Hidup Urban
Masuk ke akhir abad ke-20, plastik mulai mendominasi industri kemasan. Ketika isu lingkungan mulai menguat, produsen mulai membuat tumbler plastik bebas BPA sebagai alternatif ramah lingkungan.
Pada masa ini tumbler dikenal sebagai botol minum praktis untuk sekolah, kantor, hingga olahraga, dan populer sebagai bagian gaya hidup urban yang serba cepat.
3. Booming Tumbler karena Tren “Reusable Lifestyle”
Kesadaran global akan bahaya sampah plastik sekali pakai membuat tumbler naik daun. Kampanye ramah lingkungan, gerakan zero waste, dan kebiasaan membawa wadah minum pribadi membuat tumbler tidak lagi sekadar alat, tetapi juga simbol kepedulian terhadap bumi.
Banyak perusahaan kopi dan restoran mulai memberi diskon bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri, mendorong penggunaannya semakin meluas.
Baca Juga: Sejarah Berdirinya Air Mineral Aqua, Jejak Pendiri, hingga Pemilik Saat Ini
4. Peran Brand Global dalam Mendorong Popularitas
Starbucks dan beberapa brand internasional lainnya ikut berperan besar dalam melejitkan popularitas tumbler. Koleksi tumbler edisi khusus, desain estetik, hingga varian musiman menjadikan tumbler bukan hanya wadah minum, tapi juga aksesoris gaya hidup.
Sejak itu, tumbler mulai dianggap sebagai bagian dari identitas pribadi dan statement fashion.
5. Inovasi Teknologi dan Material di Era 2000-an hingga Sekarang
Memasuki abad ke-21, produsen tumbler berfokus pada kenyamanan serta efisiensi. Teknologi double-wall vacuum insulation diperbaiki sehingga dapat menahan suhu hingga lebih dari 24 jam, desain tutup dibuat anti-bocor, muncul sedotan stainless, hingga bentuk ergonomis yang mudah dibawa.
Tumbler kini hadir dalam berbagai material, stainless steel, Tritan, kaca berlapis, hingga kombinasi hybrid.
Popularitas tumbler melonjak di era modern karena kesadaran lingkungan, tren 'reusable lifestyle', inovasi teknologi, dan peran brand global.
Selanjutnya: Realme C85 Pro Indonesia: Chipset Snapdragon 685, Baterai 7.000 mAh, Harga Rp 3 Juta
Menarik Dibaca: Samsung Galaxy XCover7 Pro Bawa Snapdragon 7s Gen 3 dan MIL-STD-810H!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News