KONTAN.CO.ID - Mengenal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang sedang ramai menjadi perbincangan. Sosok pemimpin Keraton Kasunan, Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII meninggal dunia pada hari Minggu pagi, 2 November 2025, pukul sekitar 07.29 WIB, di Rumah Sakit Indriati Solobaru, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
Hal ini tentu membuat penasaran masyarakat terkait keberadaan Keraton Kasunan Surakarta baik dari sejarah hingga daftar rajanya.
Lalu, seperti apa sejarah dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat? Cek informasi selengkapnya.
Baca Juga: Setiap Tanggal 4 November Merayakan Hari Apa? Ini 4 Daftar Hari Besarnya
Melansir dari laman Pemkot Solo, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, atau lebih dikenal sebagai Keraton Surakarta, berdiri pada tahun 1744 di Desa Sala (kemudian berganti nama menjadi Surakarta) oleh Paku Buwono II sebagai pengganti istana Kartasura yang rusak akibat pemberontakan.
Keraton ini merupakan hasil pembagian wilayah dari Kesultanan Mataram Islam melalui Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, di mana Mataram terbagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Seiring waktu, keraton ini berkembang menjadi pusat kebudayaan Jawa yang menyimpan berbagai koleksi pusaka, artefak, serta menjadi objek wisata dan museum yang penting.
Gelar penguasa keraton adalah Susuhunan (Sunan) Paku Buwono, dan salah satu raja yang mencatatkan sejarah panjang adalah Paku Buwono II.
Baca Juga: Apa Arti Kata 6-7 yang Viral? Ini Makna Meme yang Menjadi Word of The Year
Wafatnya PB XII
Sementara itu, raja terakhir yang pernah menjabat adalah Paku Buwono XIII, yang memimpin keraton tidak memiliki kekuasaan politik formal dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia.
Sosok PB XIII tutup usia pada hari Minggu pagi, 2 November 2025, pukul sekitar 07.29 WIB.
Alasan kematian berkaitan dengan komplikasi penyakit; beliau telah menjalani perawatan sejak 20 September 2025. Prosesi pemakaman direncanakan dilaksanakan secara adat, dengan kemungkinan pemakaman di Kompleks Makam Raja-raja Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada hari Selasa berikutnya.
Baca Juga: Daftar 4 Hari Besar Setiap Tanggal 2 November: Ada Hari Balet Sedunia
Perkembangan Keraton
Sebagian kompleks keraton kini juga difungsikan sebagai museum dan cagar budaya yang terbuka untuk umum.
Melansir dari laporan Kompas.com, pemerintah melalui Kementerian PUPR dan Pemerintah Kota Surakarta mengalokasikan anggaran sekitar Rp35 miliar untuk revitalisasi kawasan Keraton Surakarta, dengan fokus pada penataan alun-alun utara dan selatan.
Selain itu, wacana pembentukan Daerah Istimewa Surakarta (DIS) kembali mencuat, dan pihak keraton menyampaikan bahwa pembahasan terkait hak dan aset perlu dilakukan secara mendalam lintas wilayah.
Baca Juga: Apa Itu Affinity by Canva? Software yang Gegerkan Dunia Desain hingga Cara Aksesnya
Di sisi lain, dinamika internal keraton masih terjadi, termasuk bentrokan antar pihak yang sempat dilaporkan pada Desember 2022 dan Agustus 2025.
Keraton juga tetap aktif menjalankan kegiatan budaya, termasuk pemberian penghargaan dan promosi pangkat kepada tokoh-tokoh masyarakat yang berkontribusi dalam pelestarian budaya Jawa.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat peran keraton dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Surakarta masa kini.
Tentu, masih menjadi pernyataan apakah masih ada penerus dari PB XIII tidak dalam internal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Tonton: Jokowi Tak Lagi Menarik, Budi Arie Pilih Gerindra Ketimbang PSI
Selanjutnya: United Tractors Buka Lowongan Kerja Terbaru 2025, Fresh Graduate Sila Daftar
Menarik Dibaca: 5 Tren Pembiayaan Berkelanjutan, Fondasi Ekonomi di Masa Mendatang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News