Dampak Kolonialisme & Imperialisme Penjajah di Bidang Sosial Budaya dan Pendidikan

Senin, 20 Desember 2021 | 13:58 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Dampak Kolonialisme & Imperialisme Penjajah di Bidang Sosial Budaya dan Pendidikan

ILUSTRASI. Dampak kolonialisme dan imperialisme penjajah di bidang sosial budaya dan pendidikan. Foto: Pendiri Boedi Oetomo.


EDUKASI - Bangsa Eropa yang datang dan menjajah Indonesia membawa banyak pengaruh. Kolonialisme dan imperialisme yang mereka terapkan berdampak di banyak aspek kehidupan rakyat Nusantara pada saat itu. 

Dampak positif dan negatif muncul dan mempengaruhi tatanan kehidupan rakyat Indonesia. Meskipun ada sisi baik, kolonialisme dan imperialisme lebih banyak membawa dampak buruk bagi rakyat pribumi. 

Bersumber dari e-Modul Sejarah Indonesia Kelas 11 Kemendikbud Ristek, kekejaman para penjajah tersebut bahkan dituliskan dan diterbitkan dalam sebuah buku berjudul Max Havelaar yang ditulis oleh Multatuli. 

Hal inilah yang kemudian memicu banyaknya perlawanan rakyat Indonesia terhadap kaum penjajah. Keinginan untuk lepas dari belenggu bangsa Eropa, mendorong banyak tokoh melakukan peperangan terhadap penjajah. 

Perlawanan terjadi tidak hanya dengan kekuatan fisik saja, tetapi juga secara diplomasi. Perjuangan diplomasi ditandai dengan berdirinya berbagai organisasi dengan tujuan yang sama yaitu merdeka dari bangsa penjajah. 

Baca Juga: Buruan Daftar! Telkom Indonesia Buka Lowongan di Banyak Posisi, Ini Syaratnya

Dampak kolonialisme dan imperialisme di bidang sosial budaya

Pada masa penjajahan terutama masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial sering berkomunikasi dengan bahasa Belanda. 

Kebiasaan tersebut sedikit banyak mempengaruhi budaya penduduk Indonesia terutama bidang bahasa. Beberapa kata dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia. 

Contohnya, kain untuk mengeringkan badan setelah mandi dalam bahasa Belanda adalah Handdoek, sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah Handuk. 

Selain bahasa, bangsa Barat juga memperkenalkan berbagai macam hiburan seperti musik internasional hingga tarian dansa. 

Ilmu arsitektur khas bangsa Barat juga banyak digunakan pada masa penjajahan. Banyak bangunan bersejarah seperti Lawang Sewu di Kota Semarang yang menjadi saksi bisu dampak kolonialisme di bidang budaya. 

Sedangkan dalam bidang sosial bisa dilihat dari menyebarnya agama Kristen Katolik dan Kristen Protestan. Penyebaran agama Katolik dan Kristen Protestan tidak lepas dengan para misionaris yang berasal dari bangsa Barat. 

Baca Juga: Gejala KIPI setelah Vaksin Covid-19 pada Anak Usia 6-11 Tahun dan Cara Menanganinya

Selain penyebaran agama baru, berikut ini dampak lain kolonialisme dan imperialisme di bidang sosial: 

1. Terjadi perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, yaitu:

  • Golongan Timur Asing yang terdiri dari orang Cina dan Timur Jauh
  • Golongan Eropa yang terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa lainnya
  • Golongan pribumi

2. Ada mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi, terutama untuk memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan di luar Jawa yang dibuka oleh Belanda.

3. Muncul kelompok buruh dan kelompok majikan. Hal ini disebabkan berdirinya pabrikdan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi dinamis.

4. Munculnya masyarakat terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah sehingga menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota. Faktor ini kemudian mendorong lahirnya elit terdidik atau priyai cendikiawan di perkotaan. 

5. Terbentuknya status sosial dimana yang tertinggi adalah Eropa lalu Asia dan Timur yang terakhir kaum Pribumi.

6. Adanya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda.

7. Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman. Kemunduran perdagangan di laut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk atau patuh pada tuan tanah sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami kemerosotan. 

Baca Juga: Larangan dan Lokasi Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun, Orangtua Wajib Tahu

 

Dampak kolonialisme dan imperialisme di bidang pendidikan

Pendidikan di Indonesia berkembang dan dianggap penting setelah adanya kebijakan Politik Etis pada masa Kolonial Belanda. 

Sekolah-sekolah mulai dibangun menggunakan sistem pendidikan barat dan hanya kalangan bangsawan saja yang bisa mendapatkan pendidikan tersebut. 

Meskipun seakan memberikan kesempatan untuk rakyat pribumi mengenyam pendidikan, tujuan dibangun sekolah oleh pemerintah Belanda adalah untuk kepentingan mereka sendiri. 

Belanda sengaja mendirikan sekolah agar bisa mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang terdidik dan terampil namun murah. Dampak dari kolonialisme dan imperialisme Belanda di bidang pendidikan bisa di lihat di daftar berikut ini: 

  • Munculnya golongan-golongan terpelajar di Indonesia.
  • Bangsa Indonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat menjadi tenaga-tenaga kerja di perusahaan Belanda.
  • Bangsa Indonesia menjadi tahu perkembangan yang terjadi di dunia luar.

Munculnya golongan terpelajar di Indonesia yang mampu membaca, menulis, dan paham tentang dunia luar, kemudian mendorong perjuangan para pemuda terpelajar untuk melakukan perlawanan secara diplomasi. 

Organisasi pelajar pertama yang didirikan pada masa penjajahan adalah Boedi Oetomo. Organisasi yang didirikan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo, dr. Sutomo dan Suraji, menjadi pelopor bangkitnya pergerakan nasional di Indonesia. 

Setelah Boedi Oetomo berdiri, banyak organisasi lainnya yang berdiri. Meskipun banyak organisasi yang terbentuk, tujuan dari organisasi tersebut tetap sama yaitu berjuang untuk melepaskan Indonesia dari jajahan kolonialisme.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tiyas Septiana
Terbaru