​Filosofi dan Makna Ketupat yang Menjadi Makanan Khas Lebaran

Senin, 02 Mei 2022 | 06:47 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Filosofi dan Makna Ketupat yang Menjadi Makanan Khas Lebaran

ILUSTRASI. Makna dan filosofi ketupat Lebaran. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Lebaran yang artinya “lebar,” artinya pintu permintaan maaf telah dibuka lebar-lebar. Saat manusia mengampuni orang lain, mereka menerima banyak berkah.  

Kata “lebaran” juga berarti bulan puasa telah usai dan dirayakan dengan makan ketupat. Sementara luberan artinya “melimpah,” yang memberikan pesan untuk membagi hartanya dengan orang yang kurang beruntung melalui amal.

Kemudian, leburan berarti saling memaafkan. Semua kesalahan bisa dimaafkan pada hari itu karena umat manusia dituntut untuk saling memaafkan.  

Terakhir, labur dalam bahasa laburan artinya orang suci dan bebas dari dosa manusia. Dalam hal ini, ketupat memberikan pesan untuk menjaga kejujuran diri. 

Oleh karena itu, setelah melakukan leburan (saling memaafkan), masyarakat harus mencerminkan sikap dan tindakan yang baik.

Baca Juga: Inilah Sejumlah Manfaat Santan Bagi Kesehatan, Bahan Olahan di Menu Lebaran

Filosofi ketupat

Ketupat memiliki beberapa filosofi, mulai dari bentuk anyaman hingga lauk ketupat. Anyaman rumit pembungkusnya menunjukkan kesalahan manusia. 

Sementara, isi ketupat yakni nasi yang berwarna putih mencerminkan kebersihan dan kesucian hati manusia setelah memaafkan orang lain. Selain itu, nasi putih diartikan sebagai simbol kemakmuran dan kebahagiaan.  

Bentuk ketupat yakni persegi empat yang sempurna melambangkan kemenangan umat Islam setelah sebulan berpuasa menjelang Idul Fitri. Bungkus hijau kekuningan dianggap sebagai salah satu penolakan bala atau penolakan nasib buruk.

Proses menggantungkan ketupat setelah dimasak di depan rumah dilambangkan sebagai salah satu bentuk atau tradisi mengusir roh jahat. Oleh karena itu, ketupat sering digantung di depan pintu untuk mencegah roh jahat memasuki rumah. 

Baca Juga: 6 Bahan Makanan Pengganti Santan

Seringkali ketupat diolah dengan cara yang berbeda-beda, salah satunya dengan menggunakan santan sebagai media perebusan sebagai pengganti air.  

Santan adalah simbol permintaan maaf. Santan dalam bahasa Jawa disebut “santen” yang artinya “pangapunten” atau permintaan maaf.  

Ada puisi dalam bahasa Jawa yang berbunyi “kulo lepat nyuwun ngapunten,” yang artinya “Maafkan saya, saya melakukan kesalahan”.  

Seorang antropolog Indonesia mengartikan ketupat sebagai salah satu simbol solidaritas sosial atau hubungan timbal balik / memberi-dan-menerima yang dikenal dengan hukum timbal balik.  

Hubungan timbal balik tersebut terkait dengan kebiasaan saling memberi ketupat. Nah, itulah mengenai makna ketupat dan filosofi ketupat, makanan khas di momen Lebaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru