​Filosofi dan Makna Ketupat yang Menjadi Makanan Khas Lebaran

Senin, 02 Mei 2022 | 06:47 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
​Filosofi dan Makna Ketupat yang Menjadi Makanan Khas Lebaran

ILUSTRASI. Makna dan filosofi ketupat Lebaran. KONTAN/Fransiskus Simbolon


LEBARAN - Makna ketupat dan filosofi ketupat Lebaran akan dibahas dalam artikel ini. Ketupat adalah makanan khas yang disajikan bertepatan Hari Raya Idul Fitri. 

Ketupat dimakan dengan berbagai lauk dan makanan pendamping lainnya seperti opor, sambal goreng kentang, maupun daging, dan sebagainya.

Bahan utama ketupat adalah beras yang dimasukkan dalam anyaman janur atau daun kelapa muda berbentuk persegi empat.  

Tradisi makan ketupat saat Lebaran tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi setiap daerah punya cara makan ketupatnya masing-masing. Ketupat sudah menjadi bagian dari budaya makanan Indonesia.  

Lantas, seperti apa makna dan filosofi ketupat?

Baca Juga: 2 Resep Sambal Goreng Kentang Lebaran, Praktis, Mudah, dan Enak

Makna ketupat 

Dikutip dari Journal of Ethnic Foods (Science Direct, Maret 2018) dari Angelina Rianti dan koleganya, ketupat melambangkan permintaan maaf dan berkah.  

Bahan utama ketupat yakni nasi dan daun kelapa muda memiliki makna khusus. Nasi dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan daun berarti “jatining nur” (cahaya sejati) dalam Bahasa Jawa yang artinya hati nurani.  

Sehingga, ketupat digambarkan sebagai simbol nafsu dan hati nurani. Artinya, manusia harus bisa menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.

Dalam bahasa Sunda, ketupat disebut juga dengan “kupat,” yang artinya manusia tidak diperbolehkan untuk “ngupat,” yaitu membicarakan hal-hal buruk kepada orang lain.

Baca Juga: Inilah Sejumlah Manfaat Santan Bagi Kesehatan, Bahan Olahan di Menu Lebaran

Selain itu, makna ketupat atau kupat juga diartikan sebagai “Jarwa dhosok”, yang juga berarti “ngaku lepat”. Dalam hal ini, di dalamnya terdapat pesan bahwa seseorang harus meminta maaf ketika mereka melakukan sesuatu yang salah.

Ketupat juga digunakan sebagai simbol pengakuan kepada Tuhan dan manusia. 

Tingkah laku ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi pada saat hari pertama Syawal atau Idul Fitri. Nah, biasanya pada hari terakhir bulan puasa sudah mulai ditandai dengan makan ketupat beserta beberapa lauk pauk.  

Selain ngaku lepat, makna ketupat juga diartikan sebagai laku papat. Laku papat terdiri dari empat tindakan, yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan. 

Baca Juga: Resep Opor Ayam Bumbu Kuning dan Putih untuk Santapan Lebaran

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru