Apa Itu Prosesi Ngunduh Mantu? Ini Sejarah, Makna, dan Rangkaian Acara

Jumat, 20 Juni 2025 | 13:27 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Apa Itu Prosesi Ngunduh Mantu? Ini Sejarah, Makna, dan Rangkaian Acara

ILUSTRASI. Layanan resepsi pernikahan luar ruang.


CARI TAHU - Simak sejarah dari prosesi Ngunduh mantu di Indonesia. Media sosial tengah ramai dengan perbincangan acara Ngunduh mantu oleh pasangan artis.

Proses Ngunduh mantu dikaitkan dengan prosesi tambahan setelah terjadinya ijab kabul dan resepsi.

Lalu, apa sebenarnya prosesi Ngunduh mantu yang masih dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia? Simak informasi selengkapnya.

Baca Juga: Ingin Menikah Tahun Ini? Cek Syarat dan Biaya Nikah di KUA Terbaru

Sejarah & Makna Ngunduh Mantu

KIRAB NGUNDUH MANTU BOBBY-KAHIYANG

Ngunduh mantu merupakan salah satu prosesi adat dalam pernikahan tradisional Jawa, yang merupakan acara penyambutan pengantin oleh pihak keluarga mempelai pria setelah prosesi akad nikah atau resepsi utama (biasanya dilakukan di pihak mempelai wanita).

Dalam konteks budaya Jawa, Ngunduh mantu bermakna "mengambil atau menerima menantu (perempuan) ke rumah keluarga suami".

Secara historis, tradisi ini muncul dari sistem kekerabatan masyarakat Jawa yang bersifat patrilineal, di mana seorang istri akan tinggal dan menjadi bagian dari keluarga suami setelah menikah.

Oleh karena itu, Ngunduh mantu menjadi bentuk pengukuhan sosial bahwa mempelai perempuan telah resmi menjadi anggota keluarga mempelai laki-laki.

Ngunduh mantu juga mencerminkan tanggung jawab pihak pria dalam menghormati dan menyambut menantu secara terbuka, sekaligus memperkenalkan pasangan baru itu kepada lingkungan dan kerabat dari pihak pria.

Baca Juga: Tahun Ini Mau Menikah? Ini Dokumen Persyaratan dan Biaya Menikah di KUA

Kapan Ngunduh Mantu Dilakukan?

Dalam budaya Jawa, sekitar lima hari setelah prosesi resepsi pernikahan dilangsungkan, biasanya disusul dengan penyelenggaraan acara ngunduh mantu.

Tradisi ini merupakan bentuk penyambutan dari pihak keluarga mempelai pria, yang menandai secara resmi bahwa sang pengantin perempuan kini telah menjadi bagian dari keluarga besar mereka.

Rangkaian prosesi dalam Ngunduh mantu biasanya lebih sederhana dibanding akad atau resepsi, meliputi upacara wijik puput, sungkeman, serta kirab temanten.

Meskipun singkat, acara ini memiliki makna simbolis yang kuat dalam mengukuhkan ikatan dua keluarga.

Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian pernikahan adat Jawa yang diwariskan secara turun-temurun.

Tak mengherankan bila banyak orang tua masih mempertimbangkan untuk melaksanakan Ngunduh mantu sebagai bentuk penghormatan terhadap adat dan leluhur dalam pernikahan anak-anak mereka.

Baca Juga: Apa Arti Gowok dalam Tradisi Jawa? Cek Sejarah, Praktik, dan Perkembangan Saat Ini

Nilai Budaya dan Pelestarian

Ngunduh mantu bukan sekadar seremoni, tetapi juga sarana mempererat hubungan dua keluarga besar serta mengokohkan nilai gotong royong dan kekeluargaan.

Tradisi ini juga menampilkan keindahan busana adat, tari-tarian, hingga makanan khas daerah, sehingga berperan dalam melestarikan budaya Jawa.

Saat ini, meski banyak yang mengadopsi gaya pernikahan modern, prosesi Ngunduh mantu tetap digelar oleh banyak keluarga, baik secara adat lengkap maupun versi yang telah disederhanakan sesuai kondisi zaman dan kemampuan ekonomi.

Baca Juga: Nikah Massal Kemenag Gratis Akad Nikah & Mas Kawin, Pendaftaran Ditutup Hari Ini 20/5

Rangkaian Prosesi Ngunduh Mantu

Prosesi ngunduh mantu dapat bervariasi tergantung daerah, tetapi secara umum sebagai berikut, dirangkum dari Jurnal UNS.

1. Kirab Pengantin

Pasangan pengantin diarak dari tempat tinggal mempelai wanita (atau lokasi penjemputan) menuju kediaman mempelai pria. Diiringi dengan musik tradisional, bregada prajurit, penari, dan kereta kencana (jika memakai adat keraton).

2. Tantingan

Ritual simbolis di mana keluarga pria menanyakan kesiapan pengantin wanita untuk diterima sebagai bagian dari keluarga baru.

3. Tumpengan atau Kenduri

Syukuran keluarga atas diterimanya mempelai wanita, dengan doa dan makan bersama kerabat.

4. Resepsi atau Panggih Kedua

Dalam beberapa tradisi, ngunduh mantu juga dilengkapi dengan pesta resepsi kedua yang diselenggarakan oleh keluarga mempelai pria.

Itulah informasi menarik terkait sejarah dari prosesi Ngunduh Mantu di Indonesia.

Tonton: Rasio Kredit Bermasalah UMKM Meningkat, NPL di Bulan Mei Nyaris Tembus 5%

Selanjutnya: Persiapan Euro 2028, Inggris Investasi Rp 19,8 Triliun Untuk Infrastruktur Olahraga

Menarik Dibaca: Begini Cara Menurunkan Kadar Asam Urat yang Terbukti Efektif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti

Terbaru