HARI RAYA KEAGAMAAN - Pahami sejarah Ogoh-ogoh, makna, dan tujuan saat Hari Raya Nyepi. Umat Hindu merayakan Tahun Baru Saka 1947 dengan suka cita.
Banyak rangkaian upacara dan kegiatan lain terkait dengan Hari Raya Nyepi di tahun 2025, salah satunya Ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang biasanya berbentuk menyeramkan dan diarak saat malam Pengerupukan, yaitu sehari sebelum Hari Raya Nyepi dalam tradisi masyarakat Hindu di Bali.
Boneka ini dibuat dari bambu dan kertas, sering kali menggambarkan wujud Bhuta Kala, yaitu simbol kekuatan negatif atau sifat buruk dalam kehidupan manusia.
Baca Juga: Besok (29/3) Hari Raya Nyepi 2025, Kirimkan Contoh Ucapan Nyepi Ke Umat Hindu
Sejarah ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi
Ogoh-ogoh tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Namun, sejarah ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi dimulai sejak tahun 1980-an, umat Hindu mengusung ogoh-ogoh yang dijadikan satu dengan acara mengelilingi desa dan membawa obor atau yang disebut acara ngerupuk.
Sebelum memulai pawai ogoh-ogoh para peserta upacara atau pawai biasanya melakukan minum-minuman keras traditional yang dikenal dengan nama arak.
Pada umumnya ogoh-ogoh di arak menuju suatu tempat yang diberi nama sema (tempat persemayaman umat Hindu sebelum dibakar dan pada saat pembakaran mayat). Kemudian ogoh-ogoh yang sudah diarak mengelilingi desa tersebut dibakar.
Baca Juga: Cek Jadwal Operasional BCA Saat Libur Nyepi hingga Lebaran 2025
Karena bukan sarana upacara, ogoh-ogoh itu diarak setelah upacara pokok selesai dengan diiringi irama gamelan khas Bali yang diberi nama bleganjur.
Ogoh-ogoh murni sebagai cetusan rasa semarak untuk memeriahkan upacara ngerupuk. Karena tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi, maka ogoh-ogoh tidak mutlak ada dalam upacara tersebut.
Parade seperti Ogoh-ogoh tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara, misalnya berupa raksasa yang melambangkan Bhuta Kala.
Baca Juga: Kumpulan Ucapan, Link Twibbon dan Poster Hari Raya Nyepi 2025
Makna dan pelaksanaan Hari Raya Nyepi, terkait dengan pembakaran ogoh-ogoh ini merupakan lambang nyomia atau menetralisir Bhuta Kala, yaitu unsur-unsur kekuatan jahat.
Makna Ogoh-ogoh
Melansir dari Nyepi.com, Parade Ogoh-ogoh melambangkan sifat buruk atau energi negatif yang ada di dunia dan dalam diri manusia.
Wujudnya yang menyeramkan merepresentasikan hawa nafsu, keserakahan, dan kejahatan yang harus dikendalikan dan disucikan sebelum memasuki Tahun Baru Saka.
Tujuan Ogoh-ogoh
Ada beberapa tujuan dalam aktivitas Ogoh-ogoh saat perayaan Hari Raya Nyepi.
1. Mengusir Energi Negatif
Ogoh-ogoh diarak keliling desa untuk menyerap dan membawa pergi roh-roh jahat atau aura negatif dari lingkungan sekitar.
2. Simbol Pembersihan Diri
Setelah diarak, Ogoh-ogoh biasanya dibakar sebagai simbol pelepasan energi buruk, sehingga masyarakat bisa memasuki Hari Raya Nyepi dengan hati dan pikiran yang bersih.
3. Pelestarian Budaya
Pembuatan dan pawai Ogoh-ogoh juga menjadi bagian dari seni dan budaya masyarakat Bali, yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Secara keseluruhan, Ogoh-ogoh adalah bagian penting dalam perayaan Nyepi yang bukan hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga memperkuat kebersamaan masyarakat dalam menjaga tradisi dan budaya Hindu di Bali
Itulah informasi singkat terkait perayaan Ogoh-ogoh saat Hari Raya Nyepi yang sarat akan makna di dunia dan manusia.
Tonton: Prabowo Resmikan Aturan Baru, Anak-Anak Dibatasi Akses Medsos untuk Perlindungan Digital
Selanjutnya: Promo Indomaret Weekend Terbaru Maret 2025, Frisian Flag & Indomilk Paling Murah
Menarik Dibaca: Buah Bit Bisa Membuat Asam Urat Normal? Simak Penjelasannya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News