CARI TAHU - Simak arti Emansipasi Wanita menurut KBBI, sejarah, dan tokoh di dunia. Memasuki tanggal 21 April 2025, Indonesia memperinati Hari Kartini.
Salah satu nilai penting dalam memperingati Hari Kartini adalah perjuangan Wanita dengan nilai emansipasi yang dijunjungnya.
Lalu, apa sebenarnya emansipasi Wanita? Simak informasi menarik selengkapnya.
Baca Juga: Kumpulan Link Poster dan Twibbon Hari Kartini 21 April 2025 Gratis
Arti Emansipasi Wanita
Emansipasi wanita adalah proses atau upaya yang bertujuan untuk memberikan hak, kebebasan, dan kesempatan yang setara bagi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, politik, maupun pendidikan.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Emansipasi berarti “pembebasan dari perbudakan, persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria)”.
Jadi, emansipasi wanita berarti pembebasan perempuan dari pembatasan-pembatasan yang menghalangi peran dan partisipasi mereka di masyarakat, terutama dalam hal hak, kewajiban, dan peluang yang sama dengan laki-laki.
Baca Juga: Selamat Hari Kartini 2025, Ini Ucapan & Link Download Twibbon untuk Wanita Hebat
Dalam jurnal-jurnal akademik, emansipasi wanita sering dikaitkan dengan feminisme, gender equality, dan pemberdayaan perempuan (women empowerment).
Salah satu artikel dalam Jurnal Gender dan Anak menyebutkan bahwa: "Emansipasi perempuan merupakan proses sosial, politik, dan budaya yang bertujuan untuk membebaskan perempuan dari dominasi struktural dan budaya patriarki yang membatasi peran serta kontribusi mereka di ranah publik."
Di bidang hukum dan HAM, emansipasi wanita adalah bagian dari perjuangan kesetaraan gender, sebagaimana tertuang dalam berbagai dokumen internasional seperti CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women).
Baca Juga: 20 Kata-Kata Motivasi Inspiratif Hari Kartini untuk Perjuangan Perempuan
Sejarah Emansipasi Wanita di Dunia
Pada masa lampau, sebagian besar masyarakat dunia bersifat patriarkis (laki-laki dominan). Perempuan seringkali hanya diberi peran domestik seperti mengurus rumah tangga, tanpa hak untuk memiliki tanah, berpendidikan, atau menyuarakan pendapat.
Namun, dalam beberapa peradaban, perempuan memiliki posisi penting. Contohnya:
- Cleopatra (Ratu Mesir), penguasa yang cerdas dan berpengaruh dalam politik internasional.
- Joan of Arc (Prancis, abad ke-15), gadis muda yang memimpin pasukan dalam Perang Seratus Tahun.
Abad ke-19 – Gerakan Suffragette
Muncul kesadaran dan gerakan sistematis di Eropa dan Amerika Serikat untuk memperjuangkan hak pilih bagi perempuan.
Tokoh-tokohnya antara lain:
- Emmeline Pankhurst (Inggris): memimpin Women’s Social and Political Union, dikenal karena aksi-aksi protesnya yang militan demi hak suara perempuan.
- Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Stanton (Amerika Serikat): pelopor gerakan hak suara perempuan di AS.
Hasil dari gerakan ini:
- 1893: Selandia Baru menjadi negara pertama yang memberikan hak suara kepada perempuan.
- 1920: Amerika Serikat mengesahkan Amandemen ke-19, mengakui hak pilih bagi perempuan.
Baca Juga: Selamat Hari Kartini 2025, Sebarkan Ucapan & Link Twibbon Hari Kartini Gratis
Abad ke-20 – Emansipasi Meluas ke Bidang Sosial & Ekonomi
Setelah mendapat hak pilih, perjuangan dilanjutkan untuk mendapat kesetaraan di bidang kerja, pendidikan, dan hukum.
Tokoh penting lainnya:
- Simone de Beauvoir (Prancis): Filsuf feminis penulis The Second Sex, yang menganalisis peran dan stereotip gender.
- Angela Merkel (Jerman): Menjadi kanselir Jerman selama 16 tahun, salah satu pemimpin perempuan paling kuat di dunia.
Sejarah Emansipasi Wanita di Indonesia
1. R.A. Kartini (1879–1904)
Tokoh utama emansipasi wanita Indonesia. Ia lahir dari keluarga bangsawan Jawa, namun melawan budaya feodal yang mengekang perempuan, terutama dalam hal pendidikan.
Karya surat-menyuratnya dengan teman-teman Belanda dihimpun dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang, yang menjadi simbol perjuangan perempuan Indonesia.
2. Dewi Sartika (1884–1947)
Pahlawan wanita asal Jawa Barat yang mendirikan sekolah pertama untuk perempuan pribumi, Sekolah Isteri, pada tahun 1904 di Bandung. Ia memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan agar bisa mandiri secara ekonomi dan sosial.
Baca Juga: 15 Link Twibbon Foto dan Ucapan Hari Kartini 2025, Yuk Ramaikan!
3. Maria Walanda Maramis (1872–1924)
Tokoh dari Sulawesi Utara yang memperjuangkan hak perempuan dalam keluarga dan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan dan pengasuhan anak.
4. Martha Christina Tiahahu (1800–1818)
Kemudian, ada pejuang perempuan dari Maluku yang ikut mengangkat senjata dalam perang melawan Belanda bersama ayahnya. Ia menjadi simbol keberanian dan semangat perlawanan dari perempuan Indonesia.
Contoh Emansipasi Wanita
Di era modern, beberapa penerapan emansipasi Wanita adalah sebagai berikut.
- Pendidikan: Perempuan memiliki hak untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya sebagaimana laki-laki.
- Karier dan Pekerjaan: Perempuan bebas memilih profesi, termasuk menjadi pemimpin, ilmuwan, tentara, atau politisi.
- Politik: Banyak negara telah mengizinkan perempuan menjadi presiden, menteri, atau anggota parlemen (contoh: Angela Merkel di Jerman, Jacinda Ardern di Selandia Baru).
- Keluarga: Wanita memiliki hak untuk mengambil keputusan dalam keluarga, termasuk hak memilih pasangan, mengatur keuangan rumah tangga, dan mendidik anak.
Itulah informasi penting dalam memperingati Hari Kartini yang menanamkan nilai emansipasi wanita.
Tonton: Trump Ancam Pecat Ketua The Fed Jerome Powell, Berpotensi Ciptakan Kepanikan Pasar?
Selanjutnya: Emiten Afiliasi Prajogo Pangestu, Petrosea (PTRO) akan Bagikan Dividen US$ 10 Juta
Menarik Dibaca: Ini 10 Merek Teh Hijau yang Bagus untuk Diet lo, Cek Daftarnya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News