CARI TAHU - JAKARTA. Apa itu panggilan Gus dalam beberapa tokoh Agama Islam di Indonesia? Simak penjelasan dari sejarah hingga beberapa informasi terkait tokoh yang terkenal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "gus" adalah panggilan hormat yang diberikan kepada anak laki-laki.
Umumnya, panggilan ini digunakan untuk kalangan pesantren atau tokoh agama di masyarakat Jawa, terutama di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Panggilan ini memiliki konotasi penghormatan, menunjukkan status sosial dan keagamaan.
Baca Juga: Mobil Kepresidenan dari Masa ke Masa, Mercy Jadi Favorit Presiden
Sejarah Panggilan "Gus"
Menurut Baoesastra Jawa oleh Poerwadarminta, istilah awal "Gus" berasal dari "Bagus" merujuk pada sebutan untuk anak laki-laki atau pria yang memiliki kedudukan tinggi atau martabat yang lebih tinggi.
Perkembangan sapaan "Den Bagus" tersebut turut berubah dan berkembang di luar Keraton.
Menurut jurnal Antropologi dengan judul Makna Sapaan di Pesantren: Kajian Linguistik-Antropologis, menjelaskan bahwa seiring waktu, istilah Den Bagus mengalami penyederhanaan dengan menghilangkan kata Raden atau Den, sehingga hanya tersisa Bagus atau Gus.
Baca Juga: 1 Muharam 1446 H versi NU, Muhammadiyah, Pemerintah Berbeda, Ini Penjelasannya
Ketika pesantren berkembang di wilayah Jawa, sebutan Gus mulai digunakan sebagai panggilan untuk anak laki-laki pemimpin pesantren. Lambat laun, panggilan Gus menjadi semacam gelar yang khas bagi anak-anak kiai, khususnya dalam tradisi dan budaya Nahdlatul Ulama (NU).
Menurut sejarawan NU, panggilan gus tidak hanya eksklusif untuk anak kiai, tetapi kadang digunakan untuk anak-anak yang dianggap memiliki keistimewaan dalam ilmu atau adab.
Panggilan gus berasal dari istilah dalam tradisi Jawa, yakni kependekan dari bagus, yang berarti tampan, baik, atau berbudi luhur.
Panggilan Gus di masa kini berkaitan dengan berbagai konteks dan aktivias terkait kepesantrenan. Sehingga, istilah ini digunakan sebagai gelar penghormatan untuk anak laki-laki seorang kiai atau pemimpin pondok pesantren.
Baca Juga: Performa IHSG Era Jokowi, Tak Semoncer Masa SBY dan Megawati
Kenapa seseorang dipanggil "Gus"?
Dalam buku Pesantren dan Tradisi Islam di Jawa karya Zamakhsyari Dhofier, dijelaskan bahwa penggunaan gelar gus adalah bagian dari penghormatan pada keluarga kiai yang memiliki peran penting dalam struktur sosial Islam tradisional di Jawa.
Tradisi ini telah berlangsung lama dan menjadi salah satu ciri khas budaya pesantren di Jawa. Panggilan ini tidak hanya menunjukkan status sosial tetapi juga diharapkan mengandung nilai moral.
Seseorang dipanggil "Gus" juga dipandang sebagai penerus ilmu dan kepemimpinan spiritual ayahnya, yang memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga tradisi keagamaan dan sosial di masyarakat.
Baca Juga: Mengenal Sosok Gus Ipul, Walikota Pasuran Penggganti Risma sebagai Mensos
Tokoh-Tokoh dengan Panggilan Gus
Beberapa tokoh terkenal dari kalangan Nahdlatul Ulama menggunakan panggilan gus sebagai bagian dari nama mereka, misalnya:
- Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid): Presiden ke-4 Indonesia yang juga seorang tokoh besar NU.
- Gus Mus (KH Ahmad Mustofa Bisri): Kiai karismatik sekaligus budayawan dan penulis.
- Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim): Seorang ulama muda yang dikenal karena keilmuannya dalam tafsir dan fiqih.
Panggilan ini bukan sekadar gelar, melainkan simbol harapan dan tanggung jawab moral bagi pemiliknya untuk melanjutkan kiprah kepemimpinan spiritual dan sosial.
Dengan memahami sejarah dan maknanya, masyarakat dapat lebih menghargai kekayaan budaya lokal yang berkontribusi pada identitas kebangsaan Indonesia.
Itulah penjelasan terkait sejarah panggilan Gus hingga beberapa alasan kenapa panggilan diterapkan ke beberapa tokoh Agama Islam.
Selanjutnya: Link Download FF dan Free Fire MAX OB47 APK Android dan iOS, Apa Saja yang Baru?
Menarik Dibaca: Sayur Apa yang Menurunkan Kolesterol Tinggi dengan Cepat? Intip 5 Rekomendasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News