CARI TAHU - Simak sejarah Bank Indonesia hingga perayaan setiap 5 Juli. bangsa Indonesia memperingati Hari Bank Indonesia setiap tanggal 5 Juli, sebuah momen bersejarah yang menandai tonggak penting dalam perjalanan sistem keuangan Indonesia, khususnya dalam memperkuat kedaulatan ekonomi pasca-kemerdekaan.
Tanggal ini merujuk pada peristiwa nasionalisasi De Javasche Bank, bank sentral era kolonial Hindia Belanda yang kemudian diubah menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953.
Melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia, pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis untuk menghapus dominasi lembaga keuangan asing dan menegaskan kontrol negara atas kebijakan moneter dan peredaran uang di wilayah Republik Indonesia.
Baca Juga: Kumpulan Ucapan Hari Bank Indonesia 2025 yang Bermakna dan Penuh Arti
Proses nasionalisasi ini bukan hanya simbol kedaulatan ekonomi, tetapi juga awal dari lahirnya sistem perbankan nasional yang berpihak pada kepentingan rakyat dan pembangunan negeri.
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia diberi mandat untuk menjaga kestabilan nilai rupiah, mengatur sistem pembayaran, dan mendukung terciptanya sistem keuangan yang sehat dan berdaya tahan.
Hari Bank 5 Juli kini tidak hanya diperingati sebagai momentum historis nasionalisasi bank kolonial, tetapi juga sebagai ajakan bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor keuangan untuk merefleksikan peran perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, modern, dan berkelanjutan.
Baca Juga: 25 Ucapan Hari Bank Indonesia yang Diperingati Setiap Tanggal 5 Juli
Di tengah dinamika global dan transformasi digital, semangat Hari Bank menjadi pengingat bahwa lembaga keuangan memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional.
Untuk itu, simak sejarah Bank Indonesia beserta perayaan setiap 5 Juli.
1. Munculnya De Javasche Bank (1828–1953)
Bank Indonesia berakar dari lembaga kolonial bernama De Javasche Bank (DJB) yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 24 Januari 1828 di Batavia (sekarang Jakarta).
Tujuan utama DJB kala itu adalah sebagai bank sirkulasi atau penerbit uang gulden Hindia Belanda, sekaligus sebagai bank komersial yang melayani kepentingan Belanda dan pengusaha swasta Eropa.
Meski statusnya adalah badan usaha swasta, DJB memiliki hak istimewa untuk mencetak dan mengedarkan uang serta mengatur sistem perbankan di wilayah kolonial.
Namun, setelah Indonesia merdeka tahun 1945, keberadaan DJB sebagai institusi keuangan kolonial dianggap tidak sesuai lagi dengan semangat kemerdekaan dan kedaulatan nasional.
Baca Juga: 30 Link Poster Hari Bank Indonesia 2025 Dengan Desain Menarik Untuk Media Sosial
2, Nasionalisasi dan Lahirnya Bank Indonesia (1953)
Untuk mengambil alih kendali moneter dari tangan asing, pada 5 Juli 1953, pemerintah Indonesia menasionalisasi De Javasche Bank melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1953, dan menjadikannya sebagai Bank Indonesia (BI), bank sentral milik negara.
Tugas utama Bank Indonesia waktu itu adalah:
- Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah
- Menyimpan cadangan devisa negara
- Menyediakan kredit bagi pemerintah
- Mengatur dan mengawasi bank-bank komersial
- BI juga berfungsi sebagai bank sirkulasi, bank sentral, dan bank komersial dalam waktu yang bersamaan.
3. Reformasi Fungsi: BI Fokus sebagai Bank Sentral (1968–1999)
Pada tahun 1968, peran Bank Indonesia mulai difokuskan sebagai bank sentral berdasarkan UU No. 13 Tahun 1968, dan fungsi sebagai bank komersial mulai dikurangi. Bank Indonesia diberi tugas lebih jelas yaitu:
- Menjaga kestabilan mata uang
- Mendukung pembiayaan pembangunan nasional
- Mengatur sistem perbankan
Baca Juga: BSI International Expo 2025 Hasilkan Transaksi Rp 2,66 Triliun dari 60 Ribu Pengunjung
4. Independensi Bank Indonesia (1999)
Krisis ekonomi Asia tahun 1997–1998 menjadi momentum penting perubahan struktur Bank Indonesia. Melalui UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, BI menjadi lembaga independen yang tidak dapat diintervensi oleh pemerintah maupun DPR dalam pelaksanaan tugasnya.
- Sejak saat itu, tugas utama Bank Indonesia berubah secara signifikan:
- Menjaga stabilitas nilai rupiah, baik terhadap barang (inflasi) maupun mata uang lain (nilai tukar)
- Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
- Mengatur dan mengawasi perbankan
- Menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Baca Juga: Ricky Gantikan Doni Primanto di BI
5. Pemekaran Tugas: OJK dan BI (2011–kini)
Seiring dinamika global dan kompleksitas sistem keuangan, pemerintah membentuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011, yang mengambil alih fungsi pengawasan sektor perbankan dan jasa keuangan dari BI. Kini, fokus utama Bank Indonesia adalah:
- Menjaga stabilitas moneter
- Mengelola kebijakan nilai tukar dan suku bunga
- Menjaga sistem pembayaran nasional (termasuk BI-FAST dan QRIS)
- Mengelola cadangan devisa
- Mendukung sistem keuangan yang stabil bersama OJK dan LPS
6. Peran Bank Indonesia Saat Ini
Hingga hari ini, Bank Indonesia terus bertransformasi menjadi bank sentral modern, adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk:
- Digitalisasi pembayaran melalui QRIS dan BI-FAST
- Inisiasi mata uang digital bank sentral (CBDC / Digital Rupiah)
- Respons terhadap krisis global dan geopolitik melalui kebijakan moneter yang akomodatif dan independen
- Komitmen mendukung ekonomi hijau dan inklusif melalui kebijakan hijau BI.
Demikian informasi seputar perkembangan dan sejarah BI terkait perayaan Hari Bank Indonesia setiap 5 Juli.
Tonton: Maxim Indonesia Membangun Bisnis Dengan Sistem Waralaba di Berbagai Daerah
Selanjutnya: IHSG Melemah ke 6.863,8 di Sesi Pertama (4/7), UNVR, TOWR, TLKM Jadi Top Losers LQ45
Menarik Dibaca: 4 Tips Cara Menurunkan Berat Badan Untuk Anda si Super Sibuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News