Mengenal fenomena La Nina di Indonesia serta dampak yang ditimbulkan

Rabu, 20 Oktober 2021 | 14:39 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Mengenal fenomena La Nina di Indonesia serta dampak yang ditimbulkan

ILUSTRASI. Mengenal fenomena La Nina di Indonesia serta dampak yang ditimbulkan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi.


EDUKASI -  Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini tentang datangnya La Nina menjelang akhir tahun 2021. 

Melansir dari laman BMKG, La Nina 2021/2022 akan berlangsung dengan intensitas lemah-sedang hingga Februari 2022. Masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia diimbau untuk waspada dengan fenomena tersebut. 

Lalu, apa itu La Nina? Bersumber dari situs Layanan Laut Departemen Perdagangan Amerika Serikat, La Nina berasal dari bahasa Spanyol yang memiliki arti gadis kecil.

Fenomena ini adalah kejadian anomali global ditandai dengan suhu permukaan laut atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis di bagian Tengah dan Timur lebih dingin dibanding suhu normalnya. 

Kejadian tersebut biasanya diikuti dengan pola sirkulasi Walker (sirkulasi atmosfer arah timur barat yang terjadi di sekitar ekuator) di atmosfer yang ada di atasnya berubah serta bisa memengaruhi iklim dan cuaca secara global. 

La Nina dapat terjadi beberapa tahun sekali, dan setiap kejadian bisa bertahan sekitar beberapa bulan hingga dua tahun. 

Baca Juga: Kominfo buka lowongan kerja terbaru, fresh graduate bisa ikut daftar

Penyebab terjadinya La Nina

Mengutip dari buku Tanya Jawab La Nina, El Nino dari BMKG, fenomena La Nina terjadi akibat interaksi antara permukaan laut dan atmosfer di Pasifik tropis.

Fenomena ini terjadi setelah sebelumnya terdapat penumpukan massa air di bawah permukaan Samudra Pasifik yang lebih dingin dibandingkan saat normal. 

Kemudian, angin Pasat Timur menguat dan menyebabkan meningkatnya upwelling atau naiknya massa air laut yang lebih dingin dari bagian dalam ke permukaan laut, di lepas pantai Barat Amerika Selatan dan di sepanjang ekuator Pasifik, dan suhu permukaan laut turun di bawah normal

Suhu pada permukaan laut yang berubah mempengaruhi atmosfer yang ada di atasnya sehingga memengaruhi perubahan suhu dan arus laut. 

Perubahan tersebut terjadi melalui mekanisme umpan balik atau feedback atmosfer-laut. Fenomena La Nina memiliki siklus rata-rata setiap 3-4 tahun dan hal tersebut akan memengaruhi iklim dunia.

Baca Juga: Telkom University buka pendaftaran calon maba tanpa tes, bisa dapat beasiswa juga!

 

Dampak La Nina bagi dunia dan Indonesia

Saat La Nina terjadi, fenomena tersebut akan berdampak pada pola iklim global. Di daerah tropis seperti di Indonesia, La Nina akan membuat cuaca menjadi lebih basah. 

Saat La Nina, beberapa wilayah di Indonesia akan terjadi peningkatan curah hujan bulanan dan musiman. 

Pada Juni-Juli-Agustus, La Nina akan berdampak pada peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. 

Sedangkan pada September-Oktober-November, peningkatan curah hujan terjadi di wilayah Tengah hingga Timur Indonesia. 

Periode Desember-Januari-Februari dan Maret-April-Mei, La Nina akan meningkatkan curah hujan di bagian Timur Indonesia. 

Curah hujan saat La Nina biasanya meningkat antara 20-40% lebih tinggi di bandingkan saat tahun netral. 

Untuk mendeteksi La Nina, para ilmuwan menggunakan berbagai alat serta teknik untuk memantau serta memprediksi perubahan suhu di Samudra Pasifik. 

Prediksi tersebut menggunakan model yang dijalankan oleh high performance computer atau HPC di berbagai lembaga termasuk BMKG.

Selanjutnya: Pengertian adverb bahasa Inggris, jenis-jenis serta contoh penggunaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Tiyas Septiana

Terbaru