KONTAN.CO.ID - Puncak hujan meteor Phoenicid terjadi mulai hari ini (6/12/2021) sampai besok (7/12/202). Dari mana asal meteor Phoenicid? Yuk cari tahu selengkapnya di sini.
Tahun 2021 sepertinya akan ditutup dengan beberapa fenomena astronomi yang menarik. Seperti gerhana Matahari Total yang terjadi akhir pekan kemarin (4/12/2021) hingga Bulan Baru Super yang merupakan fase Bulan Baru yang waktu kejadiannya berdekatan dengan saat Perige Bulan.
Tidak hanya itu saja, masih ada fenomena astronomi lainnya yang terjadi sepanjang bulan Desember 2021 ini. Termasuk puncak hujan meteor Phoenicid yang terjadi mulai hari ini (6/12/2021).
Mengutip dari laman resmi Edukasi Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang dari Pusat Riset Antariksa LAPAN-BRIN menjelaskan bagaimana fenomena hujan meteor itu terjadi.
Baca Juga: Gerhana Matahari total hingga Super New Moon, fenomena astronomi akhir pekan ini
Meteor Phoenicid
Pheonicid merupakan hujan meteor minor yang pertama kali ditemukan pada tahun 1956. Hujan meteor ini memiliki radian (titik asal kemunculan) di konstelasi Phoenix dekat bintang Alfa Eridani (archenar) konstelasi Eridanus.
Hujan meteor Pheonicid ini berasal dari sisa debu komet 289P/Blanpain yang mengorbit Matahari selama 5,18 tahun.
Umumnya hujan meteor Phoenicid ini mulai aktif dari 29 November hingga 9 Desember dengan puncaknya sekitar 5 atau 6 Desember setiap tahun.
Berdasarkan laporan dari Pusat Riset Antariksa LAPAN-BRIN, puncak hujan meteor Phoenicid tahun 2021 ini terjadi pada tanggal 6-7 Desember 2021.
Apakah hujan meteor Phoenicid dapat dilihat dari wilayah Indonesia?
Kabar baiknya, hujan meteor ini dapat disaksikan di wilayah Indonesia. Laporan Pusat Riset Antariksa LAPAN-BRIN mengatakan bahwa hujan meteor tersebut dapat disaksikan sejak awal senja bahari (20 menit setelah terbenam Matahari).
Meteor Phoenicid juga dapat disaksikan hingga keesokan harinya pukul 02.15 waktu setempat dari arah tenggara hingga barat daya.
Baca Juga: Inilah Bernadinelli-Bernstein (BB), komet raksasa aktif saat ini yang ditemukan
Intensitas hujan meteor Pheonicid di wilayah Indonesia mencapai sekitar 51 meteor/jam (Sabang) hingga 74 meteor/jam (P. Rote). Kemungkinan masing-masing wilayah akan menyaksikan hujan meteor ini dengan intensitas yang berbeda.
Hal ini dikarenakan titik radian berkulminasi pada ketinggian 31 sampai 48 derajat arah selatan, sedangkan intensitas hujan meteor saat di zenit (titik di angkasa yang berada persis di atas pengamat) sebesar 100 meteor/jam.
Apakah Anda ingin melihat hujan meteor yang satu ini?
Bila cuaca cukup baik (cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya), Anda dapat menyaksikan hujan meteor Phoenicid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News