Sejarah Singkat Pertempuran Ambarawa, Penyebab, dan Tokoh yang Terlibat

Minggu, 15 Desember 2024 | 17:25 WIB   Penulis: Tiyas Septiana
Sejarah Singkat Pertempuran Ambarawa, Penyebab, dan Tokoh yang Terlibat

ILUSTRASI. Sejarah Singkat Pertempuran Ambarawa, Penyebab, dan Tokoh yang Terlibat.


HARI BESAR NASIONAL -  Tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI AD. Peringatan ini sebagai pengingat peristiwa pertempuran Ambarawa. 

Pertempuran Ambarawa juga biasa dikenal dengan nama Pertempuran Palagan Ambarawa. 

Melansir dari Badan Otoritas Borobudur Kemenparekraf, pertempuran ini berlangsung selama empat hari yakni pada tanggal 12-15 Desember 1945. 

Baca Juga: 146.000 Status Kepemilikan KJP Dicabut, DPRD DKI Minta Disdik Evaluasi

Penyebab pertempuran Ambarawa

Meletusnya pertempuran Ambarawa disebabkan oleh ulah sekutu yang datang dan bertindak layaknya penguasa. 

Mereka membebaskan tawanan Belanda dan mempersenjatai mereka. Bahkan para sekutu tersebut melanggar perjanjian. 

Bersumber dari Buku Peperangan dan Serangan Kemendikbud, Tentara sekutu dibonceng oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration) tiba di Semarang pada bulan Oktober 1945. 

Tentara sekutu merasa berhak atas Indonesia berdasar perjanjian yang dilakukan lnggris dengan Belanda yang disebut Civil Affairs Agreement pada 24 Agustus 1945 yang mengatur pemindahan kekuasaan di Indonesia dari British Military Administration kepada NICA. 

Pada awalnya kedatangan tentara sekutu disambut baik oleh pihak Indonesia namun pihak sekutu justru melanggar janji. 

Pihak sekutu menimbulkan keributan di daerah Ambarawa dan Magelang dengan mempersenjatai tawanan. 

Pada tanggal 2 November 1945, Presiden Soekarno dan Brigadir Bathell bahkan melakukan perundingan untuk meredakan konflik tersebut. 

Namun pihak sekutu kembali mengingkari perjanjian yang dibuat oleh Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell. 

Pada 20 November 1945 pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pihak Sekutu.

Pada 21 November 1945, pasukan Sekutu yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur.

Kemudian, 22 November 1945 pertempuran berkobar di dalam kota dan pasukan Sekutu melakukan serangan terhadap perkampungan di sekitar Ambarawa . 

Pada pertempuran Ambarawa ini, kolonel Isdiman gugur saat membela kedaulatan Indonesia. Kolonel Isdiman kemudian digantikan oleh Kolonel Sudirman. 

Tonton: Presiden Korsel Dicopot

Pasukan Indonesia berhasil pukul mundur sekutu

5 Desember 1945 Pasukan TKR berhasil memukul mundur pasukan Sekutu yang semakin terjepit di Palagan Ambarawa 79 Banyubiru, begitu juga lapangan terbang Kalibenteng berhasil direbut.

Jalan Raya Ungaran Ambarawa berhasil dikuasai TKR, selanjutnya Jalan Semarang Yogyakarta sepenuhnya dikuasai untuk mempermudah pengangkutan barang dan personel

Kolonel Sudriman kemudian membuat strategi "Supit Urang" dimana pasukan TKR akan menyerang di seluruh penjuru Ambarawa secara serentak di segala sektor pada jam dan detik yang sama, dimulai pada pukul 04.30 WIB, 12 Desember 1945

Strategi ini berhasil memukul mundur pasukan sekutu. Musuh mulai mundur dan pada tanggal 15 Desember 1945 pukul 17.30 WIB pertempuran di Palagan Ambarawa berakhir dengan kemenangan di pihak Indonesia. 

Berkat keberhasilan dalam perang Ambarawa, kolonel Sudirman idangkat menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal pada 18 Desember 1945. 

Selanjutnya: BSI Catat Kenaikan Signifikan Tabungan Haji Sepanjang 2024

Menarik Dibaca: Daerah Ini Alami Hujan Petir, Simak Prakiraan Cuaca Besok (16/12) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tiyas Septiana
Terbaru