IDUL ADHA - Apa makna Idul Adha yang penting bagi umat Islam? Simak peristiwa terkait perayaan Hari Raya Kurban. Saat merenungi perayaan ini, umat Muslim akan kembali diingatkan pada kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS.
Idul Adha sangat erat kaitannya dengan peristiwa ketika Nabi Ibrahim AS menerima perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail, sebagai bentuk ujian keimanan dan kepatuhan yang luar biasa.
Melansir dari situs resmi Kementerian Agama, Hari Raya Idul Adha juga dikenal dengan sebutan “Idul Nahr,” yang berarti hari penyembelihan. Nama ini mencerminkan bentuk penghormatan terhadap ujian berat yang harus dihadapi oleh Nabi Ibrahim.
Baca Juga: Apa Saja yang Diucapkan Setiap Hari Raya Idul Adha? Ini 4 Contoh untuk Umat Muslim
Sejarah Idul Adha
Kisah bersejarah Idul Adha berawal dari kehidupan Nabi Ibrahim AS, yang dikenal memiliki harta kekayaan berupa ribuan ternak. Dalam kitab “Misykatul Anwar” dijelaskan bahwa beliau memiliki sekitar 1000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta.
Ada pula riwayat lain yang menyebut bahwa total kekayaan beliau bisa mencapai 12.000 ekor hewan ternak. Dengan jumlah itu, Nabi Ibrahim dapat digolongkan sebagai seorang yang sangat kaya pada zamannya.
Suatu ketika, ada yang bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Siapa pemilik semua ternak ini?”.
Baca Juga: 20 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha dalam Bahasa Arab yang Penuh Berkah
Lalu, Nabi Ibrahim menjawab dengan penuh keimanan, “Semuanya milik Allah. Hanya saja saat ini dititipkan padaku. Jika suatu saat Allah meminta semuanya kembali, makan aku siap menyerahkan. Bahkan bila Allah menghendaki anakku yang paling kusayangi, Ismail, tentu aku akan rela menyerahkannya.”
Dari jawaban tersebut, menjadi bukti keteguhan iman Nabi Ibrahim. Tak lama setelah itu, Allah benar-benar menguji beliau lewat mimpi, yaitu perintah untuk menyembelih putranya, Ismail, yang kala itu masih berusia tujuh tahun, seorang anak yang tampan, sehat, dan cekatan.
Pengorbanan besar ini menjadi inti dari peringatan Idul Adha hingga kini.
Baca Juga: Idul Adha 2025, Ini 6 Amalan Sunnah yang Bisa Anda Kerjakan untuk Menambah Pahala
Peristiwa dalam Al-Quran
Peristiwa yang menjadi sejarah Idul Adha itu dinyatakan dalam Al-Qur’an:
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnay aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Aa-saffat: 102).
Nabi Ibrahim memantapkan niatnya sehingga Nabi Ismail pasrah, seperti ayahnya yang telah tawakkal. Pasca setelah pisau nyaris digerakkan, tiba-tiba posisi Nabi Ismail tersebut diganti dengan domba yang diturunkan dari langit oleh Allah.
Allah telah meridloi kedua ayah dan anak memasrahkan tawakkal mereka. Sebagai imbalan keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110.
Baca Juga: Cara Bikin Ucapan Idul Adha 2025 Menarik di Canva, Cari Template Pakai Kata Kunci ini
Makna Idul Adha bagi Umat Islam
Peristiwa yang dialami Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail diatas, bagi umat Islam harus dimaknai sebagai pesan simbolik agama, yang mengandung pembelajaran paling tidak pada tiga hal:
1. Ketakwaan dan Ketaatan kepada Allah SWT
Makna utama dari Idul Adha adalah tentang ketakwaan, yaitu sikap tunduk sepenuhnya kepada kehendak Allah.
Nabi Ibrahim AS menunjukkan bentuk ketakwaan tertinggi ketika ia bersedia melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS, meskipun itu adalah sesuatu yang sangat berat secara emosional dan manusiawi.
Keikhlasan Nabi Ibrahim menjadi simbol sejati ketaatan tanpa syarat. Sebagai balasannya, Allah mengganti Ismail dengan seekor domba sebagai bentuk kasih sayang dan penghargaan atas ketulusan sang nabi.
Dari sini, umat Islam diajarkan bahwa keimanan sejati ditandai dengan kesiapan untuk mengorbankan hal paling berharga demi menjalankan perintah Allah.
Baca Juga: Sambut Idul Adha, Ada Promo Tiket Damri untuk Sejumlah Rute Berikut
2. Solidaritas Sosial dan Kepedulian terhadap Sesama
Idul Adha juga sarat dengan pesan kemanusiaan. Pelaksanaan ibadah kurban bukan hanya soal menyembelih hewan, tetapi bagaimana hasilnya dapat dirasakan oleh saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Dalam Islam, berbagi kepada dhuafa dan fakir miskin adalah bentuk nyata kepedulian sosial yang sangat ditekankan. Melalui pembagian daging kurban, rasa kebersamaan dan kesetaraan sosial dipupuk, sehingga tidak ada yang merasa terpinggirkan dalam suasana hari raya.
Momen ini juga mengingatkan umat Islam akan pentingnya empati, sebagaimana saat berpuasa di bulan Ramadan yang mengajarkan kita merasakan lapar seperti mereka yang kekurangan.
3. Peningkatan Kualitas Diri dan Akhlak
Lebih jauh lagi, Idul Adha mengajarkan pentingnya pengendalian diri dan peningkatan kualitas pribadi. Proses pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim mengajarkan bahwa dalam hidup, kita harus mampu mengorbankan ego, hawa nafsu, dan sifat mementingkan diri sendiri demi kebaikan yang lebih besar.
Idul Adha menjadi momentum refleksi untuk memperbaiki diri, memperkuat kesabaran, membentuk keikhlasan, dan membangun akhlak mulia. Ini adalah dasar dari pembentukan karakter Muslim yang ideal—yaitu pribadi yang tidak hanya taat kepada Tuhan, tetapi juga berguna bagi sesama.
Demikian makna Idul Adha dan sejarah singkat Idul Adha yang juga disebut sebagai Hari Raya Kurban.
Tonton: SEOJK Asuransi Kesehatan Terbit, Peserta Wajib Tanggung 10% Klaim Biaya Berobat
Selanjutnya: Wind Breaker S2 Episode 10 Subtitle Indonesia Kapan Tayang? Cek Jadwal dan Sinopsis
Menarik Dibaca: 7 Ide Bak Mandi untuk Mengubah Kamar Mandi Anda Jadi Tempat Santai ala Spa di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News