Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta: Pemimpin, Dampak, dan Tujuan

Selasa, 28 Februari 2023 | 14:17 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta: Pemimpin, Dampak, dan Tujuan

ILUSTRASI. Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi di Kota Yogyakarta yang pada saat itu menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia.


SEJARAH - Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi di Kota Yogyakarta yang pada saat itu menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Serangan Umum 1 Maret 1949 dipimpin oleh beberapa tokoh bangsa Indonesia seperti Jenderal Soedirman maupun Jenderal Soeharto. 

Dirangkum dari laman resmi Kementeruan Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan sebuah respons atas Agresi Militer Belanda ke-II yang menjadikan Yogyakarta sebagai sasaran utamanya. 

Saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia karena situasi di Jakarta tidak aman setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Daftar Tanggal Merah Maret 2023 dan Hari Besar Nasional Serta Internasional

Namun, situasi Yogyakarta sebagai ibu kota negara saat itu sangat tidak kondusif. 

Keadaan tersebut diperparah propaganda Belanda di dunia luar bahwa tentara Indonesia atau TNI sudah tidak ada. Kemudian, Serangan Umum 1 Maret diperintahkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kepada Letnan Jenderal Soedirman.  

Jenderal Sudirman menyetujuinya dan meminta Sri Sultan HB IX untuk berkoordinasi dengan Letkol Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade 10/Wehrkreise III.

Baca Juga: Peninggalan Kebudayaan Zaman Perunggu dan Zaman Besi di Indonesia

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan Umum 1 Maret dilakukan secara besar-besaran dan serentak di seluruh wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Serangan dilaksanakan pada 1 Maret 1949 setelah perencanaan yang matang. Serangan Umum 1 Maret dilakukan secara besar-besaran dan serentak di seluruh wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. 

Namun, fokus serangan adalah Kota Yogyakarta sebagai ibu kota RI. Serangan Umum 1 Maret dimulai pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, sewaktu sirene dibunyikan serangan segera dilancarkan ke segala penjuru kota.

Baca Juga: Tentara Kurang, Vladimir Putin Diprediksi Bakal Lakukan Mobilisasi Lagi

Dalam penyerangan ini Letkol Soeharto langsung memimpin pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro. Sektor Timur dipimpin Ventje Sumual, sektor selatan dan timur dipimpim Mayor Sardjono, sektor utara oleh Mayor Kusno. 

Untuk sektor kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan. TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam.

Tepat pukul 12.00 siang, sebagaimana yang telah ditentukan semula, seluruh pasukkan TNI mundur.

Baca Juga: Serangan Umum 1 Maret: Sejarah Singkat dan Tokoh-Tokoh yang Terlibat

Dampak Serangan Umum 1 Maret 1949

Dampak Serangan Umum 1 Maret 1949 ini sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.

Berhasilnya Serangan Umum 1 Maret ini meskipun hanya mampu menguasai Yogyakarta selama enam jam telah membuktikan bahwa eksistensi tentara Indonesia atau TNI masih ada. 

Dampak Serangan Umum 1 Maret 1949 sangat besar bagi pihak Indonesia yang sedang bersidang di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dampak Serangan Umum 1 Maret 1949 ini sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perundingan di Dewan Keamanan PBB.

Baca Juga: Mengukur Potensi dan Peluang BPR Melantai di Bursa Saham

Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949 

Dikutip dari Kompas.com (8/3/2022), berikut adalah beberapa tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949:

  • Memulihkan kembali kepercayaan rakyat terhadap TNI
  • Membuktikan kepada dunia bahwa propaganda Belanda yang mengatakan bahwa TNI sudah hancur itu tidak benar 
  • Mengalahkan Belanda

Demikian penjelasan mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949, dampak Serangan Umum 1 Maret, dan tujuan Serangan Umum 1 Maret. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru