Kisah Inspiratif - Hanya dengan menjual kopi bisa menjadi waralaba minuman terbesar di dunia? Inilah yang dialami oleh Starbucks Coffee, franchise minuman yang memilki cabang di seluruh negara di dunia.
Banyak gerai Starbucks di Indonesia yang penuh pelanggan setia harinya. Pilihan menu kopi dan minuman lainnya yang menarik menjadi favorit masyarakat.
Gerai kopi ini merupakan franchise kopi terbesar di dunia. Sudah banyak franchise Starbucks yang didirikan di banyak negara.
Di Indonesia sendiri, hampir di tiap daerah memiliki gerai Starbucks. Gerai kopi terkenal ini kerap memberikan promo yang menarik sehingga banyak pelanggan terus berdatangan.
Sebelum sebesar sekarang, ada sejarah panjang yang menyertai Starbucks.
Pertama didirikan
Gerai kopi ini pertama kali didirikan oleh tiga orang laki-laki. Jerry Baldwin, Gordon Bowker, dan Zev Seigl membuka gerai Starbucks pertama di tahun 1971.
Dikutip dari Encyclopedia Britannica, gerai ini terletak di Pike Place Market di Seattle, Amerika Serikat.
Kegemaran akan teh dan kopi serta latar belakang guru, membuat mereka sepakat mendirikan Starbucks.
Nama Starbucks sendiri diambil dari nama tokoh di novel Moby Dick. Moby Dick adalah novel klasik karya Herman Melville yang terbit tahun 1851.
Di tahun 1980, Seigl memutuskan untuk keluar dari Starbucks. Baldwin kemudian menjabat sebagai presiden dari Starbucks.
Baca Juga: Warren Buffett sebut kemampuan ini jadi kunci kesuksesan dalam berbagai hal
Titik balik Starbucks
Tahun 1981, Howard Schultz, seorang sales peralatan dapur mengunjungi gerai Starbucks.
Schultz kemudian terpesona dengan gerai kopi ini dan memutuskan berkarir di Starucks. Bersumber dari laman resmi Starbucks, Schultz menjadi direktur marketing dan operasional retail Starbucks.
Howard Schultz mulai bekerja di Starbucks pada tahun 1982. Ia bertugas untuk meningkatkan penjualan dengan berbagai strategi.
Baca Juga: 6 Fakta menarik Jack Ma, pendiri Alibaba yang dikabarkan hilang selama 2 bulan
Schultz mengajarkan skill sales pada pegawai agar pelayanan lebih baik. Ia juga membuat brosur agar pelanggan lebih mudah mempelajari produk Starbucks.
Tahun 1983, Schultz mengunjungi Italia untuk menghadiri sebuah pameran. Ia terkagum-kagum dengan cafe yang ada di negara tersebut.
Schultz ingin Starbucks menggunakan konsep cafe yang ada di Italia. Namun gagasan ini ditolak oleh Baldwin dan Bowker.
Berpindah kepemilikan
Melihat kesempatan yang kecil, Schultz memutuskan keluar dari Starbucks tahun 1985. Di tahun yang sama ia membuka gerai kopi bernama II Giornale.
Gerai ini populer dalam waktu singkat. Pada Maret 1987, Starbucks dijual oleh Baldwin dan Bowker.
Starbucks kemudian dibeli oleh Schultz. Dengan segera ia menggabungkan merek Starbucks dengan konsep cafe.
Setelah dibuka pada 1992, Starbucks langsung digemari banyak orang. Di awal abad ke 21 ini, Starucks berhasil membuka lebih dari 30,000 lebih gerai di seluruh dunia.
Selanjutnya: Ingin sukses? Terapkan aturan 5 jam ala Bill Gates hingga Elon Musk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News