Studi: 3 dari 5 Orang Dewasa akan Diklasifikasikan Kelebihan Berat Badan pada 2050

Rabu, 05 Maret 2025 | 13:44 WIB   Reporter: Handoyo
Studi: 3 dari 5 Orang Dewasa akan Diklasifikasikan Kelebihan Berat Badan pada 2050

ILUSTRASI. Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi obesitas dan kelebihan berat badan mengalami peningkatan drastis di seluruh dunia.


KESEHATAN - JAKARTA. Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi obesitas dan kelebihan berat badan mengalami peningkatan drastis di seluruh dunia.

Berdasarkan laporan terbaru yang merupakan bagian dari Global Burden of Disease Study 2021, jumlah individu dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas telah meningkat dari 731 juta pada tahun 1990 menjadi 2,11 miliar pada 2021.

Dikutip dari sciencealert, studi ini memproyeksikan bahwa jika tren ini terus berlanjut, pada tahun 2050 sekitar 60% populasi global yang berusia di atas 25 tahun akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, sementara lebih dari 30% anak-anak dan remaja akan menghadapi kondisi serupa.

Baca Juga: Asteroid Sebesar Patung Liberty Mengancam Bumi! Ilmuwan Peringatkan Dampak Bahayanya

Peningkatan Kasus Obesitas di Seluruh Kelompok Usia

Data menunjukkan bahwa angka obesitas mengalami kenaikan signifikan di semua negara, kelompok umur, dan jenis kelamin. Dari tahun 1990 hingga 2021, prevalensi obesitas pada pria dewasa meningkat dari 5,8% menjadi 14,8%, sedangkan pada wanita dewasa, angka ini naik dari 10,2% menjadi 20,8%.

Pada anak-anak dan remaja, jumlah individu berusia 5–14 tahun yang mengalami obesitas meningkat tiga kali lipat menjadi 93,1 juta, sementara kelompok usia 15–24 tahun mencapai 80,6 juta orang. Wilayah dengan lonjakan obesitas tertinggi di antara anak-anak dan remaja mencakup Asia Tenggara, Asia Timur, dan Oseania.

Faktor Penyebab Lonjakan Obesitas Global

Peningkatan obesitas secara global dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan pola makan, pertumbuhan ekonomi, dan lingkungan yang semakin obesogenic—atau memicu obesitas.

Seiring dengan berkembangnya ekonomi suatu negara, masyarakat cenderung beralih ke pola konsumsi tinggi dengan asupan kalori yang berlebihan. Industri makanan skala besar menggantikan sistem pertanian lokal, sehingga terjadi pergeseran menuju konsumsi makanan ultra-proses yang padat energi namun rendah nutrisi.

Selain itu, lingkungan yang semakin tidak mendukung gaya hidup aktif turut memperburuk keadaan. Urbanisasi yang cepat, kurangnya infrastruktur pejalan kaki dan transportasi umum yang mendukung aktivitas fisik, serta peningkatan penggunaan teknologi yang mengurangi aktivitas fisik berkontribusi pada melonjaknya angka obesitas.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Metode Memasak Brokoli yang Lebih Sehat untuk Pengendalian Gula Darah

Proyeksi 2050: Dampak Kesehatan dan Ekonomi

Jika tren obesitas tidak dikendalikan, maka pada tahun 2050 sekitar 3,8 miliar orang dewasa di dunia diperkirakan akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Negara dengan prevalensi obesitas tertinggi diproyeksikan adalah Uni Emirat Arab, di mana lebih dari 80% pria dan 87% wanita akan menghadapi masalah ini.

Di sisi lain, anak-anak, remaja, dan dewasa muda hingga usia 24 tahun yang mengalami obesitas diperkirakan akan mencapai 746 juta orang, atau sekitar 31% dari total populasi mereka. Kenaikan angka obesitas ini berpotensi meningkatkan kejadian berbagai penyakit terkait, seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker.

Selanjutnya: Gempa Mengguncang Gunung Berapi Alaska, Apakah Letusan Besar Sudah Dekat?

Menarik Dibaca: Berikut Ini Tips Jaga Kesehatan di Bulan Ramadhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo
Terbaru