Tradisi Lebaran Ketupat: Sejarah dan Maknanya Bagi Masyarakat Jawa

Selasa, 25 April 2023 | 05:15 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Tradisi Lebaran Ketupat: Sejarah dan Maknanya Bagi Masyarakat Jawa


LEBARAN - Sejarah dan tradisi Lebaran Ketupat di masyarakat Jawa sudah terbentuk sejak lama. Orang Jawa umumnya mengenal dua kali pelaksanaan Lebaran, yaitu Idul Fitri dan Lebaran ketupat. 

Idul Fitri dilaksanakan tepat pada tanggal 1 Syawal, sedangkan Lebaran ketupat adalah satu minggu setelahnya, tepatnya pada 8 Syawal.

Baca Juga: Pemerintah Imbau K/L Hingga BUMN Tunda Halal Bihalal Hingga Pekan Kedua Lebaran

Tradisi Lebaran ketupat diselenggarakan pada hari ke delapan bulan Syawal setelah menyelesaikan puasa Syawal selama enam hari.  

Hal ini berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk berpuasa sunnah 6 Hari di bulan Syawal. Lantas, seperti apa sejarah Lebaran Ketupat?

Baca Juga: Ini Beberapa Tempat Wisata di Semarang yang Bisa Dikunjungi Pemudik

Sejarah Lebaran Ketupat di Jawa  

Sejarah Lebaran ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga.

Dikutip dari laman NU online, sejarah Lebaran ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. 

Sunan Kalijaga adalah salah satu dari sembilan wali atau Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.  

Saat itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah Bakda kepada masyarakat Jawa, Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.  

Baca Juga: 12 Ruas Jalan Tol Kasih Diskon 20% untuk Arus Balik Lebaran di Tanggal Ini

Bakda Lebaran dimulai dari prosesi pelaksanaan salat Ied satu Syawal hingga tradisi saling kunjung dan memaafkan sesama muslim. Sementara Bakda Kupat dirayakan seminggu sesudah Lebaran.

Saat Lebaran Ketupat, masyarakat muslim Jawa umumnya membuat ketupat, yaitu jenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa (janur) yang dibuat berbentuk kantong, kemudian dimasak.

Setelah masak, ketupat tersebut diantarkan ke kerabat terdekat dan kepada mereka yang lebih tua. 

Baca Juga: Mau Nonton Bioskop saat Libur Lebaran? Begini Cara Pesan Tiketnya

Tujuan dan makna Lebaran Ketupat

Tujuan dan makna Lebaran Ketupat adalah sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang.

Tujuan dan makna Lebaran Ketupat adalah sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang. Salah satu daerah yang melestarikan Lebaran Ketupat adalah Surabaya. 

Dirangkum dari laman Kebudayaan.kemdikbud.go.id, bentuk tradisi Lebaran Ketupat di Surabaya yaitu dengan makan kupat bersama warga masyarakat di sekitarnya yang diadakan di masjid atau mushola. 

Setiap warga membawa sendiri-sendiri kupat atau ketupat dari rumah kemudian diadakan acara selamatan atau bancakan. 

Baca Juga: Suka Makan Sayur? Kenali 5 Obat Asam Urat Alami yang Aman Dikonsumsi

Setelah selesai selamatan, kupat tersebut kembali dibawa pulang. Warga biasanya membeli janur untuk membungkus kupat di pasar tradisional di sekitar wilayah Surabaya. 

Ketupat biasanya dibuat sehari sebelum acara riyoyo kupat, di mana sebelumnya warga juga saling berkunjung ke tetangga dan sanak saudara untuk mengantar ketupat sebagai media silaturahmi. 

Ketupat disajikan bersama makanan pendamping orang Surabaya mengistilahkan dengan nggowo konco) seperti kuah sup, lodeh, kare, sambel goreng ati, dan lain-lain.

Baca Juga: 4 Cara Cek Saldo e-Toll Mandiri melalui Mobile Banking hingga ATM

Dalam tradisi masyarakat Jawa, terdapat aneka macam bentuk ketupat yang dimiliki tiap-tiap daerah yang juga memiliki arti dan maksud tersendiri.  

Di antaranya ketupat bawang khas Madura, ketupat ini berbentuk persegi empat dan dianggap sebagai ketupat penyedap, sebagaimana bumbu masak berupa bawang.  

Lalu, ketupat glabed yang berasal dari Tegal. Kupat glabed adalah ketupat yang dimakan dengan kuah berwarna kuning kental.  

Baca Juga: Mau Nonton Bioskop saat Libur Lebaran? Begini Cara Pesan Tiketnya

Sedangkan penamaan ketupat ini pun berasal dari ucapan orang Tegal yang mengekspresikan kekentalan kuah ketupat tersebut dengan istilah glabed-glabed-glabed. 

Juga ada  ketupat bebanci khas Betawi. Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru