Karier jurnalisme Bung Tomo
Bung Tomo memiliki minat pada dunia jurnalisme. Pada 1937, Bung Tomo pernah bekerja sebagai wartawan lepas di Harian Soeara Oemoem di Surabaya. Setahun kemudian, Bung Tomo menjadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat.
Pada 1939, Bung Tomo menjadi wartawan dan penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 hingga 1945, Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya.
Saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan, Bung Tomo memberitakannya dalam bahasa Jawa bersama wartawan senior Romo Bintarti untuk menghindari sensor Jepang. Selanjutnya, Bung Tomo menjadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara di Surabaya.
Baca Juga: Peringati hari pahlawan, ini pesan Sri Mulyani
Perjuangan Bung Tomo di Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Pada 19 September 1945 sebuah insiden terjadi di Hotel Yamato, Surabaya. Sekelompok orang Belanda memasang bendera mereka yakni merah putih biru di atas Hotel Yamato.
Hal tersebut membuat rakyat Indonesia di Surabaya marah. Seorang Belanda tewas dan bendera merah-putih-biru itu diturunkan. Bagian biru dirobek, tinggal merah-putih, yang langsung dikibarkan.
Pada Oktober dan November 1945, Bung Tomo menjadi salah satu pemimpin yang sangat penting, karena ia berhasil menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya.
Pada waktu itu, Surabaya diserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucuti senjata tentara pendudukan Jepang dan membebaskan tawanan Eropa.
Baca Juga: Pahlawan generasi milenial