DANANTARA - Simak sosok dan profil Ray Dalio yang ditunjuk menjadi salah satu Dewan Penasihat Danantara. Danantara Indonesia merupakan badan untuk mengelola dana kekayaan negara yang baru diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada 24 Februari 2025.
Dana ini bertujuan untuk mengelola aset negara senilai sekitar US$900 miliar dan berperan dalam restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Danantara diposisikan sebagai alat utama dalam strategi pertumbuhan Presiden Prabowo Subianto, dengan target meningkatkan pertumbuhan PDB dari 5% saat ini menjadi 8% pada tahun 2029.
Baca Juga: Ini Daftar Lengkap Struktur Pengurus Danantara, Ada Ray Dalio dan Mantan PM Thailand
Dalam Danantara, terdapat struktur pengurus Danantara termasuk Dewan Penasihat. Salah satu sosok yang menjadi sorotan adalah Ray Dalio. Seperti apa profil dan jejak salah satu triliuner dari Amerika Serikat ini? Simak selengkapnya.
Profil Ray Dalio
- Nama Lengkap: Raymond Thomas Dalio
- Tempat, Tanggal Lahir: New York, 8 Agustus 1949
- Kewarganegaraan: Amerika Serikat
- Pendidikan: Sarjana Keuangan, Long Island University dan Master of Business Administration (MBA), Harvard Business School
- Profesi: Investor, Pengusaha, Filantropis
- Perusahaan: Pendiri Bridgewater Associates
- Buku Terkenal: Principles: Life & Work
Baca Juga: Triliuner Ray Dalio Ungkap Faktor Utama di Balik Kesuksesannya
Ray Dalio merupakan pendiri Bridgewater Associates, salah satu hedge fund terbesar dan paling berpengaruh di dunia.
Ia mendirikan perusahaan ini pada tahun 1975 dari apartemennya di New York, yang kemudian berkembang menjadi perusahaan investasi global dengan aset kelolaan mencapai ratusan miliar dolar.
Dalio dikenal karena pendekatannya yang berbasis data dalam investasi, serta penerapan sistem radical transparency di Bridgewater, yang memungkinkan diskusi terbuka dan jujur dalam pengambilan keputusan.
Selain mengelola Bridgewater, Dalio juga aktif sebagai penulis dan pembicara tentang ekonomi, investasi, dan kepemimpinan. Setelah mundur dari peran operasionalnya di perusahaan, ia fokus pada filantropi dan berbagi wawasan melalui berbagai publikasi dan wawancara.
Baca Juga: Sempat Tak Disebut, Rosan Roeslani: Sri Mulyani Jadi Dewan Pengawas Danantara
Awal Lahirnya Bridgewater
Melansir dari Achievement.org, Ray Dalio memperoleh gelar sarjana di bidang Keuangan dari Long Island University dan melanjutkan studinya di Harvard Business School, di mana ia meraih gelar MBA.
Pendidikan bisnisnya di Harvard memberikan dasar yang kuat dalam pemahaman pasar keuangan, yang kemudian ia terapkan dalam strategi investasi di Bridgewater.
Pada musim panas 1971, Dalio bekerja sebagai pegawai di New York Stock Exchange dan menyaksikan langsung dampak krisis keuangan global serta keputusan Presiden Nixon untuk memutuskan kaitan dolar dengan emas.
Pengalaman ini memperdalam pemahamannya tentang suku bunga, harga komoditas, dan nilai tukar mata uang—konsep yang kelak menjadi dasar strateginya dalam investasi.
Saat berkuliah di Harvard, Dalio bekerja di Merrill Lynch dan mendirikan Bridgewater Associates bersama teman-temannya. Meskipun awalnya tidak menghasilkan banyak, ia tetap mempertahankan nama tersebut.
Setelah lulus pada tahun 1973, ia bekerja di Dominick & Dominick lalu pindah ke Shearson Hayden Stone, tetapi merasa tidak cocok dengan budaya hierarkis perusahaan. Setelah terlibat pertikaian dengan atasannya di pesta Tahun Baru, ia keluar dan memulai perdagangan sendiri.
Baca Juga: Danantara Berpotensi Masuk Investasi Syariah dan Menarik Investor Muslim Dunia
Membantu banyak klien besar
Pada usia 26 tahun, Dalio merintis Bridgewater Associates dari apartemen kecilnya. Awalnya, perusahaan ini hanya memberi konsultasi tentang risiko valuta asing dan suku bunga kepada klien korporat.
Namun, seiring meningkatnya reputasi Dalio, klien besar seperti McDonald's dan World Bank mulai menggunakan jasanya. Pada 1981, ia memindahkan kantor Bridgewater ke Connecticut bersamaan dengan awal kehidupan barunya bersama sang istri, Barbara Gabaldoni.
Seiring waktu, Bridgewater berkembang pesat dan menjadi salah satu hedge fund terbesar di dunia. Pada 1985, perusahaan ini menandatangani kontrak dengan dana pensiun pegawai World Bank, diikuti oleh Kodak pada 1989, memperkuat posisinya di dunia investasi global.
Pasca Krisis 2008
Puncaknya, pada 2008, di tengah krisis keuangan global, strategi Bridgewater terbukti sukses dengan tetap menghasilkan keuntungan ketika banyak hedge fund lain mengalami kerugian besar. Hal ini semakin meningkatkan reputasi Dalio dan perusahaannya.
Pada 2011, Bridgewater menjadi hedge fund terbesar di dunia dengan dana kelolaan lebih dari $100 miliar, dan terus berkembang hingga mencapai lebih dari $150 miliar beberapa tahun kemudian. Dalio juga memperkenalkan filosofi manajemen uniknya, yaitu "Radical Transparency", yang mendorong keterbukaan dan kritik konstruktif di dalam perusahaan.
Pada 2017, Dalio mulai mundur dari peran operasional utama dan pada 2022 ia secara resmi menyerahkan kendali penuh Bridgewater kepada tim manajemen baru.
Meskipun tidak lagi menjalankan perusahaan, Dalio tetap aktif sebagai penasihat dan sering membagikan wawasan tentang ekonomi global serta investasi. Saat ini, Bridgewater tetap menjadi salah satu hedge fund paling berpengaruh di dunia.
Kini harta kekayaan Ray Dalio ditaksir $14.000.000.000 atau setara Rp231,7 Triliun pada tahun 2025.
Baca Juga: Lakukan Komparasi dengan SWF Lain, Danantara Jadi SWF Nomor 6 di Dunia
Karya dan Inovasi Ray Dalio
Ada beberapa karya yang berkontribusi pada dunia investasi dan ekonomi.
- Pendiri Prinsip "All Weather Portfolio" – Dalio mengembangkan strategi investasi yang dirancang untuk bertahan dalam berbagai kondisi pasar, dikenal sebagai All Weather Portfolio, yang banyak diadopsi oleh investor institusional.
- Konsep "Economic Machine" – Dalio memperkenalkan teori siklus ekonomi dalam video edukatif berjudul How the Economic Machine Works, yang memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana ekonomi global bekerja.
- Penerapan Radical Transparency – Sebagai pemimpin, Dalio menciptakan budaya transparansi dan keterbukaan di Bridgewater, di mana keputusan dibuat berdasarkan analisis yang obyektif dan tanpa bias personal.
- Penulis Buku Principles: Life & Work – Buku ini menjadi panduan bagi banyak pemimpin dan investor, membahas filosofi hidup dan kerja yang membantu Dalio membangun Bridgewater dari nol hingga menjadi hedge fund terbesar.
Ray Dalio telah ditunjuk sebagai ketua Dewan Penasihat Danantara, bersama tokoh-tokoh lain seperti ekonom Jeffrey Sachs dan mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra.
Penunjukan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan pasar dan memastikan pengelolaan dana yang profesional.
Tentunya, menarik untuk ditunggu gebrakan dalam pengelolaan Danantara beberapa tahun ke depan.
Tonton: Negara-Negara Eropa Keluarkan Travel Warning bagi Warganya yang Bepergian ke AS!
Selanjutnya: Makeup Cakey? Ini 4 Cara Memperbaiki Makeup Cakey Tanpa Menghapusnya
Menarik Dibaca: Makeup Cakey? Ini 4 Cara Memperbaiki Makeup Cakey Tanpa Menghapusnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News