Mengenal 3 jenis mutasi virus corona, salah satunya ditemukan di Indonesia

Selasa, 26 Januari 2021 | 20:50 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Mengenal 3 jenis mutasi virus corona, salah satunya ditemukan di Indonesia


VIRUS CORONA - Mutasi virus corona ditemukan di Amazon, Brasil. Dikutip dari Reuters, Sabtu (23/1), sebuah tim yang dipimpin oleh ahli imunologi Ester Sabino mengumpulkan data genom dari tes Covid-19 di Manaus. 

Hasil tes menunjukkan, 42% dari kasus yang dikonfirmasi terinfeksi oleh varian baru virus corona, yang memiliki mutasi yang mirip dengan varian Inggris dan Afrika Selatan.

“Itu frekuensi yang muncul di data kami pada Desember. Kami menyelesaikannya pada Januari sekarang dan jumlahnya meningkat,” kata Sabino, profesor Universitas Sao Paulo yang hasil awal timnya telah dipublikasikan di forum Virological.org.

Dalam perjalanannya virus memang selalu bermutasi dan terus bermutasi. Mutasi ditandai dengan hilangnya sederet asam nukleat pada genom asli, lantas digantikan genom baru. 

Mutasi ini terjadi umumnya karena kegagalan replikasi dalam proses pembiakannya. Bila hasilnya memperkuat daya adaptasi virus, maka akan muncul varian baru. Bila tidak, individu virus itu akan punah. 

Selain di Brasil, ada tiga jenis mutasi virus corona yang ditemukan di dunia, di antaranya di Inggris dan Afrika Selatan. 

Baca Juga: Penting! Ada sanksi pidana untuk pembuat dan pengguna surat tes Covid-19 palsu

3 Jenis mutasi baru virus corona di dunia

Dirangkum dari Indonesia.go.id, berikut perincian mengenai mutasi virus corona yang ditemukan di dunia: 

1. Mutasi virus corona D614G

Mutasi virus corona jenis baru yang ditemukan adalah D-614-G. D-614-G diyakini sebagai hasil mutasi pertama dan yang paling berhasil dari generasi pertama virus Wuhan yang mulai berjangkit Desember 2019 di China. 

Varian D-614-G ini menjadi paling dominan secara global sejak Juni 2020.  Per September 2020, dari 92.000 isolat yang dihimpun Lembaga Riset GISAID di Jerman dari seluruh penjuru dunia, sebanyak 77,5% mengandung genom (material genetik) yang disebut D-614-G. 

Dari 24 isolat asal Indonesia yang dikirim ke GISAID, sembilan di antaranya mengandung genome D-614-G. Di bawah mikroskop tampak virus pembawa genom D-614-G akan terlihat memiliki “spike”, semacam duri tebal dari protein, yang bisa membuatnya lebih mudah menempel pada sel inang. 

Daya infeksinya meningkat, meski tidak terbukti meningkatkan keparahan penyakit atau angka kematian.

Yang kini menonjol ialah varian UK dengan genome khas B-117 dan varian Afrika Selatan dengan genome barunya N-501-Y. Keduanya dianggap memiliki daya tular yang lebih kuat.

Baca Juga: Kemkop UKM dan Wahyoo mendata warteg yang bermasalah

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru