Mengenal Minyak Makan Merah dan Proses Produksinya

Sabtu, 03 September 2022 | 14:32 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Mengenal Minyak Makan Merah dan Proses Produksinya


MINYAK NABATI - Minyak makan merah adalah produk turunan kelapa sawit. Dikutip dari Kompas.com (26/8/2022), pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan akan mengedarkan minyak makan merah pada Januari 2023. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, ada 12 koperasi yang sudah bersedia untuk membangun pabrik minyak makan merah yang diagendakan akan mulai dibangun pada Oktober 2022.

Sementara itu terkait harga, Teten bilang, akan lebih murah dibandingkan minyak goreng jenis lainnya. 

"Kami perkirakan jauh lebih murah karena kalau minyak goreng itu kan pabrik terbesar ada di Jawa. CPO-nya dari Jawa dulu nanti diedarkan ke Sumatera dan Kalimantan. Harga bisa Rp 9.000 per liter," jelasnya saat jumpa pers di Jakarta, Jumat (26/8/2022).

Selain itu, pihaknya juga menjamin keamanan pangan minyak makan merah. Lantas, apa itu minyak makan merah dan bagaimana proses pembuatan minyak makan merah?

Baca Juga: KemenKopUKM Gandeng BPOM dan BSN Percepat Produksi Minyak Makan Merah

Apa itu minyak makan merah? 

Minyak makan merah adalah produk turunan kelapa sawit. Produk ini bisa dimanfaatkan untuk menggoreng layaknya minyak goreng atau dikonsumsi langsung sebagai minyak makan. 

Dikutip dari Kompas.id (26/8/2022), minyak makan merah mengandung beta karoten, vitamin A, fitonutrien, dan komposisi asam lemaknya dinilai strategis untuk mengatasi tengkes (stunting). 

Selain itu, beberapa kandungannya bisa dimanfaatkan sebagai bahan aktif kosmetik dan farmasi.

Baca Juga: 4 Cara Menurunkan Kolesterol dan Gula Darah Tinggi Tanpa Minum Obat

Bagaimana proses pembuatan minyak makan merah? 

Minyak makan merah terbuat dari turunan crude palm oil atau CPO. Meski sama-sama produk turunan kelapa sawit, namun ada yang berbeda dalam proses pembuatan minyak sawit goreng dengan minyak kelapa merah. 

Minyak kelapa sawit goreng yang saat ini umum digunakan berwarna bening karena sudah mengalami proses pemurnian. Jadi, minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) olahan tahap pertama berwarna merah pekat dan mengandung beta karoten provitamin A sebanyak 600-1000 mg per kg atau ppm.

Inilah yang disebut sebagai minyak makan merah. Dirangkum dari laman Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, karotenoid yang terdapat dalam minyak sawit merupakan provitamin A yang sangat mudah diserap oleh sel mukosa saluran pencernaan manusia. 

Lalu diubah menjadi vitamin A atau retinol dengan potensi konversi sebesar 98%. Potensi ini menjadikan minyak makan merah sebagai sumber vitamin A yang jauh lebih efektif dan murah dibandingkan sumber vitamin A lainnya.

Baca Juga: Harus Tahu! Ikuti 4 Cara Memudarkan Bekas Cacar dengan Bahan Alami

Hal ini berbeda dengan proses pengolahan CPO menjadi minyak sawit goreng yang melalui proses pemurnian. Proses permunian tersebut meliputi penghancuran provitamin A secara besar-besaran untuk memperoleh minyak goreng yang jernih atau berwarna agak kuning.

Selain itu, proses pemurnian ini juga merusak vitamin E yang juga terkandung dalam CPO.

Jika produksi CPO di Indonesia mencapai minimal 16 juta ton per tahun, sementara kandungan karotenoid provitamin A sebesar 550 ppm, maka jumlah provitamin A yang hancur sedikitnya 7.700 ton per tahun.

Vitamin A sebanyak itu dapat memenuhi kebutuhan sedikitnya 30 miliar orang per tahun dengan perhitungan rata-rata kebutuhan per orang sebesar 700 mcg retinol ekivalen per hari.

Demikian penjelasan mengenai minyak makan merah dan proses pembuatan minyak makan merah yang saat ini didorong oleh pemerintah untuk digenjot produksinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru