Siapa Pendiri Wilmar Group? Ini Sejarah dan Perkembangan Korporasi

Rabu, 18 Juni 2025 | 09:55 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Siapa Pendiri Wilmar Group? Ini Sejarah dan Perkembangan Korporasi

ILUSTRASI. Kawasan Industri Terpadu Wilmar (KITW), Wilmar Group, meluncurkan Program Bantuan Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Runtilahu) di Serang, Banten.


PROFIL PENGUSAHA - Siapa pendiri Wilmar Group hingga menjadi besar saat ini? Intip penjelasan selengkapnya. Masyarakat tengah ramai dengan perbincangan foto yang menunjukkan pengembalian uang kerugian negara oleh Wilmar Group.

Wilmar kini menjadi sorotan setelah terseret dalam skandal besar seputar dugaan suap untuk mendapatkan fasilitas ekspor CPO pada 2022.

Kasus ini memuncak dengan penyerahan dana Rp 11,8 triliun ke Kejaksaan Agung dan penangkapan beberapa hakim serta seorang pegawai Wilmar, menandai babak serius dalam penegakan hukum terhadap praktik bisnis di sektor kelapa sawit.

Lalu, siapa pendiri Wilmar Group hingga menjadi korporasi besar saat ini? Cek informasi menarik selengkapnya.

Baca Juga: Kasus Izin Ekspor CPO, Kejagung Sita Uang Rp 11,88 Triliun dari Wilmar Group

Pendiri Wilmar

Martua Sitorus

Pendiri Wilmar Group, Kuok Khoon Hong dan Martua Sitorus, merupakan dua tokoh berpengaruh di dunia agribisnis global yang sukses membangun imperium minyak sawit dari nol menjadi salah satu perusahaan terbesar di sektor pangan dan agrikultur.

Kuok, pengusaha asal Singapura yang masih merupakan bagian dari dinasti bisnis Kuok Group, dan Martua, pengusaha kelahiran Sumatra Utara yang dikenal sebagai taipan sawit Indonesia.

1. Kuok Khoon Hong

Warga negara Singapura, lulusan University of New South Wales (Australia). Kuok Khoon Hong memulai karier di perusahaan keluarga Kuok Group, yang terkenal lewat bisnis gula dan hotel (Shangri-La Group).

Kuok Khoon Hong adalah keponakan dari Robert Kuok, taipan asal Malaysia yang dikenal sebagai "Raja Gula Asia".

Pada 1991, bersama Martua Sitorus, ia membentuk Wilmar dengan visi membangun rantai pasok minyak sawit yang efisien dan terintegrasi.

2. Martua Sitorus

Martua Sitorus merupakan warga negara Indonesia yang lahir di Pematang Siantar, Sumatra Utara. Martua memulai bisnis sebagai pedagang lokal hasil pertanian dan kelapa sawit.

Kemudian, ia bertanggung jawab atas ekspansi Wilmar di Indonesia dan menjadi salah satu tokoh penting dalam industri sawit nasional.

Baca Juga: Kejagung Sita Uang Wilmar dari Korupsi Fasilitas CPO

Sejarah Wilmar Group

1. 1991–2000: Awal Mula

Wilmar dimulai sebagai perusahaan kecil perdagangan minyak sawit dan memiliki kilang mini di Sumatra. Sistem yang digunakan adalah pendekatan integrasi vertikal: mengendalikan setiap tahap produksi (dari perkebunan, pengolahan, hingga ekspor).

Wilmar membangun kilang di Dumai dan Sumatra Utara, serta mulai mengekspor ke Asia Tenggara dan China.

2. 2001–2006: Ekspansi Regional

Wilmar Group mulai memperluas perkebunan sawit ke Kalimantan dan Riau. Kemudian, banyak terjalinnya kemitraan strategis dengan perusahaan lokal dan multinasional.

Nah, salah satu momen penting adalah masuknya ke pasar China dengan mendirikan fasilitas pengolahan minyak goreng dan margarin.

3. 2007: Merger Besar

Merger dengan PPB Oil Palms (anak usaha Kuok Group), menjadikan Wilmar sebagai produsen minyak sawit terintegrasi terbesar di dunia. Wilmar tercatat di Singapore Exchange (SGX), meningkatkan kemampuan pendanaan global.

Baca Juga: Wilmar Padi Indonesia Perluas Kemitraan Petani untuk Swasembada Pangan

4. 2008–2015: Diversifikasi

Masuk ke bisnis gula dengan akuisisi Sucrogen (Australia) dan PT Duta Sugar International. Investasi besar dalam produksi biodiesel, tepung, produk konsumen, dan bahan makanan siap saji.

Wilmar turut memperluas jaringan distribusi ke wilayah Afrika, India, Vietnam, dan Eropa Timur.

5. 2016–sekarang: Fokus Konsumen & Keberlanjutan

Saat ini, Wilmar fokus mengembangkan merek konsumen seperti Fortune, Sania, Rose Brand, dan produk olahan. Selain itu, ada juga anak usaha Yihai Kerry Arawana di China, fokus pada makanan sehat dan produk olahan berkualitas.

Sehingga, Wilmar fokus pada inovasi agritech, efisiensi rantai pasok, dan pengurangan jejak karbon.

Ringkasan Bisnis Wilmar Group

  • Perkebunan Sawit: Mengelola sekitar 230.000 hektare lahan sawit, terutama di Indonesia dan Malaysia.
  • Kilang Pengolahan: Memiliki lebih dari 500 fasilitas di seluruh dunia.
  • Produk Konsumen: Minyak goreng, margarin, gula, tepung, sabun, hingga makanan beku.
  • Operasi Global: Aktif di lebih dari 50 negara, ekspor ke 150+ negara.
  • Tenaga Kerja: Lebih dari 100.000 karyawan.
  • Rantai Pasok Terintegrasi: Salah satu kekuatan utama Wilmar adalah penguasaan dari hulu (perkebunan) hingga hilir (ritel).

Baca Juga: Gautam Adani dan Martua Sitorus Pecah Kongsi Bisnis di Adani Wilmar

Kontroversi Wilmar

Beberapa tahun belakangan, Wilmar kerap dikritik oleh LSM lingkungan dan HAM, seperti Greenpeace, Rainforest Action Network (RAN), dan Amnesty International.

Beberapa isu yang pernah mencuat Deforestasi & Pembakaran Lahan karena pembukaan hutan primer dan gambut untuk perkebunan. Selain itu, ada juga konflik Lahan dengan Masyarakat Adat terkait sengketa lahan di Kalimantan dan Papua.

Kabar terbaru adalah kejaksaan Agung (Kejagung) menyita 11,8 triliun rupiah (sekitar US $725 juta) dari Wilmar Group dan dua perusahaan sawit lainnya. Ini terkait dugaan suap untuk memperoleh fasilitas ekspor CPO pada 2022.

Sementara itu, pihak Wilmar mengklaim mengembahkan prinsip berawawasan lingkungan. Kini Wilmar mengadopsi prinsip NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation), dengan tindakan dengan

  • Melacak 100% rantai pasok hingga ke kebun.
  • Menjalankan program Smallholder Inclusion untuk petani kecil memenuhi standar keberlanjutan.
  • Mendukung RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO di Indonesia.
  • Meningkatkan transparansi melalui dashboard online supply chain.

Itulah informasi menarik terkait sejarah dan siapa pendiri Wilmar Group di tengah ramainya perbincangan uang kerugian negara.

Tonton: Suap Rp 60 Miliar di Kasus CPO, Kejagung Tahan Legal PT Wilmar

Selanjutnya: Turun Rp 7.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam Logam Mulia Hari Ini Rabu (18/6)

Menarik Dibaca: Simak Jadwal Lengkap Dividen SSIA, Harga Sahamnya Loncat 14%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti

Terbaru