9 Ciri Medioker dan Cara Menghindarinya

Senin, 09 Januari 2023 | 11:52 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
9 Ciri Medioker dan Cara Menghindarinya

ILUSTRASI. Ilustrasi medioker.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


PSIKOLOGI - Medioker adalah istilah yang seringkali digunakan dalam dunia sepak bola untuk menunjukkan kualitas klub sepak bola. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti medioker adalah menengah atau rata-rata. 

Sementara, menurut The Britannica Dictionary, medioker adalah istilah untuk menunjukkan kualitas sesuatu yang tidak terlalu baik atau biasa-biasa saja. 

Arti medioker juga bisa merujuk pada seseorang yang tidak memiliki kemampuan khusus untuk melakukan sesuatu dengan baik. 

Dirangkum dari laman Macmilan Dictionary, kata medioker umumnya bukan kata yang positif dan menunjukkan bahwa seseorang bisa jauh lebih baik dengan sedikit usaha. 

Lantas, apa saja ciri-ciri medioker dan bagaimana cara menghindarinya? 

Baca Juga: ​Apa Itu Medioker? Ini Asal Istilah Medioker dan Penggunaannya

Ciri-ciri medioker dan cara menghindarinya

Medioker

Dirangkum dari laman Medium, berikut adalah beberapa kebiasaan atau ciri-ciri medioker yang sebaiknya dihindari jika memang tidak ingin masuk dalam kategori ini:  

1. Tidak memiliki tujuan hidup yang jelas 

Untuk menjadi sukses dalam hidup, kita perlu memiliki tujuan dan keinginan menjadi seperti apa. Saat kita memiliki tujuan hidup maka dapat membuat kita terpacu untuk mencapai tujuan hidup tersebut. 

Namun, medioker biasanya sudah merasa puas dengan apa yang mereka miliki dan jalani tanpa perlu memiliki tujuan hidup. 

Jika tidak ingin menjadi medioker, maka kita bisa memetakan tujuan hidup dan cara mencapainya. Namun, diperlukan niat, fokus, dan tekad yang kuat untuk menggapainya. 

Baca Juga: Apa Itu LMAO, LMFAO, dan LOL dalam Bahasa Gaul Serta Bagaimana Penggunaannya?

2. Penuh keraguan dan tidak percaya diri

Salah satu ciri medioker adalah penuh keraguan dan tidak percaya diri dengan keputusan yang akan mereka ambil atau tujuan hidup mereka. 

Pada saat medioker akhirnya memiliki tujuan hidup, mereka tidak langsung mengambil tindakan untuk mencapainya. Namun, justru mencari validasi akan tujuan hidup mereka ke orang lain. 

Jika ada pendapat yang mematahkan mereka, maka membuat medioker semakin ragu dan tidak percaya diri akan keputusan atau tujuan hidup yang akan dipilih. 

3. Tidak memiliki harapan

Kaum medioker biasanya juga tidak memiliki harapan yang terlalu tinggi terhadap hidup mereka. Mereka mudah merasa puas dengan standar kinerja dan usaha yang biasa-biasa saja. 

Kaum medioker terbiasa berpikir bahwa pencapaian terbaik bukanlah untuk mereka dan puas hanya di posisi yang biasa-biasa saja. 

Baca Juga: Gairah Receh OTT KPK

4. Tidak disiplin terhadap waktu 

Medioker juga kurang disiplin terhadap waktu lantaran tidak memiliki prioritas dan target yang jelas.

Sedangkan bagi orang yang memiliki pencapaian di atas kaum medioker telah memiliki prioritas serta menginvestasikan waktu mereka pada hal-hal yang dapat membantu mereka mencapai tujuan hidup. 

5. Suka menghabiskan uang 

Medioker juga suka menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak berguna. Sehingga, menabung atau berinvestasi bukanlah hal yang biasa dilakukan oleh kaum medioker. 

Untuk itu, kita harus belajar cara menginvestasikan waktu dan uang untuk bisa lepas dari kategori medioker. 

Baca Juga: Sesuai ramalan fengshui, sektor tambang jadi yang paling moncer di tahun Tikus Logam

6. Kemauan belajar

Medioker

Belajar seumur hidup adalah kunci sukses bagi banyak orang. Namun, medioker biasanya sudah puas dengan apa yang mereka ketahui saat ini. 

Sehingga, medioker biasanya tidak menyukai kegiatan membaca, datang ke seminar, maupun mengikuti pelatihan yang dapat mengasah kemampuan mereka. 

Sementara, bagi orang yang ingin memiliki pencapaian tinggi memiliki pikiran yang terbuka, keingintahuan yang besar, selalu mencari ide, wawasan, dan inovasi. 

Baca Juga: Meneruskan cuan, sektor pertambangan diprediksi paling moncer di tahun Kerbau Logam

7. Memiliki pengendalian diri rendah dan kepuasan instan

Medioker memiliki kepuasan instan akan hasil yang telah mereka dapatkan pada saat itu juga. Tanpa mempertimbangkan apa yang dapat mereka peroleh di masa depan seandainya melakukan pengendalian diri. 

Padahal studi dalam psikologi menunjukkan bahwa kemampuan untuk menunda kepuasan adalah sifat pribadi paling efektif yang dibutuhkan untuk sukses dalam hidup.

Itu sebabnya siswa berprestasi memilih untuk belajar daripada menghabiskan seluruh waktu mereka menonton Netflix maupun nongkrong bersama teman-temannya.

Itu sebabnya orang sukses menabung uang untuk diinvestasikan sehingga mereka dapat memiliki lebih banyak uang besok.

Baca Juga: Review Tahun Tikus Logam, Ini Sektor Saham yang Meleset dari Ramalan Fengshui

8. Rasa tanggung jawab

Orang yang tidak termasuk dalam medioker yakni mampu memikul tanggung jawab atas pilihan, keputusan, dan tindakan mereka. Mereka juga produktif dan tidak menunda-nunda pekerjaan. 

Sementara, medioker selalu menyalahkan orang lain atau faktor lain atas kegagalan mereka. Medioker juga seringkali terlalu banyak berpikir dan memilih untuk menunda-nunda pekerjaan. 

Baca Juga: Ada PP no 25 tahun 2019, PII susun database insinyur di Indonesia

9. Medioker mudah menyerah 

Medioker adalah orang yang mudah menyerah dan tidak tahan dengan tekanan untuk mengejar kesuksesan. Studi menunjukkan bahwa untuk mencapai kesuksesan diperlukan ketekunan dan kemampuan untuk berkomitmen pada tujuan jangka panjang. 

Namun, medioker biasanya mudah menyerah saat menghadapi tantangan. Jika suatu pekerjaan atau tujuan menjadi sulit atau membuat mereka gelisah, mereka meninggalkannya.

Kebalikannya, orang sukses adalah mereka yang bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut. Mereka tahu bahwa rintangan dan tantangan adalah konsekuensi tak terelakkan dari sebuah impian yang besar dan terus berusaha untuk mengejarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru