CARI TAHU - JAKARTA. Ketahui apa arti Jeruk Mandarin pada Tahun Baru Imlek. Setiap momen menjelang tahun baru Imlek, banyak warga bersuka cita.
Salah satunya adalah menyiapkan buah yang digunakan dalam perayaan yakni Jeruk Mandarin.
Lebih spesifik lagi, Citrus reticulata, yang lebih dikenal sebagai jeruk mandarin, selalu menjadi buah utama yang identik dengan perayaan Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Siap-Siap Libur Panjang Perayaan Imlek, Ini Tanggal Merah & Cuti Bersama Januari 2025
Mengapa jeruk mandarin begitu dicari selama perayaan ini? Apakah ada hubungan yang lebih mendalam selain hanya dari namanya?
Ada makna yang lebih dalam mengapa masyarakat Tionghoa lebih memilih buah ini dibandingkan yang lain.
Untuk itu, ikuti penjelasan selengkapnya terkait dibalik makna perayaan Tahun Baru Imlek ini.
Baca Juga: Ini SKB Soal Pengaturan Lalu Lintas saat Libur Panjang Isra Mikraj & Imlek 2025
Makna Jeruk Mandarin dalam Perayaan Imlek
Melansir dari laman Monsah University, Jeruk mandarin telah lama dianggap sebagai simbol tradisional keberuntungan. Hal ini terutama karena kata "jeruk," ketika diucapkan dalam bahasa Mandarin, terdengar mirip dengan kata "kekayaan."
Selain itu, warna oranye dari buah ini juga dikatakan melambangkan "emas," menjadikannya buah yang sangat membawa keberuntungan.
Tak hanya itu, ada beberapa tujuan lain dari penggunaan buah Jeruk Mandarin dalam perayaan Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Sambut Perayaan Tahun Baru 2025, Ini Ucapan, Tanggal Merah & Cuti Bersama Tahun 2025
Simak penjelasan berikut ini terkait arti Jeruk Mandarin pada Tahun Baru Imlek, dirangkum dari laman Fair Price Singapore.
1. Jeruk dikaitkan dengan emas
Dalam budaya Tionghoa, tidak jarang ditemukan karakter-karakter yang terdengar serupa tetapi memiliki arti yang benar-benar berbeda. Terjemahan langsung dari bahasa Inggris ke Mandarin untuk jeruk mandarin (瓯柑; ōugān) berarti "emas dan kekayaan" yang melimpah.
Selain itu, dalam dialek Kantonis Mandarin, terjemahan ini juga mirip dengan karakter (gām), yang berarti "emas."
2. Jeruk seimbangkan peluang keberuntungan
Hal yang perlu diingat adalah: pilihlah angka genap, bukan ganjil. Dalam budaya Tionghoa, angka ganjil dianggap membawa kesialan dan sebaiknya dihindari, sedangkan angka genap diyakini membawa keberuntungan.
Namun, ada satu pengecualian, angka 4 (四; sì) terdengar mirip dengan 死 (sĭ), yang berarti kematian dalam bahasa Tionghoa. Sehingga, angka ini juga harus dihindari dengan segala cara, bahkan saat menentukan jumlah uang dalam amplop merah.
Selalu berikan dua jeruk mandarin dengan kedua tangan. Ini adalah bentuk penghormatan paling dasar dalam budaya Tionghoa. Penerima Anda mungkin akan menolak secara sopan pada awalnya, tetapi jangan menyerah terus coba, dan akhirnya akan menerima serta bertukar sepasang jeruk dengan Anda.
Baca Juga: Imlek dan Lebaran 2025 Diprediksi Tak Berdampak Signifikan pada Produk Tekstil Lokal
3. Jeruk baik untuk kesuburan
Saat Anda mengunjungi rumah pasangan yang baru menika, bawalah dua jeruk mandarin dengan tangkai dan beberapa daun yang masih menempel.
Selain menunjukkan kesegarannya, ini juga melambangkan keberuntungan yang melimpah dalam hal kesuburan.
Saat Anda justru menerima tamu, jeruk mandarin dengan daun juga merupakan pengganti yang bagus untuk pohon jeruk utuh atau dekorasi meja dengan nampan permen tradisional yang biasanya Anda berikan untuk menyambut tamu.
4. Jeruk sebagai lambang keberuntungan
Sejak sekitar abad ke-3 atau ke-4 SM, prinsip yin dan yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada sebagai pasangan yang tidak terpisahkan dan saling bertentangan. Konsep filosofis dasar Tionghoa ini mendasari makna di balik penampilan fisik jeruk mandarin dalam budaya Tionghoa. S
elain warna cerah seperti merah dan oranye yang dianggap sebagai warna keberuntungan, bentuk jeruk mandarin yang bulat juga melambangkan keberuntungan!
Bentuknya yang melingkar menyerupai matahari (太阳; tài yáng), sehingga selaras dengan prinsip yang (positif) yang melambangkan keberuntungan, kekayaan, dan kesuburan.
5. Jeruk menjadi penutup manis untuk perayaan
Nah, jeruk dikenal sebagai cap goh mei, malam terakhir (hari ke-15) Tahun Baru Imlek dianggap sebagai Hari Valentine Tionghoa.
Pada momen ini, suasana percintaan dan kemungkinan hubungan asmara terasa di udara. Jeruk mandarin yang manis dengan sedikit rasa asam, seperti cinta.
Dengan kehadirannya, semangat perayaan Tahun Baru Imlek semakin terasa lengkap, mengingatkan kita akan pentingnya tradisi dan nilai-nilai budaya yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Itulah informasi terkait apa itu arti Jeruk Mandarin pada Tahun Baru Imlek yang penuh makna.
Selanjutnya: Tengok Tingkat Kurs Dollar-Rupiah di Bank Mandiri pada Selasa (21/1), Nasabah Merapat
Menarik Dibaca: Tips Atur Keuangan di 2025 Ala Bos SeaBank
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News