KESEHATAN - JAKARTA. Kenali apa itu Cadaver yang dihormati di dunia kedokteran. Pendidikan dokter mencakup berbagai aspek mempelajari manusia dan lingkungannya.
Seseorang mahasiswa yang mengenyam pendidikan dokter menempuh beberapa tahapan dari sarjana, profesi, hingga mendapatkan izin praktik.
Salah satu hal yang menarik perhatian baru-baru ini di media sosial adalah istilah Cadaver. Lalu, apa arti Cadaver dalam dunia kedokteran?
"Cadaver" adalah jasad manusia yang telah meninggal dan digunakan untuk keperluan kedokteran, pendidikan medis, dan penelitian ilmiah. Jasad ini biasanya disumbangkan atau diberikan dengan perjanjian tertentu.
Tentunya, hal ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman medis dan melatih calon dokter serta peneliti. Cadaver digunakan dalam diseksi anatomi untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang struktur tubuh manusia kepada mahasiswa kedokteran.
Dalam pelatihan bedah, cadaver sering digunakan untuk melatih keterampilan bedah dan prosedur medis sebelum dokter atau mahasiswa kedokteran menghadapi situasi nyata pada pasien hidup.
Baca Juga: Wajah Tembem Karena Lemak? Ini 8 Tips Menghilangkan Lemak Membandel di Wajah
Asal Usul Cadaver
Penggunaan cadaver dalam kedokteran telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Pada masa Yunani Kuno, para ahli medis seperti Hippocrates dan Galen telah menggunakan cadaver untuk mempelajari anatomi tubuh manusia.
Pada abad ke-17, penggunaan cadaver menjadi semakin umum di Eropa. Di Inggris, William Harvey, seorang ahli anatomi dan fisiologi, menggunakan cadaver untuk mempelajari sistem peredaran darah.
Melansir dari Research of Life, pada abad ke-19, penggunaan cadaver menjadi semakin penting dalam pendidikan kedokteran. Di Amerika Serikat, sekolah kedokteran mulai mewajibkan penggunaan cadaver dalam praktikum anatomi.
Penggunaan mayat di Amerika Serikat mengikuti jalur yang sama seperti di Eropa. Pada tahun 1832, Undang-Undang Anatomi Undang-Undang Anatomi mengamanatkan bahwa tubuh yang tidak diklaim akan memainkan peran sentral dalam pembedahan anatomi, namun tindakan ini berulang kali dimanipulasi atau diabaikan. Hal ini disebabkan oleh pola yang muncul dengan jelas menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak etis untuk membawa jenazah dari kuburan ke meja pembedahan.
Contohnya adalah perampokan besar-besaran, penjambretan jenazah orang miskin, atau penggunaan jenazah yang tidak diklaim. Jenazah tersebut biasanya adalah jenazah narapidana, orang miskin, budak atau orang yang sakit jiwa.
Hingga kini, seluruh institusi pendidikan dokter memerlukan Cadaver sebagai salah satu praktik bedah bagi mahasiswanya.
Bagaimana cara mendapatkan Cadaver?
Terdapat dua metode utama dalam memperoleh cadaver untuk institusi pendidikan, yaitu:
- Donasi: Donasi cadaver adalah cara yang paling umum digunakan untuk mendapatkan cadaver bagi institusi pendidikan. Donor cadaver adalah individu yang dengan sukarela menyumbangkan tubuhnya untuk kepentingan pendidikan atau penelitian. Institusi pendidikan perlu menjalin kerja sama dengan bank cadaver atau organisasi yang mengelola donasi cadaver untuk memperoleh cadaver melalui donasi. Bank cadaver atau organisasi tersebut akan membantu mencocokkan institusi pendidikan dengan donor cadaver yang sesuai.
- Pembelian: Pilihan lain adalah membeli cadaver, meskipun metode ini jarang digunakan karena cadaver yang dijual biasanya tidak cocok untuk donasi. Contohnya, cadaver yang berasal dari individu yang meninggal akibat penyakit menular atau kecelakaan.
Dalam memperoleh cadaver melalui pembelian, institusi pendidikan perlu berkolaborasi dengan pemasok cadaver yang memiliki izin yang sah.
Persyaratan Mendapatkan Cadaver
Institusi pendidikan harus memenuhi persyaratan tertentu untuk memperoleh cadaver, termasuk:
- Memiliki izin dari pemerintah.
- Menyediakan fasilitas yang memadai untuk penyimpanan dan penggunaan cadaver.
- Memiliki tenaga ahli yang kompeten dalam penanganan cadaver.
Proses Pengadaan Cadaver
Kemudian, proses pengadaan cadaver untuk institusi pendidikan melibatkan langkah-langkah berikut:
- Institusi pendidikan mengajukan permohonan kepada bank cadaver atau organisasi donasi cadaver.
- Verifikasi permohonan oleh bank cadaver atau organisasi terhadap institusi pendidikan.
- Jika disetujui, bank cadaver atau organisasi tersebut akan menghubungi keluarga donor cadaver untuk meminta persetujuan.
Setelah mendapatkan persetujuan keluarga donor cadaver, cadaver akan dikirim ke institusi pendidikan.
Baca Juga: Polusi Udara Buruk Berpotensi Meningkatkan Angka Stunting
Praktik Kedokteran yang Menggunakan Cadaver
Cadaver digunakan dalam berbagai praktik kedokteran hal ini termasuk digunakan dalam kurikulum Pendidikan Dokter, termasuk:
- Praktikum anatomi: Cadaver digunakan untuk mempelajari struktur dan fungsi tubuh manusia.
- Praktikum patologi: Cadaver digunakan untuk mempelajari penyakit dan perubahan patologis pada tubuh.
- Praktikum forensik: Cadaver digunakan untuk mempelajari penyebab kematian.
- Penelitian kedokteran: Cadaver digunakan untuk penelitian berbagai aspek kedokteran, seperti obat-obatan dan terapi baru.
Undang-Undang Terkait Cadaver
Penggunaan cadaver diatur oleh berbagai peraturan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Di Indonesia, penggunaan cadaver untuk pendidikan diatur oleh Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan pasal 157 ayat (5)
Peraturan tersebut menyebutkan bahwa penggunaan cadaver hanya boleh dilakukan untuk kepentingan pendidikan kedokteran, penelitian kedokteran, atau kepentingan hukum. Cadaver harus diperoleh dari sumber yang sah dan tidak boleh dikomersialkan.
Kode Etik Kedokteran:
Dalam dunia kedokteran, Cadaver dianggap sebagai guru dalam pendidikan kedokteran dan dihormati dan anugerah tertinggi dari donor tubuh.
- Penerimaan Sukarela: Penggunaan cadaver dalam pendidikan medis memerlukan persetujuan sukarela dari individu atau keluarga. Ini penting untuk menjunjung tinggi etika dan menghormati kehendak donor atau keluarganya.
- Penghormatan Terhadap Jasad: Mahasiswa kedokteran dan para profesional medis diberi tahu dan diingatkan untuk selalu memperlakukan cadaver dengan penuh hormat. Ini termasuk memperlakukan jasad dengan etika dan rasa tanggung jawab sepanjang proses pembelajaran atau penelitian.
Banyak negara memiliki regulasi dan undang-undang yang mengatur penggunaan cadaver untuk memastikan bahwa etika dan kehormatan terjaga. Pihak-pihak yang menggunakan cadaver harus memastikan keamanan dan kesehatan selama proses penggunaan dan penyimpanan.
Penting untuk diingat bahwa penggunaan cadaver dalam konteks kedokteran dan penelitian memiliki landasan etika dan hukum yang kuat untuk memastikan penghormatan terhadap individu yang telah menyumbangkan tubuh untuk kepentingan ilmu kedokteran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News