INTERNET - JAKARTA. Simak pengertian Cyberstalking, penyebab, dan contoh dalam dunia internet. Penjelajah dunia maya tentu selalu bertambah seiring meningkatkan platform dan fasilitas internet di seluruh dunia.
Pengguna internet dapat mengakses konten pada website, aplikasi, dan platform media sosial, untuk mendapatkan informasi, hiburan, atau interaksi sosial.
Sayangnya, kehidupan dunia nyata bisa diterapkan dengan mudah di dunia internet termasuk kejahatan penipuan.
Salah satu kejahatan internet yang merajalela saat ini adalah Cyberstalking. Lalu, apa itu Cyberstalking yang bisa membahayakan identitas dan privasi seseorang?
Baca Juga: Beragam Bentuk Cyberbullying dan Cara Mencegah Perundungan di Sekolah
Apa itu Cyberstalking?
Cyberstalking merupakan tindakan menguntit atau mengejar seseorang secara online. Ini mencakup penggunaan teknologi komunikasi elektronik, seperti internet, media sosial, atau pesan teks, mengirim pesan yang mengancam atau mengganggu, atau memantau kehidupan pribadi seseorang tanpa izin atau dengan niat merugikan.
Melansir dari Tech Target, aktivitas cyberstalking bisa mencakup mengirim ancaman melalui email, menyebarkan informasi pribadi seseorang secara online, membuat akun palsu untuk menyusup ke dalam kehidupan digital target, atau bahkan menggunakan teknik-teknik hacking untuk mendapatkan akses ke data pribadi.
Tindakan ini dapat menimbulkan rasa takut, kekhawatiran, dan ketidaknyamanan pada korban, dan seringkali melibatkan pelanggaran privasi yang serius.
Meskipun cyberstalking merupakan istilah umum untuk pelecehan daring, itu dapat mengambil banyak bentuk, termasuk fitnah, pencemaran nama baik, tuduhan palsu, trolling, dan bahkan ancaman terang-terangan.
Baca Juga: Ingin Jadi Content Creator Besar? Mulailah Dari Hal Kecil!
Motif pelaku Cyberstalking
Dalam banyak kasus, terutama ketika pelaku dan korban keduanya individu mungkin sebagai berikut:
- Memantau aktivitas online dan, dalam beberapa kasus, offline untuk mengancam korban.
- Melacak lokasi korban dan mengikuti mereka secara online atau offline.
- Mengganggu korban.
- Mengintimidasi, menakuti, mengendalikan, atau memeras korban.
- Mengungkapkan informasi pribadi tentang korban, praktik yang dikenal sebagai doxing.
Mengumpulkan lebih banyak informasi tentang korban untuk mencuri identitas mereka atau melakukan kejahatan dunia nyata lainnya, seperti pencurian atau pelecehan.
Cyberstalkers seringkali memulai dengan hal-hal kecil. Pada awalnya, mereka mungkin mengirim beberapa pesan aneh atau agak tidak menyenangkan kepada korban yang dituju.
Kemudian, nanti, mereka mungkin meremehkan pesan-pesan ini sebagai lucu, menjengkelkan, atau sedikit aneh, dan mengabaikannya tanpa mengambil tindakan apa pun.
Penyebab Cyberstalking
Tindakan Cyberstalking dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan motif pelaku bisa bervariasi. Beberapa penyebab umum cyberstalking melibatkan:
- Obsesi atau Persepsi Salah: Pelaku mungkin memiliki obsesi atau persepsi yang salah terhadap korban. Mereka mungkin merasa terlalu terikat atau terobsesi dengan korban secara emosional, dan perilaku cyberstalking muncul sebagai cara untuk mengekspresikan atau mempertahankan perasaan tersebut.
- Pelecehan atau Balas Dendam: Beberapa kasus cyberstalking dapat berasal dari pelecehan atau konflik sebelumnya antara pelaku dan korban. Balas dendam dapat mendorong seseorang untuk memilih cara online sebagai bentuk agresi atau pengejaran.
- Kontrol dan Manipulasi: Cyberstalking dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan dan memanipulasi korban. Pelaku mungkin merasa puas atau memiliki kekuasaan dengan cara memantau, mengintimidasi, atau merugikan korban secara online.
- Masalah Mental atau Gangguan Psikologis: Beberapa pelaku cyberstalking mungkin mengalami masalah mental atau gangguan psikologis tertentu yang mempengaruhi perilaku mereka. Gangguan seperti obsesif-kompulsif atau gangguan kepribadian dapat memainkan peran dalam mengarahkan seseorang untuk melakukan tindakan ini.
Contoh Cyberstalking
1. Pengirim Pesan Intimidatif
Pengirim pesan intimidatif adalah seseorang yang secara berulang mengirimkan pesan yang mengandung ancaman, intimidasi, atau upaya untuk menakut-nakuti target melalui berbagai platform komunikasi. Tindakan ini bertujuan untuk menciptakan ketidaknyamanan dan ketakutan pada target.
2. Doxing
Praktik Doxing adalah tindakan untuk mencari, mengumpulkan, dan mempublikasikan informasi pribadi target, seperti alamat rumah, nomor telepon, atau data lainnya tanpa izin. Hal ini dapat membahayakan privasi dan keamanan target, memberikan pelaku akses kepada informasi yang seharusnya bersifat pribadi.
3. Pembuat Akun Palsu
Media sosial menyediakan beberapa fitur untuk membuat akun tanpa verifikasi langsung dengan pengguna. Pelaku cyberstalking bisa menjadi seseorang yang menciptakan identitas palsu secara online untuk mengejar, mengikuti, atau menghubungi target secara anonim. Hal ini dapat menciptakan situasi yang tidak nyaman dan merugikan reputasi target.
4. Pemantau Offline
Pemantau offline adalah pelaku yang mengikuti target di dunia nyata dan kemudian menggambarkan atau membahas aktivitas mereka secara online. Tindakan ini dapat merusak privasi dan keamanan target dalam kehidupan sehari-hari.
5. Penyebaran Konten Merugikan
Seseorang memiliki jejak digital maupun identitas pribadi bisa mendapatkan ancaman merugikan melibatkan menyebarkan foto, video, atau informasi pribadi target dengan maksud merugikan atau mempermalukannya. Tujuannya adalah untuk menciptakan citra negatif atau merugikan target di mata publik.
6. Pencurian Identitas Online
Beberapa basis data seseorang bisa saja terekam di situs terkait kependudukan. Sehingga, fenomena pencurian identitas online dapat terjadi. Cyberstalker akan menggunakan informasi pribadi target untuk membuat akun palsu atau melakukan tindakan tertentu atas nama target. Hal ini dapat merugikan target secara finansial dan menyebabkan masalah hukum.
Pencegahan Cyberstalking
Untuk menghindari dan mencegah tindakan ini, Anda bisa ikuti langkah mudah berikut ini dirangkum dari Very Well Mind.
1. Manfaatkan pengaturan keamanan
Periksa setiap akun online terutama akun media sosial dan pastikan Anda menggunakan pengaturan privasi terkuat mungkin. Anda bahkan dapat menetapkan pengaturan di mana orang tidak dapat menandai Anda atau memposting foto Anda tanpa persetujuan Anda terlebih dahulu.
2. Buat nama samaran
Daripada menggunakan nama lengkap Anda secara online, pertimbangkan untuk menggunakan nama layar atau nama samaran yang netral gender. Dengan melakukan hal ini, Anda mempersulit orang lain menemukan Anda secara online. Anda juga harus membiarkan bagian opsional, seperti tanggal lahir atau kota asal Anda, kosong.
3. Jaga keamanan lokasi
Pertimbangkan untuk menonaktifkan pengaturan geolokasi di foto. Anda juga harus menahan diri untuk tidak memposting lokasi secara real-time dan sebaliknya memposting foto yang menunjukkan di mana Anda berada setelah kejadian tersebut.
4. Bijak menggunakan WiFi umum
Anda sebaiknya berhati-hatilah pada wifi publik ini terkait potensi perangkat Anda berisiko diretas. Pastikan untuk tidak menggunakan wifi publik dan VPN untuk penggunaan transaksi perbankan dan media sosial dengan keamanan rendah.
Itulah sederet informasi terkait apa itu Cyberstalking, penyebab, contoh, hingga pencegahannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News