CUACA EKSTREM - Simak apa itu Bediding yang melanda wilayah Indonesia. Masyarat tentu merasakan cuaca yang cukup dingin yang berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Fenomena penurunan suhu ini bisa dirasakan pada siang hari yang sangat panas dan malam yang sangat dingin.
Wilayah Jawa dan sekitarnya menyebut fenomena ini sebagai Bediding. Lalu, apa sebenarnya Bediding dan dampaknya bagi manusia? Intip penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Fenomena Bediding Melanda, Sampai Kapan Terjadi? Ini Jawaban BMKG
Apa itu Bediding?
Melansir dari laman BMKG Sumsel, Bediding adalah istilah lokal yang digunakan terutama di daerah pegunungan Jawa Tengah dan sekitarnya untuk menyebut fenomena suhu dingin ekstrem.
Fenomena ini akan terjadi pada musim kemarau, khususnya pada bulan Juni hingga Agustus.
Bediding berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti "dingin menggigit" atau "dingin menusuk".
Baca Juga: Kata BMKG, Ini Penyebab Suhu Dingin Bulan Juli 2025 di Wilayah Indonesia
Fenomena ini terjadi karena minimnya awan pada malam hari, menyebabkan radiasi panas bumi yang tersimpan di siang hari langsung terlepas ke atmosfer, sehingga suhu udara di permukaan bumi menjadi sangat dingin.
Bediding sering ditandai dengan udara pagi yang sangat dingin, suhu bisa turun drastis, bahkan di bawah 10°C di daerah dataran tinggi seperti Dieng, Temanggung, atau Malang bagian selatan.
Di kawasan seperti Dieng, fenomena ini bisa menyebabkan embun beku (frost) yang terlihat seperti lapisan es tipis di atas tanaman atau rumput.
Baca Juga: Fenomena Bediding Melanda, Sampai Kapan Terjadi? Ini Jawaban BMKG
Bediding di Indonesia
Fenomena ini bukan salju, melainkan embun yang membeku karena suhu udara turun hingga mendekati 0°C. Masyarakat Dieng dan daerah sejenis biasanya sudah terbiasa dan menyebutnya dengan istilah lokal seperti “embun upas”.
Bediding paling terasa pada malam hingga pagi hari, dan akan hilang seiring matahari mulai menghangatkan udara.
Dampaknya:
- Pertanian: Embun beku bisa merusak tanaman sayur seperti kentang atau wortel.
- Kesehatan: Suhu dingin ekstrem dapat menyebabkan gangguan pernapasan, terutama pada lansia dan anak-anak.
- Pariwisata: Justru menjadi daya tarik wisata, karena banyak orang penasaran ingin merasakan “salju” tropis.
Baca Juga: Ramai Dibahas Fenomena Aphelion Picu Suhu Dingin, Benarkah? Ini Jawaban BMKG
3 penyebab utama suhu dingin bulan Juli 2025
Melansir dari laporan Kontan.co.id, BMKG mengidentifikasi sejumlah faktor utama yang menyebabkan suhu dingin di bulan Juli ini:
1. Musim kemarau dan angin timuran dari Australia
Pada musim kemarau, Indonesia dipengaruhi oleh monsoon Australia—angin kering dan dingin yang bertiup dari selatan. Angin timuran ini membawa udara dengan kelembapan rendah dan suhu lebih rendah, terutama di wilayah selatan Indonesia.
2. Langit cerah dan minim awan di malam hari
Langit yang cerah tanpa awan mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer. Tanpa awan yang menahan panas, suhu di permukaan bumi menurun drastis pada malam hari hingga menjelang pagi.
3. Adanya hujan sporadis
Meskipun sudah memasuki musim kemarau, beberapa wilayah masih mengalami hujan ringan. Massa udara dingin dari awan hujan yang turun ke permukaan turut menurunkan suhu, ditambah dengan tertutupnya sinar matahari oleh awan, sehingga proses pemanasan alami juga terhambat.
Baca Juga: Kemarau Basah 2025 Masih Berlangsung di Indonesia, Ini Peringatan BMKG
Anjuran BMKG Menghadapi Bediding & Frost
1. Kenakan Pakaian Hangat & Batasi Aktivitas Dini Hari
BMKG menganjurkan penggunaan jaket tebal dan pembatasan keluar rumah saat malam atau pagi untuk mencegah risiko hipotermia, apalagi bagi anak-anak dan lansia .
2. Lindungi Tanaman dari Frost
Embun beku dapat merusak tanaman hortikultura (kentang, wortel). BMKG menyarankan petani untuk menutup tanaman, menyiram di pagi hari, atau merapikan tutupan pelindung agar es mencair perlahan.
3. Pantau Informasi Cuaca Resmi
Untuk tetap waspada, masyarakat diminta mengikuti kanal BMKG resmi seperti aplikasi InfoBMKG, website, dan akun Instagram @infobmkg, guna mendapatkan peringatan cuaca dingin bersamaan dengan musim kemarau.
4. Edukasi Wisatawan & Warga Lokal
BMKG menekankan pentingnya pelaku wisata dan warga lokal memberi informasi kepada pengunjung di lokasi seperti Dieng atau Lembang agar mereka siap dengan kondisi udara dingin ekstrem.
Itulah informasi mengenai apa itu Bediding yang melanda wilayah Indonesia pada bulan Juli-Agustus.
Tonton: Trump Bebal dan Susah Ditaklukkan, Ini Daftar Lengkap 22 Negara yang Dibom Tarif Baru
Selanjutnya: Daftar Pemilik Bitcoin Terbesar di Dunia Tahun 2025: Bursa, Korporasi, hingga Negara
Menarik Dibaca: 7 Daftar Obat Penurun Kolesterol Tinggi yang Alami dan Cepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News