Apa Itu Fenomena Aphelion? Ini Arti dan Dampaknya pada Cuaca di Indonesia

Selasa, 08 Juli 2025 | 14:23 WIB   Penulis: Bimo Kresnomurti
Apa Itu Fenomena Aphelion? Ini Arti dan Dampaknya pada Cuaca di Indonesia

ILUSTRASI. Situasi cuaca menjelang hujan di kawasan perumahan dan perkantoran Jakarta, Senin (11/11/2024). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awal musim hujan tahun ini di sebagian besar wilayah DKI Jakarta akan tiba pada akhir Oktober hingga pertengahan November 2024./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/111/2024.


CUACA EKSTREM - Simak apa itu fenomena Aphelion dan seberapa pengaruh ke cuaca Indonesia. Fenomena aphelion kembali menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Indonesia, khususnya saat memasuki awal Juli.

Banyak warganet mengaitkan kondisi udara yang lebih dingin dari biasanya dengan fenomena alam ini. Sebagian bahkan menyebut aphelion sebagai penyebab turunnya suhu secara ekstrem, terutama di wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Namun, di balik ramainya informasi yang beredar, tak sedikit pula muncul kesalahpahaman tentang pengaruh sebenarnya dari aphelion terhadap cuaca di Indonesia.

Untuk itu, penting untuk memahami apa itu aphelion dan bagaimana penjelasan resmi dari BMKG mengenai dampak fenomena ini terhadap suhu udara di Tanah Air.

Baca Juga: BMKG: Hujan Ekstrem Masih Terjadi di Jakarta Lalu Bergerak ke Indonesia Timur

Apa itu Aphelion?

INDONESIA-SOLAR/TOTALENERGIES-RGE

Fenomena aphelion adalah kondisi ketika Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari dalam lintasan orbitnya yang berbentuk elips.  Kata aphelion berasal dari bahasa Yunani: "apo" (jauh) dan "helios" (Matahari). Jadi, secara harfiah, aphelion berarti "jauh dari Matahari".

Orbit Bumi mengelilingi Matahari tidak berbentuk lingkaran sempurna, melainkan elips (lonjong). Karena itu, dalam setahun ada dua titik penting:

  • Perihelion: Bumi berada di titik terdekat dengan Matahari (sekitar awal Januari).
  • Aphelion: Bumi berada di titik terjauh dari Matahari (sekitar awal Juli, biasanya antara 3–6 Juli).

Baca Juga: Tiga RT di Jakarta Selatan Kembali Terendam Banjir Akibat Curah Hujan Tinggi

Jarak Bumi–Matahari Saat Aphelion:

  • Saat perihelion: sekitar 147 juta km
  • Saat aphelion: sekitar 152 juta km

Jadi, saat aphelion, jarak Bumi ke Matahari lebih jauh sekitar 5 juta km dibanding saat perihelion. Fenomena ini terjadi setahun sekali pada awal Juli. Pada saat ini, ukuran tampak Matahari sedikit menyusut (sekitar 1,68%).

Dampak & Mitos

Tidak Pengaruhi Cuaca dan Iklim

Melansir dari laman BMKG, bahwa fenomena aphelion tidak menyebabkan perubahan cuaca atau iklim secara signifikan. Meski jarak Bumi lebih jauh dari Matahari, ini bukanlah penyebab utama suhu dingin di Indonesia.

Penurunan suhu yang biasa dirasakan masyarakat Indonesia pada awal Juli lebih disebabkan oleh pergantian musim ke kemarau, bukan oleh posisi Bumi terhadap Matahari.

Baca Juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan saat Musim Hujan dan Banjir

Penyebab Sesungguhnya Suhu Dingin

1. Monsun dingin dari Australia

Saat musim dingin berlangsung di Australia, udara dingin dan kering dari sana bergerak ke utara menuju Indonesia, khususnya ke wilayah-wilayah selatan ekuator seperti Jawa, Bali, NTB, dan NTT.

2. Atmosfer kering & langit cerah

Minimnya awan dan kadar uap air menyebabkan radiasi panas dari permukaan Bumi lebih cepat terlepas ke atmosfer saat malam hari. Hal ini membuat suhu dini hari dan pagi terasa jauh lebih dingin dari biasanya.

Pastikan Anda selalu mencari informasi terbaru terkait kondisi iklim dan cuaca pada kanal resmi BMKG.

Itulah informasi terkait fenomena Aphelion dan seberapa pengaruh ke cuaca Indonesia.

Tonton: Genjot Penerimaan Negara, Emas dan Batubara Bakal Dikenai Bea Keluar

Selanjutnya: Prediksi Susunan Pemain Chelsea untuk Hadapi Fluminense, Rabu (9/7) Pukul 02.00 WIB

Menarik Dibaca: MyRepublic Uji Coba Pemasangan Fiber Optik Evolv dari Corning

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Bimo Kresnomurti

Terbaru