Apa itu Fenomena Ekuinoks Maret? Berikut Penjelasan dan yang Terjadi di Indonesia

Selasa, 21 Maret 2023 | 11:16 WIB   Penulis: Arif Budianto
Apa itu Fenomena Ekuinoks Maret? Berikut Penjelasan dan yang Terjadi di Indonesia

ILUSTRASI. Apa itu Fenomena Ekuinoks Maret? Berikut Penjelasan dan yang Terjadi di Indonesia


FENOMENA ASTRONOMI - Apa itu fenomena Ekuinoks Maret? Berikut penjelasan dan apa yang terjadi di Indonesia. Fenomena Ekuinoks yang terjadi pada bulan Maret 2023 ini cukup menarik karena menyambut Hari Raya Nyepi dan awal bulan Ramadhan.

Tahukah Anda, pada bulan Maret 2023 ini terjadi fenomena astronomi yang dinamakan Ekuinoks. Fenomena ini mungkin masih asing bagi beberapa orang, jadi apa itu Ekuinoks?

Sebelum membahas lebih lanjut tentang Ekuinoks Maret, kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Ekuinoks itu sendiri.

Tentang Ekuinoks

Fenomena ekuinoks

Dilansir dari akun Instagram resmi Organsisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (@lapan_ri), Ekuinoks adalah fenomena ketika Matahari melintasi ekuator Bumi.

Oleh karenanya, panjang siang dan panjang malam saat ekuinoks tidak terlalu panjang ataupun pendek.

Pada penjelasan lainnya, Ekuinoks Matahari adalah momen ketika Matahari melintas tepat di atas garis khatulistiwa Bumi, artinya, muncul tepat di atas khatulistiwa. Bukan di utara atau selatan garis khatulistiwa. 

Pada hari terjadinya Ekuinoks, Matahari tampak terbit "tepat dari arah timur" dan terbenam "tepat ke arah barat".

Fenomena ini terjadi  dua kali setiap tahun, tapi tidak selalu tepat pada tanggalnya, yaitu sekitar 20 Maret dan sekitar 23 September. Ekuinoks yang terjadi pada musim semi di suatu belahan Bumi disebut ekuinoks vernal, sedangkan ekuinoks pada musim gugur disebut ekuinoks autumnal.

Baca Juga: Astronom Temukan Lagi 12 Bulan yang Mengelili Planet Jupiter

Tentang Ekuinoks Maret

Ekuinoks Maret sendiri adalah sebuah ekuinoks yang terjadi di Bumi ketika titik subsolar terlihat meninggalkan Belahan Bumi selatan dan melintasi ekuator langit, menuju ke arah utara seperti yang terlihat dari Bumi. 

Ekuinoks Maret juga dikenal sebagai ekuinoks vernal (ekuinoks musim semi) di belahan Bumi utara dan sebagai ekuinoks musim gugur di belahan Bumi selatan.

Dalam kalender Gregorian, ekuinoks Maret dapat terjadi paling cepat 19 Maret atau paling lambat 21 Maret pada garis bujur 0 derajat. 

Ekuinoks Maret menjadi penanda musim, yaitu awal musim semi dan akhir musim dingin di belahan Bumi utara, tetapi menandai awal musim gugur dan akhir musim panas di belahan Bumi selatan.

Dalam beberapa kalender dan perayaan di banyak budaya dan agama, Ekuinoks Maret juga kerap kali digunakan sebagai referensi.

Apa yang terjadi di Indonesia saat fenomena Ekuinoks Maret?

Jadwal Ekuinoks Maret di Indonesia seperti yang dijabarkan oleh Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR PA/ LAPAN) mengungkapkan bahwa fenomena ini terjadi pada 21 Maret 2023 pada pukul 04.24 WIB/ 05.24 WITA/ 06.24 WIT dengan jarak Bumi-Matahari 148.981.052 Km.

Dikarenakan Indonesia membentang dari 6 derajat LU - 11 derajat LS, maka wilayah Indonesia mengalami Kulminasi, yaitu ketika Matahari berada di atas Indonesia saat tengah hari selama 44 hari. Dimulai sejak 20 Februari hingga 5 April dan 8 September hingga 22 Oktober.

Ekuinoks juga menjadi bagian dari Kulminasi Indonesia karena Indonesia juga dilalui garis khatulistiwa.

Baca Juga: Ini 3 Gerhana yang Bisa Disaksikan Masyarakat Indonesia di Sepanjang 2023

Ada sebelas kota di Indonesia yang dilalui garis ini, yakni: Pasaman Barat, Kota ALam, dan Bonjol (Sumatera Barat), Pangkalan Lesung (Riau), Tanjung Teludas (Kepulauan Riau), Pontianak (Kalimantan Barat), Santan Hulu (Kalimantan Timur), Tinombo Selatan (Sulawesi Tengah), Kayoa (maluku Utara) dan Raja Ampat (Papua Barat Daya).

Fakta menarik yang berkaitan dengan fenomena Ekuinoks Maret adalah durasi puasa di beberapa wilayah sekitar sepanjang 13-14 jam. Dikutip dari akun Instagram resmi (@lapan_ri), hal itu dikarenakan bulan puasa terjadi di dekat ekuinoks vernal.

Oleh sebab itu, durasi puasa (durasi siang + durasi fajar) menjadi hampir seragam yakni 12 jam ditambah 1 sampai 2 jam.

Ini bukanlah fenomena yang pertama kali berdekatan dengan bulan puasa, pada tahun 1990 (1410 H) awal puasa terjadi di dekat ekuinoks vernal. Tahun 2007 (1428 H), awal puasa terjadi di dekat ekuinoks atumnal.

Femonena serupa akan kembali terjadi pada tahun 2040 (1462 H) di mana awal puasa terjadi di dekat ekuinoks autumnal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Arif Budianto

Terbaru