IKN NUSANTARA - Pohon hayat adalah pohon kalpataru atau disebut juga sebagai pohon kehidupan. Pohon hayat dijadikan sebagai logo Ibu Kota Nusantara (IKN) yang secara resmi diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa, 30 Mei 2023 di Istana Negara.
Logo IKN pohon hayat ini nantinya akan menjadi identitas visual bagi IKN tersebut memiliki tema Pohon Hayat dengan sejumlah makna di dalamnya.
“Pohon Hayat ini adalah pohon kehidupan dan kita semuanya berharap logo Pohon Hayat ini akan menginspirasi IKN untuk menciptakan tempat kehidupan baru bagi kita semuanya, yang menjadi sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat Indonesia nantinya,” ujar Presiden dikutip dari laman Presiden Republik Indonesia.
Lalu, apa itu pohon hayat?
Baca Juga: Antisipasi perubahan iklim, AEON Environmental (AEF) ikut tanam mangrove
Makna logo IKN pohon hayat
Dirangkum dari Kompas TV (31/5/2023), makna logo IKN nusantara pohon hayat itu yakni:
- Lima akar di bagian bawah yang mewakili Pancasila
- Tujuh batang di bagian tengah sebagai representasi tujuh pulau besar di Indonesia
- Bunga 17 kelopak di bagian atas yang berarti tanggal kemerdekaan Republik Indonesia.
Jokowi berharap logo IKN Nusantara yang terpilih itu bisa menciptakan kehidupan baru sekaligus simbol kehidupan bagi seluruh masyarakat Indonesia di masa mendatang.
Baca Juga: Perayaan HUT ke-65 Astra Berlanjut di Wilayah Sumatra, Hadirkan Tema Lingkungan
Apa itu pohon hayat?
Pohon hayat adalah pohon kalpataru. Pohon kalpataru sebagai lambang kehidupan merupakan pohon dari keluarga Moraceae Genus Ficus dengan nama ilmiah Ficus Religiosa.
Dirangkum dari laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di India secara umum pohon kalpataru lebih dikenal dengan nama pohon bodhi.
Dalam agama Budha, pohon bodhi ini dikaitkan dengan pencerahan yang diterima Pangeran Siddhartha Gautama.
Baca Juga: Ini Kata Aulia Akbar Setelah Karyanya Pohon Hayat Terpilih Jadi Logo IKN
Masyarakat Indonesia, selain menyebut pohon bodhi juga terkadang dinamakan pohon waringin atau beringin yang memiliki makna yang sama yaitu sebagai pohon pelindung dan penghidupan.
Kalpataru berasal dari bahasa Sansekerta dari dua kata yaitu kata "kalp" yang berarti "ingin" atau "keinginan". Pohon ini dulu diyakini sebagai pohon yang dapat mengabulkan segala keinginan manusia yang memujanya.
Dalam mitologi Hindu, pohon ini mencerminkan suatu tatanan lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang serta merupakan tatanan yang menggambarkan keserasian hutan, tanah, air, udara, dan makhluk hidup.
Baca Juga: Jokowi Luncurkan Logo IKN dengan Tema Pohon Hayat, Ini Artinya
Muncul di kitab Jawa Kuno, prasasti, dan relief
Istilah Kalpataru banyak di singgung dalam kitab kesusateraan India awal. Misalnya Kitab Purana, Ramayana, Buvanakosa, Vayupurana, Meghaduta, dan Bhanabata.
Namun, dalam dokumen Sansekerta tidak menyebutkan secara spesifik atau menghubungkannya dengan pohon tertentu.
Baca Juga: Resmi Jokowi Luncurkan Logo IKN, Logo Bertema Pohon Hayat Terpilih
Pohon kalpataru secara umum juga sudah banyak dikenal baik dalam manuskrip Jawa Kuno yaitu Kitab Kakawin Ramayana, Kitab Negarakertagama, dan Kuncarakarna Dharmakathana.
Penyebutan istilah kalpataru dan yang sejenis, juga terdapat dalam kitab Udyogaparwa, Brahmandapurana, Ramayana, Arjunawiwaha, dan Hariwijaya.
Di Indonesia, sumber tertulis pertama yang menyebutkan istilah kalpataru kemungkinan besar adalah Prasasti Yupa peninggalan Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai.
Baca Juga: Link Website Lomba Pilih Logo IKN Berhadiah Motor Listrik & Cara Ikutnya
Selanjutnya cerita Tantu Panggelaran menyinggung suatu tempat bernama Hiranyapura yang dipenuhi dengan kalpataru. Selain itu, pohon kalpataru juga muncul dalam Prasasti Puhsarang Kubur Panjang dan Prasasti Timang.
Sumber lain juga menyebutkan bahwa pohon kalpataru terdapat di relief candi misalnya Candi Prambanan, Candi Plaosan, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudur, Candi Jago, dan Makam Islam Sendang Dhuwur.
Pohon kalpataru yang muncul sebagai hiasan di candi biasanya berupa pohon yang dihiasi manik-manik dan permata.
Baca Juga: Indonesia harus merdeka dari ketergantungan energi fosil
Pada relief candi, penggambaran kalpataru selalu bertumpu pada lima ciri utama, yaitu binatang pengapit, jambangan bunga, untaian manik-manik atau mutiara, payung, dan burung.
Binatang pengapit merupakan simbol dari pohon agar tetap suci dan jauh dari gangguan setan. Jambangan bunga merupakan simbol kekayaan, kemakmuran, dan kesuburan.
Hal ini digambarkan oleh untaian manik-manik atau mutiara. Payung merupakan simbol kesucian.
Baca Juga: Pajak karbon mendukung pertumbuhan energi terbarukan
Sedangkan burung Kinnara-Kinnari (makhluk berwujud setengah manusia dan setengah burung) adalah makhluk penjaga pohon dan sekaligus lambang kehidupan.
Demikian penjelasan mengenai pohon kalpataru atau pohon hayat yang menjadi logo IKN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News