MINYAK GORENG - pratayang sabtu/ Minyak goreng curah adalah minyak goreng sawit yang dijual ke konsumen dalam kondisi tidak dikemas dan tidak memiliki label atau merek.
Pengertian minyak goreng curah tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah.
Minyak goreng curah kini menjadi primadona bagi pedagang lantaran mahalnya harga minyak goreng dalam kemasan.
Dikutip dari Kompas.com (6/4/2022), pemerintah sudah memutuskan mensubsidi minyak goreng curah jadi Rp 14.000 per liter sejak pertengahan Maret 2022. Namun, hingga pekan pertama April 2022, minyak goreng curah Rp 14.000 masih sulit ditemukan.
Sebelumnya, pemerintah lewat Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah menetapkan aturan lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 11/2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah per 16 Maret 2022.
Dalam aturan tersebut ditetapkan HET minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Baca Juga: Ini Kata Apkasindo Soal Kelapa Sawit Tidak Dapat Alokasi Pupuk Subsidi
Apakah minyak goreng curah berbahaya?
Dikutip dari laman resmi Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), harga minyak goreng curah bisa lebih murah karena tidak ada biaya pengemasan.
Sedangkan biaya pengemasan minyak kemasan bisa mencapai 12% dari total biaya produksi minyak goreng kemasan. Dengan kata lain, harga minyak goreng curah setidaknya bisa lebih murah 12% dari minyak goreng kemasan.
Minyak goreng curah didistribusi dari pabrik dalam drum berukuran 180 liter ke agen yang akan mengemasnya kembali dalam jerigen berukuran 10 liter hingga 20 liter. Jeriken lalu disalurkan ke pedagang eceran yang menjualnya kepada penjual dalam kemasan plastik.
Baca Juga: Mekanisme Pencairan BLT Pangan Termasuk BLT Minyak Goreng, Ada 3 Cara
Minyak goreng curah biasanya dijual ke pasar tradisional, bukan pasar modern, sehingga biaya distribusi lebih murah dari minyak goreng dalam kemasan. Namun, penjualan minyak goreng curah dinilai kurang higienis karena tidak dikemas dengan baik, sehingga kandungan vitamin A dan D berkurang.
Selain itu, hati-hati bahwa minyak goreng curah terkadang ada yang berasal dari minyak bekas atau jelantah yang disaring dengan zat tertentu, sehingga biaya produksinya jauh lebih murah dari minyak curah dari pabrik langsung.
Biasanya, minyak goreng curah yang harganya tak sampai separuh dari minyak goreng kemasan berasal dari minyak jelantah. Harga minyak bekas itu bisa 2.000 per liter. Kemudian, diolah dengan biaya 700 per liter.
Proses pemanasan tinggi akan menghasilkan asam lemak bebas, senyawa karbonil, dan peroksida yang dapat menyebabkan keracunan kronis. Minyak goreng bekas yang terus menerus digunakan mengandung senyawa berbahaya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News