Arti resesi, dampak, penyebab, dan pertumbuhan minus ekonomi RI

Rabu, 12 Agustus 2020 | 10:08 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Arti resesi, dampak, penyebab, dan pertumbuhan minus ekonomi RI

ILUSTRASI. JAKARTA,16/07-SULITNYA MENDAPATKAN PROYEK KONSTRUKSI. Pekerja konstruksi berada di rangka proyek pembangunan LRT Jakarta, Kamis (16/07). Sektor konstruksi di Indonesia tengah bangkit setelah tekanan panjang beberapa bulan lalu seiring terjadinya tekanan e


Penyebab resesi 

Ada beberapa yang menyebabkan resesi, mulai dari goncangan ekonomi secara tiba-tiba hingga dampak dari inflasi yang tidak terkendali. 

Berikut beberapa penyebab resesi:

1. Guncangan ekonomi yang tiba-tiba

Wabah virus corona yang memukul sektor ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh yang lebih baru dari goncangan ekonomi yang tiba-tiba.

Contoh lain, pada 1970-an, OPEC memutus pasokan minyak ke AS tanpa peringatan, menyebabkan resesi, belum lagi adanya antrean tak berujung di pompa bensin.

2. Utang yang berlebihan

Ketika individu atau dunia usaha mengambil terlalu banyak utang, mereka bisa terjebak ke gagal bayar utang. 

Terjadinya gagal bayar ini lah yang membuat kebangkrutan dan membalikkan perekonomian. 

3. Gelembung aset

Investasi berlebihan di pasar saham atau real estate diibaratkan seperti gelembung yang bisa membesar. Ketika gelembung meletus, terjadi penjualan dadakan yang dapat menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi. 

Baca Juga: Indef menilai program bansos pemerintah belum efektif dorong daya beli di kuartal III

4. Terlalu banyak inflasi

Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik seiring waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya. 

Bank sentral mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan kegiatan ekonomi. 

Pada 1970-an, inflasi yang tidak terkendali menjadi masalah di AS. Bank sentral AS atau The Fed pun dengan cepat menaikkan suku bunga, yang menyebabkan resesi.

5. Terlalu banyak deflasi 

Deflasi adalah ketika harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah berkontraksi, yang selanjutnya menekan harga. 

Ketika siklus deflasi tidak terkendali, orang-orang dan bisnis berhenti belanja, yang akibatnya merongrong perekonomian.

Contohnya, pada 1990-an, Jepang harus berjuang melawan deflasi yang membuatnya terpuruk dalam resesi. 

6. Perubahan teknologi

Penemuan baru meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang, tetapi mungkin ada periode jangka pendek penyesuaian terhadap terobosan teknologi. 

Pada abad ke-19, Revolusi Industri membuat seluruh profesi tergusur teknologi, memicu resesi dan masa-masa sulit. Saat ini, beberapa ekonom khawatir bahwa AI dan robot dapat menyebabkan resesi dengan menghilangkan seluruh kategori pekerjaan.

Baca Juga: Tengok prospek dan sentimen peyokong kinerja reksadana offshore Eastspring

Editor: Virdita Ratriani
Terbaru