PROFIL - Raden Ayu Lasminingrat menjadi Google Doodle hari ini, Rabu (29/3/2023). Google Doodle merayakan ulang tahun ke-169 Raden Ayu Lasminingrat.
Nama Raden Ayu Lasminingrat mungkin masih terdengar asing bagi masyarakat Indonesia. Padahal banyak dedikasi Raden Ayu Lasminingrat terutama di bidang pendidikan dan kepenulisan bagi perempuan Sunda.
Raden Ayu Lasminingrat adalah pelopor pergerakan perempuan di bidang pendidikan dan kepenulisan. Pada saat Raden Ayu Lasminingrat berkarya, pelopor pendidikan yakni Raden Ajeng Kartini, Raden Dewi Sartika, dan Rahman El-Yunusiyah belum lahir.
Baca Juga: Simak 6 Fakta Menarik Raden Ayu Lasminingrat, Ikon Google Doodle Hari Ini
Namun, nama Raden Ayu Lasminingrat tidak pernah terdengar dalam sejarah pergerakan kaum perempuan. Nama Raden Ayu Lasminingrat tenggelam dibawah nama ketiga tokoh tersebut.
Tetapi, karya-karya Raden Ayu Lasminingrat masih banyak ditemukan sebagai buku bacaan di Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar di Jawa Barat. Jejak perjuangan Raden Ayu Lasminingrat juga masih dapat dilihat dari sekolah hasil perjuangannya yang masih berdiri Kota Garut.
Bangunan sekolah itu oleh pemerintah provinsi telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan yang dilindungi atau dengan kata lain termasuk kategori Bangunan Cagar Budaya (BCB) di kota Garut.
Lantas, seperti apa biografi Raden Ayu Lasminingrat?
Baca Juga: Mau WhatsApp Tetap Aman dan Anti Bobol? Yuk Ikuti 8 Tips Meningkatkan Keamanan WA
Biografi singat Raden Ayu Lasminingrat
Dirangkum dari laman Dinas Kebudayaan DIY, Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada tahun 1843. Raden Ayu Lasminingrat adalah putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria.
Raden Ayu Lasminingrat memiliki kecerdasan luar biasa. Lasminingrat mendapat pendidikan di sekolah Belanda di daerah Sumedang.
Baca Juga: Kenali Safety Loading Sebelum Memulai Persiapan Mudik 2023
Selama di Sumedang, Raden Ayu Lasminingrat diasuh oleh teman Belanda ayahnya, Levyson Norman. Karena didikan Norman, Lasminingrat tercatat sebagai perempuan pribumi satu-satunya yang mahir dalam menulis dan berbahasa Belanda pada masanya.
Raden Ayu Lasminingrat adalah istri kedua dari Rd. Adipati Aria Wiratanudatar VII, Bupati Garut.
Raden Ayu Lasminingrat meninggal pada 10 April 1948 dalam usia 105 tahun. Jenazahnya dimakamkan di belakang Mesjid Agung Garut, berdampingan dengan makam suaminya.
Baca Juga: Mau voucher Gratis? Gunakan Kode Redeem FF Hari ini 28 Maret 2023
Perjuangan Raden Ayu Lasminingrat di bidang pendidikan
Perjuangan Raden Ayu Lasminingrat diawali dari dunia kepenulisan. Salah satu karyanya adalah buku Carita Erman yang merupakan terjemahan dari Christoph von Schmid.
Dalam usia ke 32 tahun, Raden Ayu Lasminingrat berhasil menyadurkan banyak cerita karya Grimm yang popular di Eropa.
Baca Juga: Link Download Lagu Sahur Ramadhan 2023 Lucu, Ada Suara Mimi Peri Viral
Tujuan penyadurannya itu tidak lain agar kaumnya dapat membaca karya-karya penulis Eropa tersebut dan mengambil hikmahnya oleh kaum perempuan Sunda.
Pada 1875, kumpulan sadurannya itu diterbitkan untuk pertama kali oleh percetakan milik pemerintah, Landsdrukkerji dengan judul Tjarita Erman.
Pada tahun berikutnya atau tahun 1876 terbit karyanya yang kedua yang diberi judul Warnasari.
Baca Juga: Muncul Notif Aksesori Ini Mungkin Tidak Didukung di iPhone, Begini Cara Memperbaiki
Karya Raden Ayu Lasminingrat tersebut telah menjadi salah satu buku pelajaran bukan saja di Garut, tetapi tersebar hingga daerah luar Jawa yang diterjemahkan dalam Bahasa Melayu.
Setelah menikah, perhatian Raden Ayu Lasminingrat beralih ke bidang pendidikan, khususnya pendidikan untuk perempuan.
Pada 1911, Raden Ayu Lasminingrat mendirikan Sekolah Kautamaan Puteri setelah berhasil mendukung usaha Dewi Sartika mendirikan Sakola Kautamaan Putri.
Demikian ulasan mengenai biografi Raden Ayu Lasminingrat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News