Gempa Mengguncang Gunung Berapi Alaska, Apakah Letusan Besar Sudah Dekat?

Rabu, 05 Maret 2025 | 13:37 WIB   Reporter: Handoyo
Gempa Mengguncang Gunung Berapi Alaska, Apakah Letusan Besar Sudah Dekat?

ILUSTRASI. Gunung Spurr di Alaska, yang menjulang setinggi 3.370 meter di atas permukaan laut, menunjukkan peningkatan aktivitas seismik yang signifikan.. Sumber foto : imgur.com


ERUPSI GUNUNG - JAKARTA. Gunung Spurr di Alaska, yang menjulang setinggi 3.370 meter di atas permukaan laut, menunjukkan peningkatan aktivitas seismik yang signifikan.

Ribuan gempa kecil telah terdeteksi di sekitar gunung dalam beberapa bulan terakhir, menimbulkan kekhawatiran bahwa gunung berapi ini bisa segera mengalami erupsi.

Para ahli dari Alaska Volcano Observatory (AVO) memperkirakan kemungkinan erupsi saat ini berada di angka 50 persen, setelah mencermati pola aktivitas yang meningkat selama 10 bulan terakhir.

Sejarah Erupsi Gunung Spurr dan Dampaknya

Mengutip sciencealert, Gunung Spurr memiliki catatan erupsi yang cukup signifikan. Pada tahun 1953, gunung ini meletus dan menghasilkan kolom abu vulkanik yang mencapai lebih dari 10.000 meter di atas permukaan laut.

Dampaknya, kota Anchorage yang berjarak 130 kilometer dari gunung ini tertutup abu, mengganggu aktivitas masyarakat. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam erupsi ini.

Erupsi terakhir terjadi pada tahun 1992 dengan tiga letusan yang berlangsung dalam rentang beberapa bulan. Bandara di Anchorage terpaksa ditutup selama 20 jam akibat abu vulkanik yang menyelimuti wilayah tersebut. Satu korban jiwa dilaporkan akibat serangan jantung saat membersihkan abu, sementara kerugian material mencapai jutaan dolar.

Baca Juga: Asteroid Sebesar Patung Liberty Mengancam Bumi! Ilmuwan Peringatkan Dampak Bahayanya

Indikasi Peningkatan Aktivitas Vulkanik

Laporan terbaru dari United States Geological Survey (USGS) menunjukkan bahwa sejumlah besar gempa dangkal telah terdeteksi di bawah sisi utara kawah utama Gunung Spurr.

Selain itu, gunung ini mengalami pembengkakan sekitar 6,4 cm, yang dapat mengindikasikan akumulasi magma di bawah permukaan.

Para vulkanolog juga mengamati peningkatan suhu di sekitar fumarola atau ventilasi gas di puncak gunung. Meskipun tanda-tanda ini mengarah pada potensi erupsi, masih ada kemungkinan bahwa aktivitas ini tidak berujung pada letusan, seperti yang terjadi pada 2004 dan 2012 ketika gejala serupa tidak diikuti oleh erupsi.

Ancaman bagi Kota Anchorage dan Sekitarnya

Dengan populasi sekitar 286.075 jiwa, Anchorage berisiko terkena dampak langsung jika Gunung Spurr meletus. Awan abu vulkanik dapat mengganggu penerbangan, mencemari sumber air, dan menyebabkan masalah pernapasan bagi penduduk.

Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa abu vulkanik dapat mengendap dengan ketebalan yang cukup signifikan, sehingga mempersulit mobilitas dan aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Ilmuwan Akhirnya Memecahkan Misteri Segitiga Bermuda yang Membingungkan Para Ahli

Mitigasi dan Kesiapan Menghadapi Erupsi

Para ilmuwan USGS dan AVO terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Spurr. Mereka menegaskan bahwa sebelum erupsi terjadi, biasanya ada peningkatan aktivitas yang lebih intens, termasuk perubahan signifikan pada gempa, deformasi tanah, dan aktivitas fumarola.

Masyarakat di sekitar Anchorage disarankan untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan meliputi:

  • Memantau informasi resmi dari USGS dan AVO terkait perkembangan terbaru.

  • Menyiapkan masker N95 untuk melindungi saluran pernapasan dari abu vulkanik.

  • Mempersiapkan cadangan air bersih dan makanan untuk menghadapi kemungkinan gangguan logistik.

  • Menghindari aktivitas luar ruangan saat hujan abu terjadi.

Selanjutnya: OJK Bakal Bayar Rp 180 Miliar Bagi Pemegang Poli Jiwasyara yang Tolak Restrukturisasi

Menarik Dibaca: Berikut Ini Tips Jaga Kesehatan di Bulan Ramadhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo
Terbaru