Hari Radiologi 8 November: Kisah Roentgen, Penemu Sinar-X Roentgen dan Penerima Nobel

Rabu, 08 November 2023 | 09:29 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Hari Radiologi 8 November: Kisah Roentgen, Penemu Sinar-X Roentgen dan Penerima Nobel

ILUSTRASI. Wilhem Conrad Roentgen, penemu sinar-X Roentgen.


KESEHATAN - Hari Radiologi Sedunia diperingati setiap tanggal 8 November. Hari Radiologi diperingati berdasarkan sejarah penemuan sinar-X atau dikenal sebagai rontgen. Sejarah rontgen atau sinar-X pertama kali ditemukan oleh dr. Wilhem Conrad pada 8 November 1895. 

Sinar-X adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik, mirip dengan cahaya tampak. Berbeda dengan cahaya, sinar-X memiliki energi yang lebih tinggi dan dapat menembus sebagian besar objek, termasuk tubuh. 

Sinar-X medis digunakan untuk menghasilkan gambar jaringan dan struktur di dalam tubuh. Temuan ini sangat signifikan dampaknya bagi dunia medis. Hanya setahun setelah penemuannya, sinar-X sudah digunakan untuk diagnosis medis.  

Hari Radiologi Internasional ditetapkan pada tahun 2011 sebagai tindak lanjut dari Hari Radiologi Eropa. Pada hari ini semua organisasi radiologi merayakannya.

Lantas, seperti apa sejarah penemuan sinar-X?

Baca Juga: Cegah Kanker Payudara Sejak Dini, Itama Ranoraya Serukan Pemeriksaan Rutin

Biografi Wilhem Conrad Roentgen 

Foto sinar-X pertama

Meski dikenal sebagai penemu sinar-X, namun karier ilmiah Roentgen awalnya dilanda kesulitan. Sebagai mahasiswa di Belanda, ia dikeluarkan dari Sekolah Teknik Utrecht karena lelucon yang dilakukan oleh siswa lain. 

Dirangkum dari laman American Physical Society, tidak adanya ijazah yang sesuai awalnya menghalangi dia untuk mendapatkan posisi di Universitas Würzburg bahkan setelah ia menerima gelar doktor, meskipun ia akhirnya diterima. 

Kemudian, pada musim gugur 1895, dr. Wilhelm Conrad Roentgen tertarik mengerjakan eksperimen tabung katoda.

Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) Menyebut Ada Peningkatan Pemeriksaan ISPA

Dia terkejut mendapati fluoresensi dari lempeng berlapis barium platinosianida yang tergeletak pada bangku yang berjarak sekian dari tabung katoda Hittorf berenergi, yang tidak tembus cahaya. 

Pengulangan eksperimen memperoleh hasil yang sama, meskipun lempeng barium platinosianida semakin dijauhkan, sampai sekitar 2 meter dari tabung.

Mengingat tabung itu terisolasi dari cahaya tampak, dan bahwa sinar katoda hanya mampu menembus beberapa sentimeter udara, maka diyakini terdapat suatu jenis sinar yang baru yang berasal dari tabung tersebut.

Roentgen pun mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya meneliti hal tersebut dengan intensif.

Baca Juga: Rusia Berharap Raih Cuan dari Larangan Ekspor Makanan Laut Jepang oleh China

Eksperimen lebih lanjut mengungkapkan bahwa jenis sinar baru ini mampu menembus sebagian besar zat, termasuk jaringan lunak tubuh, namun hanya menyisakan tulang dan logam yang terlihat.

Salah satu pelat fotografi paling awal dari eksperimennya adalah film tangan istrinya Bertha, dengan cincin kawinnya terlihat jelas.

Saat diperlihatkan, Bertha nyaris tidak percaya bahkan sampai gemetar, karena dapat melihat tulang tangannya sendiri. 

Baca Juga: Hakim Batal Bacakan Putusan Karena Lukas Enembe Dirawat di RSPAD

Penamaan sinar-X Roentgen

Untuk menguji pengamatannya dan meningkatkan data ilmiahnya, Roentgen melakukan eksperimen yang direncanakan dan dilaksanakan dengan cermat selama tujuh minggu. 

Pada tanggal 28 Desember, ia menyampaikan hasil temuannya pertamanya, pada "On a New Kind of Rays," dalam Proceedings of the Würzburg Physico-Medical Society.

Pada Januari 1896 ia melakukan presentasi publik pertamanya. Dia membuat demonstrasi dengan membuat piring tangan seorang ahli anatomi, yang mengusulkan agar penemuan baru tersebut diberi nama "Sinar Roentgen".

Baca Juga: Itama Ranoraya: Pemeriksaan Rutin Bantu Deteksi Dini Potensi Kanker Payudara

Anugerah Hadiah Nobel

Roentgen dianugerahi Hadiah Nobel pertama dalam bidang fisika pada tahun 1901 atas penemuannya. Saat ini, Roentgen dikenal luas sebagai seorang eksperimentalis brilian yang tidak pernah mencari penghargaan atau keuntungan finansial untuk penelitiannya. 

Roentgen menolak gelar yang akan memberinya masuk ke dalam bangsawan Jerman, dan menyumbangkan uang Hadiah Nobelnya ke universitasnya. 

Meskipun ia menerima gelar kehormatan doktor kedokteran yang ditawarkan oleh universitasnya sendiri, ia tidak pernah mengambil hak paten apa pun atas sinar-X, untuk memastikan bahwa dunia dapat dengan bebas mengambil manfaat dari karyanya.

Demikian sejarah sinar-X Roentgen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru