ALAM SEMESTA - JAKARTA. Kapan matahari akan mati atau redup? Para ilmuwan telah membuat prediksi tentang akhir dari Tata Surya kita.
Sebelumnya, para astronom mengira peristiwa itu akan berubah menjadi nebula planet, yakni gelembung gas dan debu yang bercahaya.
Sebuah tim astronom internasional membaliknya lagi pada tahun 2018 dan mereka menemukan bahwa nebula planet memang merupakan mayat Matahari yang paling mungkin.
Jadi, kapan Matahari mati?
Ilmuwan menjelaskan bahwa Matahari kita berusia sekitar 4,6 miliar tahun, ini diukur berdasarkan usia benda-benda lain di Tata Surya yang terbentuk sekitar waktu yang sama.
Berdasarkan pengamatan bintang-bintang lain, para astronom memperkirakan, Matahari akan mencapai akhir hidupnya dalam waktu sekitar 10 miliar tahun lagi.
Dilansir dari Science Alert, Senin (6/9/2021), dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan berubah menjadi raksasa merah. Inti bintang ini akan menyusut, tetapi lapisan luarnya akan meluas ke orbit Mars, menelan planet Bumi dalam prosesnya.
Baca Juga: Baru terdeteksi setelah beberapa jam, asteroid kecil ini begitu dekat dengan Bumi
Dalam studi yang menjelaskan kapan Matahari kita mati atau redup, para ilmuwan menjelaskan bahwa kecerahan Matahari terus meningkat sekitar 10 persen setiap miliar tahun.
Sepertinya, peningkatan kecerahan Matahari ini tidak banyak, tetapi ternyata itu akan mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan kita akan menguap, dan permukaannya akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa, agar nebula planet yang terang dapat terbentuk, bintang awal harus berukuran dua kali lebih besar dari Matahari.
Baca Juga: Pecah rekor, Eropa mengalami musim panas paling gerah di tahun ini
Namun, studi tahun 2018 menggunakan pemodelan komputer untuk menentukan bahwa, seperti 90 persen bintang lainnya, Matahari kita kemungkinan besar akan menyusut dari raksasa merah menjadi katai putih dan kemudian berakhir sebagai nebula planet.
Astrofisikawan Albert Zijlstra dari University of Manchester di Inggris, salah satu penulis makalah yang menjelaskan kapan Matahari kita mati, mengatakan ketika sebuah bintang mati, ia mengeluarkan massa gas dan debu, yang dikenal sebagai selubungnya, ke luar angkasa.
"Selubung itu bisa mencapai setengah massa bintang. Ini mengungkapkan inti bintang, yang pada titik ini kehidupan bintang sedang berjalan. kehabisan bahan bakar, akhirnya mati dan sebelum akhirnya mati," jelas Zijlstra dalam studi yang telah dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy.
Selanjutnya, kata Zijlstra, inti panas membuat selubung yang terlontar bersinar terang selama sekitar 10.000 tahun, periode singkat dalam astronomi. Inilah yang membuat nebula planet terlihat.
Baca Juga: Bisakah seseorang tinggal di planet Mars selamanya? Siap-siap kecele!
Model data yang dibuat tim sebenarnya memprediksi siklus hidup berbagai jenis bintang di alam semesta, untuk mengetahui kecerahan nebula planet yang terkait dengan massa bintang yang berbeda.
Nebula planet relatif umum di seluruh alam semesta yang dapat diamati, dengan yang terkenal termasuk Nebula Helix, Nebula Mata Kucing (Cat's Eye), Nebula Cincin (Ring Nebula), dan Nebula Gelembung (Bubble Nebula).
Nebula-nebula ini dinamai nebula planet bukan karena memiliki hubungan dengan planet, tetapi karena saat pertama kali ditemukan oleh William Hershel pada akhir abad ke-18, nebula-nebula ini mirip planet saat diamati dari teleskop.
Baca Juga: Asteroid ini menandai bahwa lebih dari 1000 asteroid pernah mendekati Bumi
Hampir 30 tahun yang lalu, para astronom memperhatikan sesuatu yang aneh. Nebula planet paling terang di galaksi lain semuanya memiliki tingkat kecerahan yang hampir sama.
Artinya bahwa setidaknya secara teoritis, dengan melihat nebula planet di galaksi lain, para astronom dapat menghitung seberapa jauh mereka. Data menunjukkan bahwa ini benar, tetapi modelnya bertentangan, dan ini telah membuat para ilmuwan kesal sejak penemuan itu dibuat.
"Bintang tua bermassa rendah seharusnya membuat nebula planet yang jauh lebih redup daripada bintang muda yang lebih masif. Ini telah menjadi sumber konflik selama 25 tahun terakhir," kata Zijlstra Namun, model 2018 telah memecahkan masalah ini dengan menunjukkan bahwa Matahari berada di sekitar batas bawah massa untuk sebuah bintang yang dapat menghasilkan nebula yang terlihat.
"Kami sekarang tidak hanya memiliki cara untuk mengukur keberadaan bintang-bintang berusia beberapa miliar tahun di galaksi-galaksi jauh, yang merupakan kisaran yang sangat sulit diukur, kami bahkan telah menemukan apa yang akan dilakukan Matahari ketika ia mati!," kata Zijlstra.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Matahari Kita Akan Mati? Ilmuwan Temukan Jawabannya"
Penulis : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Selanjutnya: Hasil observasi menunjukkan manusia dapat bereproduksi di Mars
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News