Kapan matahari kita akan mati? Ini prediksi ilmuwan

Sabtu, 11 September 2021 | 07:55 WIB Sumber: Kompas.com
Kapan matahari kita akan mati? Ini prediksi ilmuwan

ILUSTRASI. Kapan matahari akan mati atau redup? Para ilmuwan telah membuat prediksi tentang akhir dari Tata Surya kita. STREVOR JONES / @ASTROBACKYARD/via REUTERS


ALAM SEMESTA - JAKARTA. Kapan matahari akan mati atau redup? Para ilmuwan telah membuat prediksi tentang akhir dari Tata Surya kita. 

Sebelumnya, para astronom mengira peristiwa itu akan berubah menjadi nebula planet, yakni gelembung gas dan debu yang bercahaya. 

Sebuah tim astronom internasional membaliknya lagi pada tahun 2018 dan mereka menemukan bahwa nebula planet memang merupakan mayat Matahari yang paling mungkin. 

Jadi, kapan Matahari mati? 

Ilmuwan menjelaskan bahwa Matahari kita berusia sekitar 4,6 miliar tahun, ini diukur berdasarkan usia benda-benda lain di Tata Surya yang terbentuk sekitar waktu yang sama. 
Berdasarkan pengamatan bintang-bintang lain, para astronom memperkirakan, Matahari akan mencapai akhir hidupnya dalam waktu sekitar 10 miliar tahun lagi. 

Dilansir dari Science Alert, Senin (6/9/2021), dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan berubah menjadi raksasa merah. Inti bintang ini akan menyusut, tetapi lapisan luarnya akan meluas ke orbit Mars, menelan planet Bumi dalam prosesnya. 

Baca Juga: Baru terdeteksi setelah beberapa jam, asteroid kecil ini begitu dekat dengan Bumi

Dalam studi yang menjelaskan kapan Matahari kita mati atau redup, para ilmuwan menjelaskan bahwa kecerahan Matahari terus meningkat sekitar 10 persen setiap miliar tahun. 
Sepertinya, peningkatan kecerahan Matahari ini tidak banyak, tetapi ternyata itu akan mengakhiri kehidupan di Bumi. Lautan kita akan menguap, dan permukaannya akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air. 

Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa, agar nebula planet yang terang dapat terbentuk, bintang awal harus berukuran dua kali lebih besar dari Matahari. 

Baca Juga: Pecah rekor, Eropa mengalami musim panas paling gerah di tahun ini

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru