Hampir 30 tahun yang lalu, para astronom memperhatikan sesuatu yang aneh. Nebula planet paling terang di galaksi lain semuanya memiliki tingkat kecerahan yang hampir sama.
Artinya bahwa setidaknya secara teoritis, dengan melihat nebula planet di galaksi lain, para astronom dapat menghitung seberapa jauh mereka. Data menunjukkan bahwa ini benar, tetapi modelnya bertentangan, dan ini telah membuat para ilmuwan kesal sejak penemuan itu dibuat.
"Bintang tua bermassa rendah seharusnya membuat nebula planet yang jauh lebih redup daripada bintang muda yang lebih masif. Ini telah menjadi sumber konflik selama 25 tahun terakhir," kata Zijlstra Namun, model 2018 telah memecahkan masalah ini dengan menunjukkan bahwa Matahari berada di sekitar batas bawah massa untuk sebuah bintang yang dapat menghasilkan nebula yang terlihat.
"Kami sekarang tidak hanya memiliki cara untuk mengukur keberadaan bintang-bintang berusia beberapa miliar tahun di galaksi-galaksi jauh, yang merupakan kisaran yang sangat sulit diukur, kami bahkan telah menemukan apa yang akan dilakukan Matahari ketika ia mati!," kata Zijlstra.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Matahari Kita Akan Mati? Ilmuwan Temukan Jawabannya"
Penulis : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas
Selanjutnya: Hasil observasi menunjukkan manusia dapat bereproduksi di Mars
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News