Kisah Nitisemito, Raja Rokok Kretek Pribumi di Indonesia Pada Masa Kolonial

Selasa, 07 November 2023 | 13:52 WIB   Penulis: Virdita Ratriani
Kisah Nitisemito, Raja Rokok Kretek Pribumi di Indonesia Pada Masa Kolonial

ILUSTRASI. Nitisemito


Sejarah Rokok Kretek - Sejarah rokok kretek di Indonesia tidak lepas dari sosok Nitisemito. Nitisemito adalah pengusaha pribumi yang merintis produksi rokok dalam skala industri di Indonesia pada masa kolonial. 

Nitisemito berjaya sebagai pengusaha rokok kretek asal Kudus dengan pabrik rokok cap Tiga Bal. Pabrik rokok Nitisemito berjaya di masa Hindia Belanda sejak 1922 hingga 1940. 

Lantas, bagaimana kisah Nitisemito menjadi pengusaha rokok kretek sukses di Indonesia? 

Baca Juga: Ramai Serial Gadis Kretek, Seperti Apa Sejarah Rokok Kretek di Indonesia?

Biografi Nitisemito

Industri rokok kretek di Kudus diperkirakan muncul pertama kali sekitar tahun 1870 hingga 1880. Nitisemito adalah sosok yang membuat pembuatan rokok kretek menjadi sebuah industri skala besar.

Dirangkum dari laman Bea Cukai, Nitisemito lahir di Kudus, Jawa Tengah dengan nama Roesdi pada 1863. Ayahnya adalah Haji Soelaiman seorang lurah di Desa Janggalan, Kudus. Sedangkan ibunya bernama Markanah.

Roesdi kala itu tidak berkeingan untuk menggantikan kedudukan ayahnya sebagai lurah dan memilih untuk berwira usaha. 

Dia sempat menjadi pengusaha konveksi pada usia 17 tahun. Namun, usaha itu gagal dan kemudian beralih usaha lain menjadi penjual minyak kelapa, berjualan kerbau, hingga menjadi kusir dokar.

Pada saat menjadi kusir dokar tersebut, Nitisemito juga nyambi berjualan tembakau. Di sinilah awal Nitisemito merambah dunia usaha pembuatan rokok kretek. 

Baca Juga: Sinopsis Gadis Kretek di Netflix Dibintangi Dian Sastro Tayang Besok, Ini Trailernya

Awal terjun ke industri rokok kretek 


Rokok Nitisemito atau Bal Tiga

Suatu ketika, Nitisemito yang gemar merokok bertemu dengan Nasilah, seorang perempuan pembuat rokok klobot. 

Pada 1894, Nitisemito akhirnya menjadikan Nasilah istrinya. Bersama Nasilah itulah, dia mengembangkan usaha rokok kretek yang kemudian menjadi industri yang sangat besar, hingga mempunyai 10 ribu karyawan. 

Namun, dikutip dari Kompas.com (25/2/2023), Nitisemito menjajakan rokok produksinya di warung yang terletak di sebelah barat jembatan Kali Gelas, Kudus.

Pada saat itu, produk rokok belum familier untuk diberi merek. Oleh karena itu, Nitisemito memberi rokoknya dengan nama seadanya seperti Tjap Kodok Mangan Ulo (katak makan ular), Tjap Soempil, hingga Tjap Djeroek. 

Baca Juga: Siap Rilis di Netflix, Intip Jadwal Tayang dan Sinopsis Gadis Kretek di Sini

Nama-nama itu kemudian diejek dan ditertawakan oleh pelanggannya. Baru pada 1905, Nitisemito memberi logo bulatan tiga tanpa nama.

Para pembeli rokok kreteknya kemudian menyebut dengan berbagai nama seperti Tjap Boelatan Tiga, Tjap Boendar Tiga, Tjap Bola Tiga, dan Tjap Bal Tiga, hingga akhirnya Nitisemito memilih nama Tjap Bal Tiga.

Pada 1908, Nitisemito mendaftarkan merek rokok buatannya dengan nama Bal Tiga. Saat itu, rokok Bal Tiga sangat popular, tidak hanya di Kudus, namun juga daerah-daerah lain di Pulau Jawa. 

Selain itu, pada tahun-tahun berikutnya, dia juga melebarkan sayap penjualan rokok Bal Tiga ke luar Pulau Jawa, bahkan hingga ke Singapura.

Baca Juga: Gadis Kretek Teratas, Berikut Daftar Top Series Netflix Hari Ini (6/11)

Strategi pemasaran sewa pesawat foker 

Kesuksesan Nitisemito lantaran dia menerapkan administrasi dan marketing moderen yang tidak dilakukan oleh pengusaha lain pada waktu itu. 

Nitisemito menyewa pesawat foker seharga 200 Gulden untuk mempromosikan rokoknya tersebut. Pesawat itu dibuat untuk menyebarkan pamflet produk rokoknya, di daerah sekitar Jawa Barat dan Jakarta. 

Tidak hanya itu, Nitisemito juga aktif mengikusti pameran-pameran niaga diberbagai daerah. Dalam pameran tersebut, Nitisemito memberikan hadiah, yang diundi bagi siapa saja yang membeli rokok Bal Tiga. 

Baca Juga: 5 Tayangan Indonesia Baru Bulan November di Netflix, Ini Jadwal Tayang Gadis Kretek

Hadiah yang ditawarkan adalah sepeda, yang pada saat itu tergolong kendaraan yang mewah. Nitisemito juga memasarkan rokoknya dengan memasang iklan di surat kabar, majalah, mendirikan stan di pasar malam, dan membentuk grup sandiwara keliling bernama Nitisemito Toneel. 

Untuk mendistribusikan produk rokok Bal Tiga ke daerah-daerah lain di Pulau Jawa, Nitisemito menyediakan beberapa armada mobil untuk membawa puluhan bal (kemasan besar) ke beberapa agen.

Karena keberhasilannya itu, Nitisemito kemudian sangat terkenal sebagai pengusaha pribumi yang sangat sukses.

Baca Juga: Nonton Gadis Kretek di Netflix dan Sinopsisnya, Rekomendasi Tayangan Akhir Pekan

Keruntuhan kerajaan industri rokok kretek Nitisemito

Sayangnya, kemonceran usaha Nitisemito harus meredup setelah kerusuhan antara pengusaha pribumi dan non-pribumi dan tuduhan penggelapan pajak sebesar 160 ribu Gulden. 

Selain itu, tidak adanya penerus bisnis rokok kretek Nitisemito juga membuat perusahaanya hancur.  Nitisemito sebenarnya telah menyiapkan salah seorang pegawai berbakatnya bernama M Karmani untuk dinikahkan dengan putrinya yang kedua. 

Nitisemito sangat mendorong pilihannya ini, sehingga pada bungkus Bola Tiga tertera nama Nitisemito-Karmani. Namun pilihan penerus Nitisemito inilah yang kemudian menuai konflik internal keluarga.

Baca Juga: 6 Serial Indonesia Terpopuler dan Wajib Tonton, Terbaru Ada Gadis Kretek

Ada fitnah yang dilontarkan dari dalam sehingga Karmani diajukan ke pengadilan dengan tuduhan menggelapkan pajak. Tuduhan tidak terbukti dan M Karmani dibebaskan. Namun, peristiwa itu menyebabkan Karmani sakit dan meninggal dunia.

Sementara, Nitisemito pun meninggal pada 7 Maret 1953 dan dimakamkan di Krapyak, Kudus. 

Demikian sejarah rokok kretek di Indonesia dan penemu rokok kretek di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Virdita Ratriani

Terbaru